Waspada Virus Corona, Bos Red Bull Racing Pantau Kebijakan Pemerintah dan F1

3 Maret 2020 12:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alexander Albon mengendarai mobil Red Bull Racing. Foto: Jerome Miron-USA TODAY Sports via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Alexander Albon mengendarai mobil Red Bull Racing. Foto: Jerome Miron-USA TODAY Sports via Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bos Red Bull Racing, Christian Horner, menegaskan bahwa timnya akan terus mewaspadai penyebaran virus corona dan mendukung segala keputusan otoritas setempat maupun penyelenggara Formula 1 (F1).
ADVERTISEMENT
Merebaknya virus corona membuat ranah olahraga mengambil langkah siaga dan cepat. Berbagai keputusan diambil sebagai tindak preventif, termasuk pembatalan MotoGP Qatar dan penundaan MotoGP Thailand 2020.
Meski demikian, seri pembuka Formula 1 2020, GP Australia, tetap digelar sesuai jadwal. Balapan tersebut akan berlangsung pada 15 Maret 2020 di Sirkuit Melbourne. Hingga kini, GP China yang seharusnya dihelat pada 17-19 April menjadi satu-satunya seri yang terdampak dan mesti ditunda.
CEO Red Bull Racing, Christian Horner. Foto: ANDREJ ISAKOVIC / AFP
"Kita mesti benar-benar mengikuti kebijakan dari negara-negara penyelenggara, pemerintah, serta pemerintah kita masing-masing," ujar Horner, dilansir Crash.
"Keputusannya bisa berubah kapan pun, bahkan dari hari ke hari. Jadi, kami akan terus memantau arahan dan bertanggung jawab penuh terhadap tim. Kalau tim logistik kami harus pindah, ya, kami ikuti," tutur Horner.
ADVERTISEMENT
Keputusan untuk tetap melaksanakan GP Australia sesuai jadwal disambut hangat oleh para pebalap. Meski demikian, tim-tim yang berkompetisi meminta F1 bisa menjamin keselamatan mereka. Jadwal pengiriman logistik dan penerbangan pun terpaksa dirancang kembali.
Pun demikian dengan Red Bull Racing. Mereka terus memantau arahan otoritas dan pemerintah, termasuk dengan jalur yang bisa mereka lewati untuk sampai ke Australia dan berlanjut ke dua seri berikutnya di Bahrain dan Vietnam.
"Semuanya masih mencari tahu mereka transit di mana saja sebelum ke Australia. Oleh karena itu, kami harus mengikuti perkataan dari otoritas yang berwenang dan pemerintah lokal," tutup Horner.