news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menlu Retno: Perempuan adalah Agen Perdamaian dan Kesejahteraan

13 November 2018 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi (Foto: Femina Indonesian Women's Forum 2018)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi (Foto: Femina Indonesian Women's Forum 2018)
ADVERTISEMENT
Sebagai perempuan yang berkecimpung dan akrab dengan berbagai politik serta birokrasi luar negeri, Menteri Luar Negeri Retno L. Marsudi sudah sangat familiar dengan kondisi perempuan-perempuan di berbagai belahan negara.
ADVERTISEMENT
Mulai dari gerakan-gerakan perempuan dalam upaya mendapatkan kesetaraan gender dalam pekerjaan, perlindungan terhadap hak-hak perempuan, hingga yang paling memprihatinkan tentang banyaknya konflik yang terjadi di dunia.
Maraknya perang dan konflik yang kian hadir di dunia, seringkali menyebabkan perempuan dan anak-anak yang menjadi korban utama. Terutama anak-anak yang seharusnya bersekolah dan mengejar cita-cita dengan bermimpi tinggi, malah terkadang dilibatkan pada peperangan.
Keprihatinan akan kondisi perempuan sebagai korban konflik pun ia sampaikan dalam acara Indonesian Women’s Forum 2018 (IWF 2018) yang diselenggarakan beberapa waktu lalu di Artpreneur Ciputra, Jakarta Selatan.
“Banyak perempuan menjdi korban di perang dan konflik. Kita harus membaliknya, kita justru harus bisa menjadikan perempuan sebagai agen perdamaian,” papar Menlu Retno di IWF 2018.
ADVERTISEMENT
Ia pun menegaskan, bahwa perempuan memiliki peran besar untuk dunia, yakni sebagai agen perdamaian, toleransi, dan kesejahteraan.
Perempuan sebagai agen perdamaian dan toleransi
Dalam konteks perdamaian negara, menurut Retno Marsudi, Indonesia menjadi salah satu negara dengan kontributor perempuan terbanyak dalam peacekeeping operations. Dan menurutnya, jumlah perempuan dalam operations tersebut harus terus ditambah terutama dari Indonesia.
“Di dunia (peacekeeping perempuan) baru 3 persen, dan dari Indonesia 3,1 persen yang perempuan. Kita lebih membutuhkan banyak perempuan untuk mental healing dan juga pelayanan masyarakat,” tambahnya.
Menlu Retno juga menegaskan, bahwa upaya utama dalam menciptakan posisi perempuan sebagai agen perdamaian adalah dengan pendidikan.
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menghadiri talk show dengan Sahabat Museum KAA di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/7). (Foto: Antara/Agung Rajasa)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menghadiri talk show dengan Sahabat Museum KAA di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/7). (Foto: Antara/Agung Rajasa)
“Kenapa perempuan perlu di empower dan pendidikan yang baik? Karena perlu diingat, ketika berkeluarga, ibulah yang pertama kali menyuntikkan nilai-nilai mengenai kehidupan, dan ini berjalan all the way,” jelas menteri kelahiran Semarang ini.
ADVERTISEMENT
Ia ingin semua perempuan Indonesia berperan dan menularkan perannya sebagai agen perdamaian. Mulai dari saling menghormati, tenggang rasa, hingga toleransi. Sehingga, sebagai bangsa, kita menjadi kuat dan kokoh.
“Saya yakin kita semua ini, terutama sebagai perempuan, kita bisa dan harus jadi agen perdamaian dan agen toleransi,” tegasnya.
Perempuan sebagai agen kesejahteraan
Selain sebagai agen perdamaian dan toleransi, Menlu Retno menekankan bahwa perempuan juga merupakan agen kesejahteraan.
“Kalau ibu-ibu lihat, zaman dulu, dan sampai sekarang, saat kita ke pasar tradisional, what do you see? All women,” paparnya.
Ia menambahkan, perekonomian tersebut digerakkan oleh perempuan. Semangat dan daya juang para ibu-ibu di pasar untuk menghidupi keluarga, perlu diapresiasi besar.
“Jadi perempuan bisa, dan kita harus terus memberdayakan, saling memberdayakan, dan terima kasih kita memiliki mitra laki-laki, yang bisa bersama-sama memberdayakan perempuan,” jelas Retno.
ADVERTISEMENT
Fakta akan kesejahteraan yang diberikan perempuan pun terbukti dengan jumlah 47,9 persen tenaga kerja di Indonesia adalah perempuan. Lalu sekitar 60 persen pengusaha UMKM terdiri dari perempuan.
Menlu Retno L Marsudi dan Sekjen PBB (Foto: Dok. Kemlu)
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno L Marsudi dan Sekjen PBB (Foto: Dok. Kemlu)
“Sekali lagi, kita memiliki kapasitas untuk menggerakkan ekonomi. Kita harus mendukung satu sama lain, saling membantu, sehingga perempuan Indonesia bisa saling berkontribusi untuk kesejahteraan Indonesia,” tutup Menlu Retno.
Indonesian Women’s Forum 2018 (IWF 2018) sendiri merupakan sebuah seminar untuk mengapresiasi perempuan-perempuan Indonesia di dunia karier dan wirausaha.
Acara ini diselenggarakan oleh majalah Femina dengan menggandeng Google Indonesia dan Proctor & Gamble (P&G). Tak hanya berupa seminar dengan mengundang narasumber-narasumber terkemuka seperti Menlu Retno Marsudi dan Najwa Shihab, di IWF 2018 juga hadir rangkaian acara seperti workshop dan masterclass.
ADVERTISEMENT