Pelatih: Peluang Hattrick Marcus/Kevin di All England Terbuka Lebar

28 Februari 2019 13:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyambutan Marcus dan Kevin di Bandara Soetta Foto: ANTARA FOTO/ Muhammad Iqbal
zoom-in-whitePerbesar
Penyambutan Marcus dan Kevin di Bandara Soetta Foto: ANTARA FOTO/ Muhammad Iqbal
ADVERTISEMENT
Pada Minggu, 10 Maret 2019, ada momen yang sangat dinantikan penggemar bulu tangkis se-Indonesia: Hattrick gelar Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di All England. Well, itu pun jika Marcus/Kevin melaju ke final.
ADVERTISEMENT
Sebagai pemilik rekor delapan gelar terbanyak di turnamen BWF plus satu gelar dari Asian Games selama 2018, banyak yang percaya jalan 'Minions' --julukan Marcus/Kevin-- akan mulus untuk menjuarai All England 2019. Sang pelatih, Herry Iman Pierngadi atau akrab disapa Herry IP, juga optimistis.
Ditemui di Pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur, Herry mengatakan bahwa selain memiliki kemampuan individu mumpuni, Marcus/Kevin justru diuntungkan ketika tampil di kandang orang. Menurut Herry, tampil di hadapan pendukung sendiri justru bebannya lebih besar.
"Inginnya hattrick, tiga kali juara, itu target saya dan mereka (Marcus/Kevin). Terbuka banget (peluang). Karena beda, ya, main di Istora dan di luar (negeri). Di Istora sebagai tuan rumah, pendukung banyak. Di samping termotivasi, ada rasa tegang. Main di All England mereka lebih enjoy, tidak diperhatikan semua orang di gedung," kata Herry.
ADVERTISEMENT
"Kalau di Istora, masuk lapangan saja sudah diteriakin. Kalau menang biasa, kalah itu yang luar biasa (beban). Itu yang bisa buat mereka tidak lepas mainnya, apalagi bertemu teman sendiri," imbuhnya.
Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya saat pertandingan babak pertama Daihatsu Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Pada babak pertama All England nanti, Marcus/Kevin sendiri bakal bertemu ganda kawakan China, Liu Cheng/Zhang Nan. Menurut Herry, kans lolos ke babak kedua terbuka lebar mengingat Marcus/Kevin unggul head-to-head 5-1 atas Liu/Zhang. Keduanya juga sudah lama tidak tampil di turnamen dunia. Terakhir kali Liu/Zhang mentas pada turnamen level dunia adalah pada Hong Kong Terbuka, November 2018.
Rintangan terbesar Marcus/Kevin adalah pemain China dan Jepang lain. "Saya rasa (peta persaingan) sama seperti tahun lalu. 2-3 tahun kebelakang Denmark, sekarang sudah dilewati beralih jadi China dan Jepang," ucap Herry.
ADVERTISEMENT
Di seeded All England 2019, ada Li Junhui/Liu Yuchen sebagai unggulan kedua turnamen dan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda sebagai unggulan ketiga disusul Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. Sementara di urutan unggulan kelima, ada wakil Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen.
Kompatriot Marcus/Kevin, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, masing-masing merupakan unggulan keenam dan kedelapan. Indonesia juga diperkuat dua wakil lain, yakni Berry Angriawan/Hardianto dan Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso.
Namun, menurut Herry, banyaknya wakil tidak menjamin Indonesia bisa mendominasi hingga akhir. Selain Ahsan/Hendra, empat wakil berada di pool atas --artinya maksimal bertemu di semifinal. Selain itu, bisa saja kompatriotlah yang justru menjadi batu sandungan bagi 'Minions', alih-alih ganda putra andalan Negeri Sakura dan Negeri Tirai Bambu.
ADVERTISEMENT
Atlet bulutangkis Indonesia, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto melawan Atlet bulutangkis Indonesia, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya pada laga final ganda putra di Asian games 2018, Jakarta, Selasa (28/8/2018). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Mereka (Marcus/Kevin) bukan otomatis juara, artinya mempertahankan gelar juara dan itu tidak mudah. Tidak hanya negara lain, teman sendiri juga ingin juara. Siapa pun mau duel silakan saja, main saja semaksimal mungkin. Kami tidak ada sistem ini yang juara, ini pendukungnya (tim bayangan). Kesempatan yang dibuka sama," tegasnya.
Adapun, mayoritas skuat ganda putra PBSI bersiap ke Arena Birmingham setelah lebih dulu mengikuti Djarum Superliga Badminton 2019 di Bandung, 18-24 Februari silam. Mereka baru kembali berlatih di Pelatnas pada Selasa (26/2) dan berangkat ke Inggris pada Sabtu (2/3). Herry mengaku persiapan terlalu mepet.
Pelatih berjuluk 'Naga Api' ini tidak memungkiri turunnya kondisi tubuh para pemain. Namun, setidaknya Herry bisa bernapas lega karena tidak ada pemain yang mengalami cedera. Hingga Jumat, latihan pun fokus pada game, bukan latihan berat.
ADVERTISEMENT
"Idealnya, sih, dua minggu (jedanya), saya atur programnya bisa lebih bagus dan baik. Tapi di satu sisi jadi kendala, sisi lain, kalau mereka semua main (turun tanding), jadi latihan juga. Yang pasti grafiknya turun, beberapa pemain kelelahan, tidak fresh 100%. Tapi tidak ada yang cedera, itu yang penting," katanya.
Pelatih kepala ganda putra Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Herry Iman Pierngadi, ditemui di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Rabu (27/2/2019). Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan
"Secara khusus (dampak Superliga) tidak ada, hanya butuh penyegaran fisik saja. Jadi kami menyusun program jangan terlalu berat di fisik, lebih banyak teknik. Tadi kelihatan agak lelah mereka. Buat perjalanan dan cuaca tidak masalah, sudah biasa. 1-2 hari sebelum berangkat yang penting, jangan sampai ada yang flu."
"Sebelum latihan juga briefing, saya bilang All England ini semua ada kesempatan. Buat Kevin/Gideon coba buat hattrick, tapi tidak gampang, Ahsan/Hendra juga mau juara. Fajar/Rian juga mau mengalahkan Kevin/Gideon. Semua kesempatan sama, silakan bertempur. Siapa pun juara, inginnya Indonesia," kata Herry.
ADVERTISEMENT