Soal Filipina Batal Gelar SEA Games, Kemenpora Belum Dapat Kabar Resmi

21 Maret 2019 12:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter sepak bola Filipina. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Suporter sepak bola Filipina. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Kementerian Pemuda dan Olahraga mengaku belum mendapat pernyataan resmi soal ketidaksanggupan Filipina dalam menyelenggarakan SEA Games 2019. Hal itu disampaikan Sekretaris Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, saat dihubungi kumparanSPORT, Kamis (21/3/2019).
ADVERTISEMENT
Pada Rabu (20/3) muncul pemberitaan dari Daily Tribune bahwa Federasi SEA Games sedang memonitor situasi Filipina yang terancam kehilangan status tuan rumah. Menurut Daily Tribune, kurangnya pendanaan dan perselisihan antarpengurus Komite Olimpiade Filipina menjadi dua masalah terbesar negara kepulauan tersebut.
Gatot berujar bahwa sampai saat ini pihaknya belum menerima pernyataan resmi dari Filipina maupun Dewan Federasi SEA Games.
"Belum, belum ada. Sampai sekarang pemberitaan itu masih di media. Di pihak kami belum menerima. Jadi, saat ini kami belum bisa bersikap apa-apa," ujar Gatot.
Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto. Foto: Jafrianto/kumparan
"Tetapi, kalau itu terjadi karena kekurangan dana, kami merasa prihatin, ya. Bukan menyayangkan, tetapi prihatin, karena kita ini sama-sama negara Asia Tenggara," tambahnya.
Pada 2015 lalu Brunei Darussalam sebenarnya mendapat kesempatan untuk menggelar SEA Games. Akan tetapi, Brunei langsung menyerahkan kesempatan itu dan kemudian Filipina-lah yang ditunjuk menjadi tuan rumah. Menurut Gatot, kekurangan dana seperti ini bukan barang baru. Bahkan, masalah inilah yang akhirnya membawa Asian Games ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Menyelenggarakan event olahraga itu butuh dana yang sangat besar. Vietnam waktu itu (2016, red) juga mundur jadi tuan rumah Asian Games karena itu. Kami kemudian melakukan penjajakan dan akhirnya terpilih jadi tuan rumah," jelas Gatot.
"Waktu itu, tahun 2017, kabar kekurangan dana Filipina ini sudah muncul, tetapi kami terus dorong mereka. Akhirnya, pada penutupan SEA Games di Kuala Lumpur mereka menyatakan siap dan kami pun merasa lega," tutur Gatot.
Meski begitu, kurang lebih delapan bulan sebelum SEA Games 2019 dibuka, kabar ketidaktersediaan dana di Filipina ini muncul kembali. Oleh Daily Tribune, disebut-sebut bahwa Indonesia dan Thailand punya kans untuk menjadi tuan rumah pengganti.
Ilustrasi SEA Games Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Soal ini, Gatot belum mau berbicara banyak. Menurutnya, penunjukan tuan rumah masih harus melalui pertemuan negara-negara anggota Federasi SEA Games. Selain itu, Gatot juga menyiratkan bahwa setelah Asian Games 2018 lalu, Indonesia masih butuh waktu.
ADVERTISEMENT
"Soal itu ada di SEA Games Charter (Piagam SEA Games) dan itu masih harus saya pelajari lagi. Kalau di OCA (Komite Olimpiade Asia) semuanya jelas. Apabila ada negara yang lempar handuk putih, akan ada General Assembly untuk menentukan pengganti. Lagipula, setelah Asian Games kemarin kami masih harus konsolidasi," jelas Gatot.
Menurut Gatot, jika nantinya Filipina mundur, Thailand-lah yang berpeluang menjadi pengganti. "Mereka memang spesialis cadangan kalau ada tuan rumah yang mundur. Enggak heran kalau SEA Games sering diadakan Thailand," ucapnya.
SEA Games 2019 di Filipina sendiri rencananya digelar pada 30 November s/d 11 Desember 2019. Sebanyak 56 cabang olahraga yang dipecah menjadi 529 nomor bakal dipertandingkan oleh 11 negara Asia Tenggara di sana.
ADVERTISEMENT