Profil Kevin Sanjaya: Dari Banyuwangi, Jakarta, hingga Pentas Dunia

4 Januari 2021 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo (kanan) dan Marcus Fernaldi Gideon (kiri). Foto: Antara/INASGOC/Nafielah Mahmudah
zoom-in-whitePerbesar
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo (kanan) dan Marcus Fernaldi Gideon (kiri). Foto: Antara/INASGOC/Nafielah Mahmudah
ADVERTISEMENT
Kevin Sanjaya Sukamuljo. Namanya memang kelewat tenar di dunia bulu tangkis. Levelnya bukan lagi di Indonesia, ia sudah mendunia.
ADVERTISEMENT
Terkini, Kevin dan kompatriotnya, Marcus Gideon, adalah duet ganda putra wahid di dunia tepok bulu. Merujuk ranking dunia, mereka sudah berada di posisi tersebut sejak Maret 2017.
Namun demikian, pencapaian Kevin sampai ke titik tersebut tidaklah mudah. Sejumlah catatan baik dan buruk mengiringi langkah pemuda 25 tahun ini. Bagaimana kisahnya?

Profil Kevin Sanjaya

Kevin Sanjaya. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Kevin lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 2 Agustus 1995. Di usianya yang masih kanak-kanak dia sudah berlatih bulu tangkis.
Pada medio 2006, Kevin sempat mencoba peruntungan untuk ikut seleksi Beasiswa Djarum Bulutangkis di Kudus. Namun, kesempatan itu belum berpihak kepada dirinya.
Usai tak lolos seleksi, Kevin baru mengetahui alasan di balik tak diterimanya dia bergabung dengan PB Djarum. Ia dianggap memiliki tubuh yang terlalu kecil untuk bisa menjadi pemain hebat. Kevin juga dianggap tak memiliki potensi. Ia gagal dan tidak dapat melanjutkan seleksi tersebut.
ADVERTISEMENT
Gagal lolos tak membikin Kevin larut. Usai kembali ke kampung halamannya, dia kian giat saja berlatih. Dalam acap kesempatan selama setahun, Kevin rela berlatih di daerah Jember yang jaraknya hampir 3 jam perjalanan dari rumah.
Bermodal hasil dari latihan itu, Kevin percaya diri untuk mengikuti seleksi tahun berikutnya. Meski hampir saja ditolak dengan alasan yang sama, tetapi ia beruntung dapat diterima berkat mata jeli dari Fung Permadi.

Bakat Kevin Sanjaya Ditemukan oleh Fung Permadi

Fung Permadi, Manajer Tim PB Djarum pada Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 di GOR KONI, Bandung. Foto: Dok. PB Djarum
Fung, yang menjadi salah satu juri terhadap peserta seleksi waktu itu, melihat Kevin Sanjaya sebagai pemain yang berpotensi. Salah satu yang paling disorotnya adalah Kevin tahu ke mana lawan akan menempatkan bola.
Selain itu, Kevin juga memiliki akurasi yang baik saat menyerang. Atas penilaian itu, Kevin akhirnya lolos seleksi dan masuk ke PB Djarum pada tahun 2007.
ADVERTISEMENT
Kevin memang diterima di program beasiswa. Namun, setelahnya perjalanannya sebagai pebulu tangkis mulai mengalami rintangan.
Pada suatu masa, Kevin pernah ditempatkan di sektor tunggal putra. Selama dua tahun berlatih, Kevin tidak menunjukkan progres yang menjanjikan.
Kevin Sanjaya Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Cukup diwajarkan. Kevin, yang saat itu masih berusia 12 tahun, belum bisa konsisten dalam permainannya. Terlebih, dia sejak kecil tidak bisa diam.
Meski begitu, sikap ini membuatnya lincah bermain di lapangan. Hal tersebut juga terbukti dengan aksi tengil yang kerap dikeluarkan Kevin saat ia sudah menjadi atlet profesional.
Tak kunjung berprogres, membuat seorang pelatih bernama Ade Lukas diutus ke Kudus untuk menimbang kemampuannya. Seperti halnya Fung, Ade juga melihat skill yang langka dari seorang Kevin.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Kevin memiliki pukulan khas. Kemudian, di bawah arahan Ade, Kevin menunjukkan kualitas dirinya hanya dalam setahun.

Sigit Budiarto Memoles Kemampuan Kevin Sanjaya

Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo bersama ganda putra Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda di podium Fuzhou China Open 2019. Foto: Dok. PBSI
Kevin Sanjaya kemudian dipindahkan ke sektor ganda. Setelah menunjukkan kualitasnya, ia akhirnya dilatih oleh Sigit Budiarto, mantan pemain ganda putra Indonesia.
Bagi Sigit, Kevin tidak hanya mempunyai skill, tetapi juga mental di atas rata-rata. Kevin lalu diberikan kesempatan untuk memulai karirnya sebagai pemain bulutangkis profesional.
Prestasinya mulai terlihat ketika ia menjadi runner-up Singapura Internasional bersama dengan Lukhi Apri Nugroho pada 2011.
Selain itu, Kevin juga berhasil menyabet medali perak di ajang World Badminton Junior Championship 2014 berpasangan dengan Masita Mahmudin. Setelah berganti pasangan dengan Selvanus Geh, Wahyu Nayaka, Arya Maulana, hingga Alfian Eko, Kevin akhirnya berpasangan tetap dengan Marcus Gideon.
Pebulutangkis ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon pada babak final Badminton Asia Team Championships (BATC) 2020. Foto: ANTARA FOTO/HUMAS PBSI
Berpasangan dengan Marcus membuatnya menjadi pasangan ganda putra terkuat yang banjir prestasi. Kevin/Marcus kemudian banyak memenangkan titel bergengsi seperti juara Indonesia Open Super 1000, China Open Super 1000, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Pencapaian ini membuat Kevin dan Marcus masuk dalam daftar Forbes “30 Under 30” Asia 2020 dalam bidang olahraga & hiburan. Menurut catatan Badminton World Federation, prestasi yang ditorehkan Kevin hingga saat ini membuatnya mendapatkan pendapatan sebesar 822,375 dolar AS atau setara dengan Rp 11,5 miliar.
---