Shuttlecock Berat Hentikan Langkah Anthony Ginting di Prancis Terbuka

23 Oktober 2018 20:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting, di Prancis Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting, di Prancis Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
ADVERTISEMENT
Di dua turnamen BWF World Tour Super 750 yang berlangsung di Benua Eropa, dua kali juga Anthony Sinisuka Ginting tersingkir babak pertama. Teranyar, Anthony kalah di Prancis Terbuka 2018.
ADVERTISEMENT
Berlaga di Stade Pierre de Coubertin, Paris, Selasa (23/10/2018) sore WIB, Anthony kalah 20-22 dan 12-21 dari Kantaphon Wangcharoen, pemain muda asal Thailand.
Gelagat kurang mujur itu sudah terdeteksi kala Anthony sudah harus bekerja keras mengimbangi rival peringkat 18 itu di gim pertama. Beberapa kali skor tertahan imbang, deuce pun terjadi dan diakhir Anthony tertinggal 20-22.
Lanjut di gim kedua, Anthony masih belum menunjukkan peningkatan berarti. Malah, tunggal sembilan dunia ini tertinggal lebih dulu 0-4. Interval 8-11 masih berarti peluang bisa dijaga, tetapi saat skor berubah jauh 9-18, kala itu juga kans Anthony tertutup rapat.
Saat tertinggal 12-20, satu smes keras yang membobol pertahanan kiri Anthony memastikan pemain asal Cimahi ini tertinggal 12-21 di gim kedua dan kalah straight game.
ADVERTISEMENT
Selama 53 menit, Anthony tidak bisa mengatasi pola serangan cepat ala Wangcharoen. Permainan net-net tipis andalan Anthony mudah dibalas sang rival, membuat Anthony semakin frustrasi untuk mendapatkan satu poin.
Sementara kaki lincah Wangcharoen mampu menggiring Anthony ke sana-ke mari. Smes kerasnya juga jitu dalam membobol pertahanan Anthony sang juara China Terbuka Super 1000 itu. Usai pertandingan, Anthony beralasan tak bisa beradaptasi dengan shuttlecock di Prancis Terbuka.
"Dia (Wangcharoen) tampil stabil dan terus menekan, dia juga jarang membuat kesalahan sendiri. Memang ini bukan alasan, tapi saya juga tak bisa mengontrol shuttlecock di sini yang berat," kata Anthony Ginting dalam keterangan resminya kepada PBSI, Selasa (23/10).
"Saya sudah inisiatif menyerang dari depan, tapi datangnya pengembalian bola cukup lambat dan saya tidak bisa mengontrol ini sehingga saya mati sendiri," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Anthony sendiri sejatinya unggul secara peringkat dan catatan head to head. Di pertemuan terakhir kedua tunggal, Anthony membungkam Wangcharoen di Istora pada Januari 2018 di babak kedua Indonesia Masters 2018 Super 500.
Saat itu, Anthony menutup perjalannya sebagai juara sekaligus membuka gelar pertamanya musim ini. Lantas, Anthony kembali menyedot perhatian publik lewat perjuangannya di Asian Games 2018.
Lalu di China Terbuka 2018 Super 1000, salah satu ajang bergengsi di kalender BWF, Anthony kembali dielu-elukan usai mengalahkan Kento Momota di final. Sayang, setelah itu Anthony belum bisa unjuk gigi lagi di super series BWF.
Anthony Ginting kalah di perempat final Korea Terbuka dan tersingkir di babak pertama Denmark Terbuka, sebelum lanjut hanya bisa mencicipi satu babak di Prancis Terbuka.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah coba (berjuang) tapi feeling tidak pas di lapangan. Permainan tidak berjalan seperti rencana. Kondisi lapangan dan shuttlecock juga beda dengan pertemuan kami terakhir di Indonesia Masters 2018," pungkasnya mengomentari kekalahan di Prancis.
Sektor tunggal putra PBSI sendiri masih menyisakan satu wakil lain di Prancis Terbuka 2018, yakni peraih emas nomor perorangan Asian Games 2018, Jonatan Christie.
Jonatan akan melawan Sameer Verma (India) di babak pertama pada Rabu (24/10). Sebelumnya, Verma mengalahkan Jojo di babak kedua Denmark Terbuka lewat drama sengit di gim ketiga dengan skor akhir 21-23, 21-6, dan 20-22 bagi kekalahan Jonatan.