Rusuk Geser dan Hidung Bengkok Aming demi Lunasi Utang Prestasi

23 Juni 2018 18:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aming, atlet tarung derajat (Foto: Charles Brouwson)
zoom-in-whitePerbesar
Aming, atlet tarung derajat (Foto: Charles Brouwson)
ADVERTISEMENT
"Saya masih punya utang (prestasi) ke DKI Jakarta. Selama saya bernapas saya akan tetap mengabdi," ucap Aming.
ADVERTISEMENT
Nada bicaranya tegas, setegas garis kecintaannya kepada olahraga tarung derajat. Seni bela diri asli Indonesia itu sudah dikenal Aming sejak 1999. Di saat anak seusianya bermain, pria asal Bogor yang lahir 2 Maret 1989 sudah diterpa kerasnya tarung derajat.
Jadi, tak ada yang bisa menghapus kecintaan bertarung yang sudah mengalir dalam darahnya. Sayang, Dewi Fortuna belum berpihak kepada Aming. Sejak Januari 2018 hingga saat ini, pria berusia 29 tahun itu belum menerima uang saku sebagai atlet.
Seharusnya, sebagai atlet pemusatan latihan daerah (pelatda) Provinsi DKI Jakarta, ia menerima honor Rp 3.550.000 tiap bulannya. Terkait hal ini, SK Pelatda Tarung Derajat masih menunggu konfirmasi Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta dan KONI Pusat.
ADVERTISEMENT
Terlepas urusan di atas kertas, satu yang pasti, kecintaan Aming terhadap tarung derajat masih membuatnya berdiri tegak. Ia pun memilih pekerjaan sementara sebagai operator di percetakan tanpa melepas statusnya sebagai atlet. Dengan gaji Rp 1 juta, uang seadanya itu tersisa Rp 600 ribu dan dihabiskan untuk berlebaran ke kampung halamannya di Ciampea, Bogor.
"Orang tua tahu masalah ini, tapi mereka tidak menentang saya sebagai atlet. Mereka berharap anak dan istri saya tinggal di Bogor, tapi anak-anak sudah sekolah di sini. Jadi tidak apa-apa, saya akan berjuang di sini untuk anak istri. (Uang) mau sedikit atau banyak, saya syukuri," katanya kepada kumparanSPORT saat ditemui di kontrakan kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
Selain tekad teguhnya, Aming beralasan masih memiliki utang kepada DKI Jakarta. Sebagai atlet, tak ada yang lebih membanggakan daripada persembahan prestasi. Dengan usianya kini, PON 2020 merupakan panggung terakhir Aming untuk membuktikan diri.
Pengembaraan panjangnya di olahraga tarung derajat pun sudah berbuah banyak cedera. Tak terhitung berapa kali bahunya bergeser, patah tulang, hingga terparah rusuknya bergeser dan hidungnya patah saat tampil di Pra PON 2016 di Bandung.
"Rusuk saya geser, waktu itu tidak bisa melakukan aktivitas, empat bulan tidak ngapa-ngapain. Hidung juga patah, sulit bernapas. Tapi saya tidak kapok,"
"Saya bela DKI Jakarta itu bukan hanya keringat, darah sampai patah tulang sudah biasa. Itu bukan masalah karena saya masih punya impian," ucapnya semangat.
ADVERTISEMENT
Aming yang bergabung ke Pelatda DKI Jakarta sejak 2014 itu pun kini hanya bisa berharap pihak terkait bisa memberikan kejelasan terkait nasibnya. Yang pasti, asa Aming masih digantung tinggi hingga PON 2020, ajang nasional prestisius terakhir yang bisa diikuti atlet seusianya. Hidungnya pun boleh patah dan bengkok, tetapi semangatnya sebagai atlet tarung derajat akan selamanya kukuh.
Di kontrakan kecilnya siang itu, cerita Aming pun mengalir, ditemani celotehan riang anak kedua berumum 4 tahun dan anak sulungnya yang berusia 10 tahun. Sementara sang istri, Eva, sesekali menimpali ucapan yang keluar dari mulut Aming.
Di akhir perjumpaan, Aming --juga menyuarakan atlet lainnya-- hanya meminta perhatian pemerintah. Dengan satu kata kunci itu, 'utang' tersebut pun akan dibayar dengan segala pengorbanan dan perjuangannya.
ADVERTISEMENT
"Untuk (pemerintah) DKI Jakarta, tolong diperhatikan atlet-atlet. Meski tidak berprestasi, kami sudah berlatih dan berjuang. Bukan keringat saja, waktu dan keluarga pun dikorbankan. Atlet pastinya ingin berprestasi dan saya harap (didukung) uang segera turun," pungkasnya.
Sementara saat dikonfirmasi kumparanSPORT, Sekretaris Umum Tarung Derajat DKI Jakarta, Donni Mahendro, belum mendapat penjelasan terkait status cabang olahraganya. Dari pertemuan terakhir dengan KONI Pusat, tarung derajat dipastikan bertanding di PON 2020 Papua. Oleh karenanya, termasuk Aming, Donni sudah menyiapkan 9 atlet putra dan 2 atlet putri.
Jadi, jika Dispora beralasan SK Pelatda Tarung Derajat tidak ada, Donni akan meminta penjelasan kepada KONI Pusat. Harapannya, nasib para pejuang tarung derajat akan jelas paling lambat Juli mendatang.
ADVERTISEMENT
"Venue Tarung Derajat di handbook PON 2020 sudah ada (Hanggar Lanud Manuhua, Kab. Biak Numfor). Kalau alasannya tidak ada SK, kami belum tahu. Kalau memang (iya), kami akan minta (kejelasan) ke KONI Pusat," papar Donni saat dihubungi via telepon.