Usia hingga Status di Pelatnas PBSI Jadi Alasan Tontowi Ahmad Pensiun

18 Mei 2020 15:15 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tontowi Ahmad pensiun dari dunia bulu tangkis. Foto: Dok. PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Tontowi Ahmad pensiun dari dunia bulu tangkis. Foto: Dok. PBSI
ADVERTISEMENT
Tontowi Ahmad menjelaskan alasan-alasan yang mendasari keputusannya untuk gantung raket. Usia yang kini menjejak 32 tahun dan statusnya di pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menjadi dua di antaranya.
ADVERTISEMENT
Tontowi menyebut dirinya tercatat sebagai atlet magang di PBSI pada 2020. Kabar mundurnya Tontowi pun sudah merebak di awal tahun ketika pria kelahiran Banyumas, Jawa Tengah, itu mengutarakan niatnya untuk pensiun.
Keputusan bulat akhirnya telah diambil Tontowi. Dia mengaku ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga dan merasa sudah cukup berprestasi selama berkarier.
"Saya ingin lebih dekat dengan keluarga. Saat masih aktif jadi atlet, saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan berlatih dan bertanding. Anak saya mulai komplain, karena memang susah sekali mereka bertemu dengan saya," kata Tontowi dalam keterangan resminya.
"Status saya di pelatnas sebagai pemain magang juga menjadi alasan. Saya sudah tidak muda lagi dan sudah waktunya saya keluar dari pelatnas. Saya sudah mendapatkan medali emas Olimpiade, yang merupakan prestasi tertinggi untuk semua atlet," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tontowi bergelimang prestasi sejak dipasangkan dengan Liliyana Natsir pada 2010. Puncak prestasi kemudian diraih dengan menyabet medali emas Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro usai mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.
Tontowi Ahmad mencium medali emas Olimpiade 2016. Foto: Dean Mouhtaropoulos/Getty Images
"Itu merupakan puncak prestasi saya. Pengorbanan yang saya lakukan untuk mendapatkan gelar itu juga besar. Untuk mendapatkan medali emas, saya melakukan persiapan terberat dari semua turnamen yang pernah saya ikuti," tutur pria kelahiran 18 Juli 1987 tersebut.
"Apalagi setelah final Asian Games 2014, tepatnya hampir sepanjang 2015, komunikasi saya dan Ci Butet (Liliyana) jadi sedikit terganggu. Sampai akhirnya kami harus bersiap menghadapi Olimpiade, dan perjuangan itu berakhir dengan medali emas," jelasnya.
Selain emas Olimpiade, Tontowi juga meraih sederet prestasi bergengsi lain bersama Liliyana. Mereka sukses menyabet Kejuaraan Dunia 2013 dan 2017, hingga membukukan sejarah lewat hat-trick gelar juara di All England pada 2012, 2013 dan 2014.
ADVERTISEMENT
"Saya selalu merasa bangga setiap kali mewakili Indonesia. Saya pengin dikenang sebagai orang yang pernah mengumandangkan lagu Indonesia Raya untuk Indonesia," pungkas Tontowi.
===
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!