Virgil van Dijk: Ketika Bertanding, para Petenis Benar-benar Sendirian

12 Juli 2019 20:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Simona Halep di laga semifinal melawan Elina Svitolina. Foto: REUTERS/Andrew Couldridge
zoom-in-whitePerbesar
Simona Halep di laga semifinal melawan Elina Svitolina. Foto: REUTERS/Andrew Couldridge
ADVERTISEMENT
Virgil van Dijk punya cara sendiri untuk menikmati liburannya: Menonton para soliter bertarung memperebutkan gelar juara di atas lapangan rumput Wimbledon.
ADVERTISEMENT
Rambut panjangnya dikucir sederhana, kacamata hitam melindung matanya dari sengat matahari musim panas London, jas hitam menjadi pilihannya. Orang-orang mengenal rupanya meski ia tak berkostum merah-merah seperti biasa.
Van Dijk duduk di tribune menyaksikan semifinal tunggal putri Wimbledon 2019 antara Simona Halep dan Elina Svitolina. Pada akhirnya, pertandingan kelas No.1 Court itu tuntas dengan kemenangan 6-1 6-3 untuk Halep. Perjalanan 287 kilometer terbayar lunas.
Sepak bola mengenal istilah pemain soliter. Kiper adalah pemain yang tak bisa berjauhan dengan kesunyian. Di antara banyak pemain, kiper seperti hidup dalam nasib yang apes. .
Situasi berarti baik-baik saja jika sekelilingnya sepi. Sebaliknya, keriuhan di area dekatnya bisa berarti sinyal tanda waspada, penanda bahwa ia sudah harus bersiaga.
ADVERTISEMENT
Van Dijk memang tidak berlaga sebagai penjaga gawang. Tapi, ia berperan sebagai bek tengah: Pemain yang posisinya paling dekat dengan kiper, pemain yang juga sering disalahkan jika lawan berhasil mencetak gol. Berdekat-dekatan dengan kiper bukannya tak mungkin membuat Van Dijk paham seperti apa kesunyian seorang kiper.
Barangkali sebelum final Liga Champions itu Alisson Becker berulang kali mengajaknya bicara. Berbagi kecemasan soal kekuatan lawan, berbagi ketakutan karena menanggung beban pemain termahal.
Setelah Alisson bicara, mungkin giliran Simon Mignolet yang mengajak curhat. Kawannya yang asal Belgia ini mungkin menumpahkan kekesalan, meluapkan segala kejengahan. Gara-gara si anak baru Brasil itu, jam mainnya terkikis.
Jatuh bangun Barbora Strycova di perempat final tunggal putri Wimbledon 2019. Foto: REUTERS/Hannah McKay
Pemahaman Van Dijk akan kesunyian memasuki dimensi baru ketika ia menginjakkan kaki ke Wimbledon. Di atas lapangan rumput yang dipuja entah berapa ribu manusia itu, para petenis bertarung memperebutkan gelar juara.
ADVERTISEMENT
Jangan harap melihat pelatih berteriak-teriak di pinggir lapangan memberi instruksi. Ada jarak yang lebar antara pelatih dan pemain. Pelatih bahkan mesti duduk di boks khusus. Menatap anak didiknya dari jauh, menahan diri untuk tak memberi instruksi sisi mana yang harusnya diserang.
Benar bahwa tenis memiliki nomor ganda. Tapi, kesunyian para petenis nomor ganda juga tak kalah hebat. Mereka acap dinomorduakan. Hampir tak ada sorotan, tanpa perhatian.
Cara membuktikannya sederhana. Silakan gunakan mesin pencari internet untuk menemukan berapa banyak trofi Grand Slam seorang petenis. Yang keluar di halaman terdepan adalah pencapaian di nomor tunggal.
"Saya mendapat bantuan dari rekan-rekan setim saya ketika bertanding. Tapi, para petenis itu harus menyelesaikan sendiri masalah mereka ketika bertanding. Mungkin mereka memang memiliki pelatih yang mendukung. Tapi, ketika bertanding, mereka benar-benar sendirian," jelas Van Dijk ketika diwawancara Wimbledon.
ADVERTISEMENT
Andre Agassi di Prancis Terbuka 1995. Foto: ERIC FEFERBERG / AFP
Andre Agassi, legenda tenis asal Amerika Serikat itu, pernah bicara bahwa hanya petinju yang dapat memahami kesunyian seorang petenis. Meski demikian, petinju memiliki manajer dan asisten di sudut ring. Bahkan, seorang petinju masih bisa menyentuh lawannya.
"Mungkin yang paling bisa memahami kesunyian para petenis cuma petinju. Orang-orang terkadang menyebut pelari lintasan sebagai sosok yang kesepian. Tapi, saya hanya tertawa. Setidaknya pelari bisa mendekatkan diri hingga beberapa inci dengan lawan-lawannya," tulis Agassi dalam bukunya yang berjudul Open.
"Pertandingan tenis membuatmu seperti terdampar di pulau terpencil. Di antara seluruh olahraga, barangkali tenis adalah yang paling karib dengan kesunyian itu sendiri," tulisnya.
Siapa pun yang menghidupi kesunyian paling hebat, entah arena olahraga apa yang berkawan paling karib dengan kesunyian, pada dasarnya setiap orang menghidupi kesunyiannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Dalam kesoliteran itu, setiap orang melahirkan cerita. Termasuk mereka yang bertarung sendirian di atas lapangan rumput Wimbledon, termasuk Van Dijk yang hari itu menyaksikan para petenis bertanding sebagai soliter.