10 Fakta Unik tentang Deodoran

28 Maret 2019 15:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi deodoran Foto: dok. Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi deodoran Foto: dok. Thinkstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Deodoran menjadi 'teman sejati' laki-laki dan perempuan dalam menjaga tubuhnya agar terhindar dari aroma tidak sedap dan tetap selalu segar. Biasanya, deodoran digunakan sehabis mandi dan dioleskan pada bagian ketiak.
ADVERTISEMENT
Deodoran sendiri kini hadir dalam beragam jenis. Mulai dari bentuk roll-on, disemprot (spray) dan deodoran batangan (stick).
Meski fungsinya untuk menjaga kesegaran tubuh agar tidak berkeringat, tetapi tahukah Anda bahwa tidak semua orang memerlukan deodoran dan tidak semua deodoran bisa mencegah timbulnya keringat?
Yuk, ketahui fakta-fakta unik tentang deodoran berikut ini seperti dilansir dari Style Caster:
1. Menurut New York Times, manusia di zaman Mesir kuno menciptakan sensasi mandi yang harum dengan cara mengoleskan parfum ke bagian ketiaknya. Para peneliti kemudian menemukan deodoran pertama pada 1888 lalu yang diberi nama 'Mum'. Sedangkan antiperspiran pertama bernama 'Everdry' ditemukan 15 tahun setelahnya.
2. Deodoran mampu membuh bakteri pada keringat. Tetapi uniknya, keringat hampir tidak berbau. Sebaliknya, bau tersebut berasal dari bakteri dan deodoran mengandung bahan antibakteri untuk mencegah bau tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, deodoran tidak bisa menghentikan keringat sepenuhnya. Jika deodoran Anda tertulis 'all day protection', bahan aktif di dalamnya hanya mampu mengurangi keringat sebanyak 20 persen. Dan jika deodoran tertulis 'extra strength', bahan aktif di dalamnya hanya mampu mengurangi keringat sebanyak 30 persen.
Ilustrasi memakai deodoran Foto: Shutterstock
3. Dalam laporan Discovery Health, bahan aktif di dalam kandungan deodoran laki-laki dan perempuan sebenarnya sama. Hanya desain, kemasan, dan aromanya saja yang membedakannya.
4. Tidak semua orang memerlukan deodoran karena tidak semua manusia memiliki aroma pada tubuhnya. Untuk mengetahui aroma alami tubuh, Anda bisa mengetahuinya dari kotoran telinga Anda. Jika kotoran telinga Anda berwarna putih dan berbentuk serpihan, Anda tidak memerlukan deodoran pada tubuh Anda. Tetapi jika kotoran telinga Anda berwarna gelap dan lengket, mungkin saja Anda memerlukan deodoran.
Ilustrasi deodoran sempot Foto: chezbeate/Pixabay
ADVERTISEMENT
5. Deodoran pertama untuk pria dirilis pada 1935. Karena pada awal abad ke-20, bau badan tidak dianggap sebagai masalah pria, melainkan simbol maskulinitas.
6. Hand sanitizer rupanya juga bisa bekerja sebagai deodoran. Kandungan alkohol yang ditemukan di hand sanitizer bisa membunuh bakteri di ketiak yang menyebabkan bau badan. Tetapi, menggunakan hand sanitizer sebagai deodoran dapat membuat kulit ketiak kering sehingga hal ini tidak direkomendasikan jika dilakukan sehari-hari.
7. Deodoran juga bisa dipakai untuk menghilangkan bau kaki. Jika Anda mengoleskan deodoran pada telapak kaki di malam hari sebelum tidur, deodoran akan bekerja menghilangkan bau kaki dan telapak kaki yang berkeringat.
Bersihkan selalu high heels Foto: Thinkstock
8. Kulit Anda pernah terkelupas saat memakai sepatu hak tinggi? Deodoran bisa menjadi penyelamat dalam hal ini. Oleskan deodoran pada bagian atas tumit dan kaki, deodoran akan bekerja sebagai pembatas agar kaki Anda tidak terasa sakit saat memakai sepatu hak tinggi.
ADVERTISEMENT
9. Bahan dasar aluminium yang terdapat dalam antiperspiran di deodoran dapat bereaksi dengan keringat yang seringkali meninggalkan noda kuning pada bagian ketiak kemeja. Satu-satunya cara untuk mencegah hal ini adalah berhenti menggunakan deodoran yang mengandung antiperspiran berbasis aluminium.
10. Deodoran bekerja lebih efektif saat dioleskan sebelum tidur, bukan setelah mandi pagi.