Ratu Tenis Meja Prihatin Konflik Federasi: Ayo Hilangkan Egoisme Masing-masing

6 Januari 2024 17:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kontingen Indonesia dari cabang olahraga para tenis meja melakukan latihan jelang Asian Para Games 2022 di Gongzhou Canal Sport Park Gymnasium Hangzhou, Rabu (18/10). Foto: NPC Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Kontingen Indonesia dari cabang olahraga para tenis meja melakukan latihan jelang Asian Para Games 2022 di Gongzhou Canal Sport Park Gymnasium Hangzhou, Rabu (18/10). Foto: NPC Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada masanya, atlet tenis meja Indonesia pernah berjaya. Namun, kini situasinya serba sulit karena terjadi konflik dalam federasi hingga membuat Rossy Pratiwi Dipoyanti, yang dikenal sebagai 'Ratu Tenis Meja', menjadi prihatin.
ADVERTISEMENT
Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) memiliki masalah internal. Federasi tenis meja di Indonesia itu sempat terbelah menjadi empat kepengurusan. Imbasnya, atlet RI sering tak ambil bagian di kompetisi internasional.
Rossy mengaku sangat prihatin dengan situasi ini dan kasihan melihat nasib atlet. Ia berharap semua pihak bisa duduk bersama mencari solusi terbaik.
"Aduh ya itu, sebetulnya sangat prihatin dan memang ini permasalahan yang terlalu lama dibiarkan sebetulnya karena balik-balik kasihan atletnya, yang jadi korban memang atletnya," katanya saat ditemui wartawan di Jakarta pada Jumat (5/1).
Legenda Tenis Meja Indonesia, Rossy Pratiwi Dipoyanti, dalam konferensi pers Menjaga Merah Putih di Kantor NOC Indonesia, Jakarta, Jumat (5/1). Foto: Jodi Hermawan/kumparan
"Harapan saya, sih, ayo kita bareng-barenglah insan tenis meja untuk membangkitkan lagi prestasi tenis meja Indonesia, soalnya sudah ketinggalan sekali. Kemarin waktu PON, tenis meja tidak dipertandingkan, beberapa kali SEA Games juga [atlet] tenis meja tidak diberangkatkan, apa akan selalu terus begitu? Sedangkan dulu tenis meja Indonesia sangat ditakuti, apalagi di SEA Games," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Atlet tenis meja Indonesia kerap mendulang medali di SEA Games pada era 1970-an hingga 2000-an awal, dengan koleksi total 11 emas, 15 perak, dan 30 perunggu. Dalam raihan medali sepanjang masa di pesta olahraga Asia Tenggara itu, RI hanya kalah dari Singapura yang sudah memiliki 63 emas, 35 perak, dan 28 perunggu.
"Saya ikut SEA Games itu dari 1987 sampai 2001, jadi [saya dapat] 13 emas, 8 perak, 5 perunggu. Selain itu pada 1992 [Red--1993] di SEA Games Singapura, Indonesia sapu bersih 7 medali emas, dan saya pribadi sapu bersih 4 medali emas," terang Rossy.
"Jangan memikirkan Olimpiade, di SEA Games saja kita tidak diberangkatkan bagaimana mau berbicara ke Olimpiade? Makanya kalau harapan saya pribadi, ayo insan tenis meja, ayo kita bareng-bareng membangun dan membangkitkan lagi prestasi tenis meja Indonesia gitu, hilangkan keegoisan masing-masinglah demi bangkitnya tenis meja Indonesia," lanjutnya.
ADVERTISEMENT