Suka Duka Nurul Tetra Junia Menjadi Siswa PB Djarum

23 November 2019 15:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para Siswa PB Djarum. Foto: Sandy Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Para Siswa PB Djarum. Foto: Sandy Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Menjadi bagian dari PB Djarum adalah impian dari hampir semua anak-anak di Indonesia, terkhusus bagi mereka yang mengikuti Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis.
ADVERTISEMENT
Namun, pernahkah mereka terpikir, apa yang sudah menanti mereka saat kelak resmi menjadi siswa PB Djarum? Di sini, Nurul Tetra Junia membagikan sedikit ceritanya.
***
Nurul adalah siswa PB Djarum hasil penjaringan audisi umum pada 2017 silam. Ketika itu, ia mengikuti audisi umum di Pekanbaru. Ia lalu lolos ke babak final audisi umum di Kudus, hingga akhirnya resmi masuk sebagai siswa PB Djarum.
Sepanjang dua tahun terakhir, sudah banyak suka duka yang dirasakan oleh gadis kelahiran Medan, 24 Juni 2007 tersebut. Selama itu, ia merasakan banyak peningkatan dalam dirinya sebagai atlet.
“Ya, selama dua tahun ini, banyak peningkatan yang saya rasakan, mulai dari tinggi badan hingga teknik pukulannya,” ujar Nurul saat diwawancarai di GOR Djarum, Jumat (22/12/2019).
ADVERTISEMENT
Peningkatan yang dirasakan Nurul ini berkat tempaan keras yang ia dapat di PB Djarum. Nurul mengakui bahwa aturan di Djarum terbilang ketat.
Di Djarum, urusan sekolah dan latihan dibuat seseimbang mungkin. Beruntung, Nurul bersekolah di SMP Kanisius, sekolah yang dipilihkan PB Djarum, sehingga waktu sekolahnya terbilang fleksibel.
“Jadi begini, kalau minggu pertama di setiap bulan sekolah latihan siang, selanjutnya, kalau minggu depan sekolah siang latihan pagi,” ujar Nurul.
“Rutinitasnya begini, sekolah pagi sampai jam 9, abis dari sekolah langsung latihan. Terus istirahat, makan, terus jam 6 malem latihan lagi.”
“Nah, kalau masuk siang latihan jam 6 pagi sampai jam 9 pagi, terus sekolah jam 10 sampai jam setengah dua siang, terus lanjut latihan jam 3,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Suasana Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 di Kudus, Jawa Tengah. Foto: Dok. PB Djarum
Selain rutinitas yang padat, Nurul mengaku bahwa latihan di Djarum memang berat. Menurutnya, latihan paling berat adalah ketika ia menjalani latihan fisik di Gunung Muria, Colo, Kudus.
“Latihan paling berat itu fisik, kami lari di gunung di daerah Colo. Begitu latihan fisiknya, tiap akhir tahun. Kalau misalkan minggu pertama masih satu kilo dan dua kilo gitu larinya. Minggu-minggu terakhir baru sembilan kilo,” ungkapnya.
“Terus pelatihnya juga kadang galak, kadang asyik. Cara menegurnya itu begini, “Ayo itu gimana,”, begitu,” tambahnya.
Menjalani rutinitas padat seperti ini membuat Nurul hampir menyerah. Ia mengakui itu. Untuk mengobatinya, ia mengingat masa-masa perjuangannya dulu ketika berjuang di audisi umum 2017.
Apalagi, selama di Djarum ini ia mendapatkan rekan-rekan yang asyik serta kerap diberikan kesempatan jalan-jalan di akhir pekan. Intinya, walau latihan berat, ia bisa menjalani itu.
ADVERTISEMENT
“Pengalaman latihannya berat, tapi kadang-kadang seru. Yang bikin seru itu teman-temannya. Jadi, senang aja tinggal di asrama juga,” ujar gadis pengagum Tai Tzu-ying tersebut.
“Terus kalau libur kita jalan-jalan, kadang ke mall, asal pulang tidak lebih dari jam 8 atau 9 malam, kalau telat dikunci gerbangnya, enggak bisa masuk,” tambahnya.
Siswa PB Djarum, Nurul Tetra Junia. Foto: Sandy Firdaus/kumparan
Berkat tempaan berat berpadu dengan atmosfer yang menyenangkan ini, Nurul pun menjadi salah satu atlet yang menonjol di Djarum. Baru-baru ini, pada 2019, ia sukses menggondol gelar Daihatsu Aztec di Bandung.
Nurul mengungkapkan bahwa dalam setahun, ia bisa mengikuti 10 turnamen. Tiap kali mendapat hadiah, hadiah itu menjadi miliknya sendiri.
“Terus kalau peringkat nasional saya ketujuh di antara para pemain U-13. Kalau dari Djarum itu yang paling tinggi Sheila, rangking dua,” ungkap Nurul.
ADVERTISEMENT
“Pernah sparing sama Sheila, karena saya satu grup sama dia, sering latihan bareng. Ya, kalah menang, kalah,menang gitulah,” tambahnya.
Ke depan, Nurul memiliki rencana-rencana yang ingin ia lakukan bersama Djarum. Ia ingin mendapatkan tiga gelar lagi, yakni dua kali Sirkuit Nasional dan satu gelar Daihatsu Aztec.
Untuk mewujudkan itu, Nurul berjanji akan coba meningkatkan kemampuannya. Ia merasa masih banyak aspek yang perlu ia benahi dari permainannya saat ini.
“Cara main saya masih belum matang banget, footwork masih kurang,” ungkapnya.
Insya Allah, usaha tak akan membohongi hasil. Semoga di masa depan, Nurul dapat menjadi atlet yang bisa membanggakan Indonesia