Ahsan/Hendra

Wawancara Khusus Ahsan/Hendra: Menolak Tua, Menampik Menyerah

7 Januari 2020 13:41 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Mohammad Ahsan (32 tahun) dan Hendra Setiawan (35) adalah anomali. Ketika pebulu tangkis seusia mereka tengah bersiap memasuki pengujung karier, Ahsan/Hendra justru sedang menginjak pedal gas dalam-dalam.
ADVERTISEMENT
Simak saja pencapaian bergengsi The Daddies sepanjang 2019. Setelah menjuarai All England dan Kejuaraan Dunia, mereka menutup tahun dengan paripurna menyusul raihan gelar BWF World Tour Finals. Tak hanya itu, Ahsan/Hendra juga kini berhasil bercokol di rangking dua dunia di bawah kompatriotnya Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Meski demikian, proses yang dilalui ganda putra yang mulai dipasangkan pada akhir 2012 ini, sama sekali tak mudah. Mereka pernah jatuh, terpuruk begitu dalam ketika gagal di Olimpiade 2016 setelah tersingkir di fase grup, hingga akhirnya memutuskan untuk ‘bercerai’, sebelum kembali berpasangan pada 2018 lalu.
Kini, kesempatan untuk membayar kegagalan itu datang pada Olimpiade 2020. Akan tetapi, Ahsan/Hendra mengaku belum mau fokus ke ajang olahraga terakbar itu. Mereka memilih menapaki satu per satu anak tangga.
ADVERTISEMENT
kumparan berkesempatan berbincang dengan Ahsan/Hendra seusai latihan di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur. Ahsan/Hendra bercerita tentang perjuangan mereka hingga akhirnya bisa bangkit untuk berada pada titik sekarang ini. Mari simak wawancara lengkapnya berikut ini.
Ganda putra Indoensia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan Foto: Aditia Noviansyah
Ada empat gelar yang diraih pada 2019, mana yang paling berkesan?
Ahsan: Buat saya mungkin All England ya, karena kami dari nol lagi. Kami juga mencoba untuk berprestasi lagi, untuk bersaing lagi. Bisa mendapat gelar prestisius pertama bikin kami lega. Dapat juara dunia memang bikin kami bangga, tapi yang pertama kami dapat All England.
Hendra: Sama ya, All England. Seperti tadi Ahsan bilang, itu jadi awal kebangkitan kami.
Dengan usia yang tak muda lagi, kalian masih mampu meraih gelar bergengsi, apa kunci keberhasilannya?
ADVERTISEMENT
Hendra: Yang pasti sih latihan ya, jaga kondisi jangan sampai sakit. Kalau sudah mau (tanda-tanda) sakit, istirahat saja.
Ahsan: Yang pasti jiwanya harus tetap muda, yang penting kami latihan, bersaing dengan yang muda-muda.
Ganda putra Indonesia Hendra Setiawan (kanan) dan Mohammad Ahsan menunjukkan medali dan piala usai mengalahkan ganda putra Jepang. Foto: ANTARA FOTO/Bimo - Humas PBSI
Jika ditarik ke belakang, kalian sempat menemui kegagalan di Olimpiade 2016, bisa diceritakan kondisinya ketika itu?
Hendra: Target kami sebenarnya di Olimpiade 2016 itu ya, tapi gagal. Kecewa pasti ada, namanya juga Olimpiade. Saat itu, saya keluar dari PBSI, dan kemudian pisah (dengan Ahsan). Setelah satu tahun dari situ, kami berpasangan lagi dan pasang target baru.
Bagaimana menyikapi kritikan ketika itu?
Ahsan: Saya tidak terlalu menanggapi, tapi memang setiap atlet cepat atau lambat pasti ‘kan akan turun, enggak bisa di atas terus, pasti akan selesai juga. Dan, saat itu memang jadi titik terendah kami, sampai akhirnya kami sepakat untuk berpisah. Tapi, kami komitmen untuk balik (berpasangan) lagi dan punya tujuan baru lagi, supaya kami juga merasa refresh. Tapi, memang kami ‘kan juga enggak ekspektasi untuk dapat gelar prestisius di tahun ini.
ADVERTISEMENT
Ketika berpasangan lagi pada 2018, apakah sempat ada keraguan?
Hendra: Waktu itu ekspetasi enggak terlalu tinggi. Masuk (ranking) top 10 saja sudah bersyukur. Kami bersyukur bisa sejauh ini.
Ahsan: Saya rasa umur kami ini umur-umur yang tinggal menikmati, tinggal sisa-sisa. Awalnya juga pengin enjoy, menikmati permainan, kami tetap mau hasil terbaik karena enggak mudah juga bersaing dengan yang muda. Tapi, seiring berjalannya waktu, kami enggak nyangka juga bisa ke top 5, naik terus peringkatnya, enggak nyangka bisa terus naik prestasinya.
Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan (kanan) dan Hendra Setiawan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Tahun ini akan digelar Olimpiade 2020, bagaimana persiapannya?
Hendra: Sebenarnya belum persiapan ke sana. Kualifikasinya masih sampai April, kami fokus buat lolos dulu.
Ada target khusus untuk tahun ini?
Ahsan: Masih ada All England lagi, tapi kami step by step, enggak mau terlalu tinggi, kami berusaha menikmati permainan, bisa ngeluarin permainan kami, itu paling intinya. Alhamdulillah kalau bisa juara di step-step tadi.
ADVERTISEMENT
Ketika memutuskan untuk berpasangan lagi, sejauh apa dukungan keluarga?
Ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Hendra: Mereka dukung saja, mereka selalu dukung apa pun hasilnya, yang penting kami maksimal saja.
Ahsan: Pasti dukung terus dalam keadaan apa pun, karena yang selalu dukung ‘kan keluarga, saat naik atau turun, selalu ngasih support. Apa pun yang kami putusin, mereka selalu ngasih support.
Apakah sempat terpikir untuk pensiun satu atau dua tahun lagi?
Ahsan dan Hendra: Enggak sih belum, jalanin saja.
Punya cara tersendiri untuk membangun chemistry?
Hendra: Kadang kami suka pergi bareng. Kalau pertandingan 'kan pasti bareng, tapi kalau lagi di luar suka pergi bareng. Kadang istri kami juga ikut arisan bareng he he he…
Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Apa harapan untuk generasi penerus nantinya?
ADVERTISEMENT
Hendra: Harapannya ada generasi-generasi penerus kami, para junior ini, bisa juara.
Ahsan: Sejauh ini sudah baik regenerasinya, kita sudah punya beberapa pasangan, ada di top 3 dan top 10. Buat junior kita juga sudah punya beberapa kejuaraan junior, tapi mereka harus lebih giat lagi, mereka 'kan harus punya target. Karena memang pertandingannya banyak, jadi mereka harus lebih giat lagi.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten