Jauhi 5 Hal Ini jika Ingin Selamatkan Kondisi Keuangan Anda

26 Juli 2018 12:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kebanyakan perempuan sangat konsumtif (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Kebanyakan perempuan sangat konsumtif (Foto: Unsplash)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berusia muda kadang membuat seseorang menganggap enteng soal menabung dan berinvestasi. Hasilnya, justru Anda banyak terjebak utang atau bergantung pada kartu kredit karena kebiasaan Anda menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak penting.
ADVERTISEMENT
Padahal, kebiasaan buruk ini harus bisa dihilangkan agar Anda memiliki kondisi keuangan yang stabil dan sukses dalam sisi finansial. Untuk mengatasinya, berikut kumparanSTYLE berikan lima cara untuk menghilangkan kebiasaan buruk yang kerap membuat Anda gagal dalam hal keuangan:
1. Berbelanja melebihi penghasilan
Hindari berbelanja hal-hal yang tidak penting (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Hindari berbelanja hal-hal yang tidak penting (Foto: Unsplash)
Kebiasaan ini bisa membuat Anda terjebak dengan utang. Pasalnya, jika pengeluaran Anda lebih banyak dibanding pemasukan, maka dapat diperkirakan mulai dari tengah bulan Anda akan bergantung dengan kartu kredit untuk menutupi kekurangan Anda.
Untuk menghindarinya, coba lakukan perencanaan keuangan sejak awal agar Anda tahu berapa banyak uang yang harus Anda tabung, uang untuk kebutuhan sehari-hari, dan uang untuk keperluan lainnya. Dengan begitu, Anda akan terbantu untuk mengontrol keuangan Anda sendiri.
ADVERTISEMENT
2. Tidak berinvestasi
com-Menabung (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Menabung (Foto: Thinkstock)
Di usia yang masih muda, mungkin Anda berpikir bahwa investasi tidak penting. Tentu saja pemikiran tersebut salah. Karena jika saat ini Anda memasuki usia 25 tahun, maka Anda memasuki usia produktif. Di mana Anda rata-rata sudah memiliki pemasukan yang stabil dan Anda sedang semanga mengejar karier.
Saat ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi. Hilangkan kebiasaan hidup dalam siklus pay-check to pay-check. Mulai sisihkan uang Anda untuk berinvestasi di dunia bisnis atau Anda bisa langsung memutuskan untuk membeli tanah atau rumah. Setidaknya jika tidak untuk dijual lagi, tanah atau rumah tersebut bisa Anda gunakan sendiri di masa depan.
3. Pembelian impulsif
Belanja impulsif (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Belanja impulsif (Foto: Unsplash)
Kebiasaan ini dinilai banyak membuat orang berada dalam posisi keuangan yang kritis. Pembelian barang-barang yang tidak terlalu penting justru bisa menggerus uang Anda dengan cepat. Hal tersebut biasanya terjadi karena hasrat untuk berbelanja karena tergoda oleh diskon atau harga yang murah. Padahal sebenarnya Anda tidak terlalu membutuhkan barang tersebut.
ADVERTISEMENT
Anda bisa mengatasinya dengan membuat skala prioritas. Menerapkan kebiasaan untuk berpikir matang-matang sebelum membeli sesuatu. Jika barang tersebut memang sangat krusial, mungkin Anda bisa membelinya dengan menggunakan uang darurat. Namun jika tidak terlalu penting, abaikan saja. Barang diskon masih bisa datang kapanpun di saat yang tepat.
4. Gagal menabung
Ilustrasi Menabung (Foto: Pixabay/Storyblocks)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Menabung (Foto: Pixabay/Storyblocks)
Menabung memang menjadi hal yang sangat sulit bagi sebagian orang. Apalagi jika Anda memiliki gaya hidup tinggi. Jika tidak memiliki tabungan, Anda tidak akan mencapai titik aman keuangan (financial security).
Jika Anda berpikir menabung akan mengurangi kebahagiaan Anda dalam menikmati hidup, hal itu tidak benar. Anda harus pintar-pintar dalam mengatur keuangan agar tetap bisa menabung sekaligus bersenang-senang. Coba terapkan audit keuangan untuk membantu Anda menabung setiap bulannya.
ADVERTISEMENT
5. Tidak memiliki dana darurat
Mulailah berinvestasi (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Mulailah berinvestasi (Foto: Unsplash)
Salah satu tanda Anda gagal dalam mengatur keuangan adalah jika Anda tidak memiliki uang emergency atau uang darurat. Fungsi dari dana darurat adalah untuk menolong Anda ketika terjadi sesuatu yang tidak terduga. Seperti ketika Anda atau anggota keluarga Anda sakit atau jika Anda tiba-tiba harus kehilangan pekerjaan.
Maka dari itu Anda harus mulai menyisihkan sebagian dari penghasilan Anda untuk dana emergency. Catatan penting, liburan tidak termasuk dalam situasi darurat. Jadi, jangan gunakan uang darurat untuk pergi berlibur.