Malnutrisi pada Penderita Kanker Bisa Hambat Proses Penyembuhan

31 Agustus 2017 9:02 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kanker disebabkan oleh gaya hidup (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kanker disebabkan oleh gaya hidup (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Selain jantung dan stroke, kanker merupakan penyakit tidak menular yang paling ditakuti di dunia. Di Tanah Air sendiri, penyakit ini menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab kematian.
ADVERTISEMENT
Pada 2012 lalu, kanker sedikitnya telah membunuh sekitar 8,2 juta manusia. Setahun kemudian, prevalensi penderita kanker meningkat jadi 1,4 persen.
Kanker sendiri merupakan penyakit yang terjadi akibat mutasi sel tubuh menjadi sel kanker. Seiring berjalannya waktu, sel kanker ini akan menyebar ke seluruh tubuh. Jika terlambat ditangani, kanker bisa berakibat fatal dan mengakibatkan kematian.
Penyakit ini disebabkan oleh banyak faktor. Mulai dari gaya hidup tak sehat (seperti merokok dan makanan mengandung bahan kimia), faktor keturunan, radikal bebas, stres, hingga infeksi virus.
Penderita kanker biasanya akan mengalami perubahan fisik yang cukup drastis. Seperti perubahan warna kulit, wajah yang hampir selalu terlihat lelah, hingga berat badan yang merosot drastis.
Perubahan bobot dan bentuk tubuh ini biasanya disebabkan oleh rasa nyeri pada tenggorokan dan mulutnya. Selain itu, penderita kanker juga akan sering merasa mual dan stres. Hal inilah yang menyebabkan hilangnya nafsu makan.
ADVERTISEMENT
Hilangnya nafsu makan tentunya akan berdampak pada asupan nutrisi yang diterima oleh penderita kanker. Padahal, nutrisi merupakan hal penting untuk membantu proses pemulihan pasien. Jika pasien mengalami kekurangan nutrisi atau malnutrisi, maka proses penyembuhan akan terhambat.
"Malnutrisi memperlambat proses penyembuhan. Menyebabkan luka operasi susah sembuh, kemo dan radioterapi tidak maksimal, tumor tidak bisa mengecil," jelas DR. Dr. Noorwat S. SpPD, KHOM saat ditemui kumparan (kumparan.com) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Selasa (29/8). aka
"Malnutrisi bisa menyebabkan kaheksi, karena lemak dan ototnya hilang secara terus-menerus. Kaheksi bisa melelehkan lemak, membuat tidak nafsu makan, lambung penuh tidak mau makan. Akibatnya, sakit terus dan enggak sembuh-sembuh," sambungnya lagi.
Pada beberapa kasus yang parah, kaheksi bahkan membuat pasien kanker tinggal tulang berbalut kulit. Karena kekurangan nutrisi, pasien kanker jadi lemah dan tak bisa bergerak. Inilah mengapa banyak pasien akhirnya jadi tak berdaya dan meregang nyawa.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, banyak orang yang belum menyadari dan masih menyepelekan pentingnya memperhatikan jumlah gizi yang masuk ke tubuh pasien kanker. Mitos seputar pantangan makan bagi orang kanker pun beredar luas. Seperti tak boleh makan daging, makanan bakaran, MSG, dan sebagainya. Padahal, larangan ini justru semakin mematahkan semangat hidup dan selera makan pasien kanker.
Beras ungu mampu meminimalisir resiko kanker (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Beras ungu mampu meminimalisir resiko kanker (Foto: Thinkstock)
Dukungan, energi positif, dan kesabaran keluarga sangat dibutuhkan untuk bisa melewati masa-masa ini. "Karena itu, penting untuk melihat nutrisi sebagai bagian dari pengobatan," tutup Noorwati.