Taufik Hidayat Akui Tak Nyaman di PBSI: Indonesia Terlalu Banyak Politik
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkapkan Taufik kepada Anders Antonsen dan Hans-Kristian Vittinghus dalam kanal YouTube 'The Badminton Experience' pada Selasa (21/6) lalu.
Jadi, Taufik ditanya oleh Vittinghus, apakah akan melanjutkan kariernya sebagai di PBSI atau pelatih. Untuk yang pertama, Taufik mengaku tak nyaman.
"Maksud saya begini, saya tahu bulu tangkis, tetapi beberapa orang di sana yang tidak mengerti bulu tangkis punya jabatan tinggi, jadi mereka seperti, 'Oke, saya bosnya'."
"Jadi, ya, sudah. Saya lebih baik keluar. Maksudnya, tidak di dalam [federasi], jadi saya bisa berbicara apa saja, saya bisa menjadi kritis," tambahnya.
Taufik Hidayat masuk sebagai jajaran Staf Ahli PBSI pada periode 2020-2024. Akan tetapi, keputusannya untuk melepas jabatan karena dirinya merasa sebagai 'pajangan' saja.
Tunggal putra Juara Dunia 2005 itu juga mengatakan bahwa dirinya tak pernah terlibat dalam pengambilan keputusan yang dilakukan PBSI. Atas dasar itu, Taufik Hidayat memilih mundur.
ADVERTISEMENT
Taufik juga menanggapi soal opsi menjadi pelatih. Menurutnya, jabatan tersebut juga tak mudah untuk dilakukannya, terlebih ia memiliki ego yang besar.
Sementara itu, Taufik menegaskan bahwa ia ingin melakukan hal-hal yang di luar bulu tangkis. Ia ingin fokus dengan keluarga dan bisnis yang dibangunnya.
"Saya ingin yang berbeda dari bulu tangkis. Maksud saya, saya sekarang bekerja, saya punya bisnis dengan teman saya. Jadi, saya ingin menikmati hidup, saya punya keluarga dengan dua anak," pungkas Taufik.
Selain mengelola Taufik Hidayat Arena, pria 40 tahun tersebut saat ini juga merupakan Wakil Ketua Pengprov PBSI Jawa Barat serta Ketua Umum klub PB SGS.