Miliki Kontrol Diri Jadi Cara Bijak Hentikan Kecanduan Belanja

3 Maret 2017 7:03 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Atasi kebiasaan gila belanja sumber. (Foto: Thinkstock)
Siapa yang tidak senang berbelanja? Baik kaum adam maupun hawa, sepertinya tak akan ada yang menolak jika diberi kesempatan untuk berbelanja sepuasnya tanpa harus mengeluarkan uang sepeserpun.
ADVERTISEMENT
Shopping atau belanja biasanya dilakukan seseorang untuk membeli benda yang dibutuhkan. Jika pada zaman dahulu kamu harus datang mengunjungi toko secara langsung untuk bisa berbelanja aneka barang kebutuhan, kini perkembangan teknologi menawarkan beragam kemudahan dalam berbelanja.
Kini, kamu bisa berbelanja secara online lewat berbagai situs e-commerce yang ada. Sedang bokek atau berada di akhir bulan? Ada kartu kredit yang bisa dengan mudahnya kamu gesek kapanpun kamu mau. Dan seakan itu semua belum cukup, kartu kredit juga menawarkan fasilitas cicilan pembayaran yang bisa kamu atur sendiri jangka waktunya. 
Karena telah begitu dimanjakan dengan aneka kemudahan ini, otomatis perilaku konsumtif atau shopaholic semakin dekat menghantui kita semua. Apalagi menurut data dari Nielsen pada 2016, orang Indonesia tidak takut dan memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi dalam melakukan transaksi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan ilmu psikologi, orang cenderung berbelanja untuk mendapatkan rasa senang dan puas. Hal ini dibenarkan oleh pemenang Asia's Next Top Model Cycle 3, Ayu Gani. Ia mengaku bahwa dirinya memang menjadikan shopping sebagai salah satu penambah semangat.
Namun untungnya, Gani menyadari akan bahayanya berbelanja jika tidak memiliki kontrol diri yang baik. "Kita harus belanja pakai logika, harus pikirin juga kebutuhan kita nggak cuma belanja," tuturnya saat menghadiri acara #Shopalogic yang digelar oleh PermataBank di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat, Kamis (2/3).
Perilaku shopaholic juga bisa menuntun kamu pada sejumlah masalah yang lebih besar, lho. Seperti berhutang karena tagihan kartu kredit menumpuk, dihindari teman karena sering meminjam uang untuk berbelanja,  hingga terbengkalainya keperluan rumah tangga dan anak akibat kebablasan dalam mengatur kebiasaan buruk yang satu ini.  
ADVERTISEMENT
Berbelanja boleh saja, namun kamu harus bijak mengelola dan mengendalikan diri untuk memilah hal apa saja yang patut kamu beli dan apa yang tidak.
Kamu merupakan seorang shopaholic?
Tenang saja. Kebiasaan buruk yang satu ini bisa dirubah, kok. Semua dimulai dari konsep yang ada pada otak, karena otak mempengaruhi perilaku kamu. 
Yang harus kamu sadari juga adalah kartu kredit bukanlah uang tambahan yang bisa kamu gunakan sesuka hati. Berbelanja dengan kartu kredit merupakan tindakan 'berhutang' sementara. 
Tips dari psikolog klinis Indonesia, Dra. A. Kasandra Putranto, coba ubah dengan membuang jauh-jauh pola pikir yang berpikiran bahwa kamu akan rugi jika tidak segera membeli benda diskon tersebut. Justru kamu beruntung, karena jadi lebih hemat dan tidak menghabiskan uang untuk berbelanja hal yang tidak kamu butuhkan.
ADVERTISEMENT
"Berbelanjalah dengan nalar dan mampu mengendalikan dorongan impuls, bahwa belanja harus menggunakan logika," sambungnya lagi. 
Hindari juga sejumlah tindakan seperti browsing atau window shopping di mal maupun online. Ini bisa menuntun kamu untuk kembali membeli hal yang tidak penting.
Dan yang terakhir, tinggalkan segala jenis kartu kredit yang kamu miliki di rumah! Gunakan kartu kredit hanya pada saat benar-benar membutuhkan, atau saat hendak membeli benda yang cukup mahal.
Jika kamu sedang tidak membawa kartu kredit, otomatis transaksi tak akan bisa dilakukan, bukan? Ini otomatis membuat kamu kembali berpikir dan bisa menghindarkan kamu dari perilaku shopaholic. Selamat mencoba!