Penderita Diabetes Ingin Hamil, Amankah?

13 Januari 2017 17:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rencanakan kehamilan dengan baik (Foto: www.thinkstockphotos.com)
Penyakit diabetes menjadi momok menakutkan bagi semua orang. Terlebih jika diderita oleh kaum perempuan. Berbagai pertanyaan seputar masalah kesehatan pun bermunculan.
ADVERTISEMENT
Hal paling jamak yang ditanyakan oleh kaum hawa penderita diabetes adalah: amankah bagi perempuan penderita diabetes untuk hamil?
Jawaban untuk pertanyaan singkat tersebut hanyalah satu, yaitu berkonsultasilah pada dokter ahli. Hal ini maha penting untuk kamu lakukan pada masa tiga hingga enam bulan sebelum merencanakan program kehamilan. Ini dilakukan guna memastikan apakah kamu dan bayi bisa tumbuh sehat atau tidak.
Saat menemui dokter, jangan takut. Biasannya dokter akan melakukan sederet tes untuk mengetahui kondisi tubuh kamu. Tes pertama yang akan dilakukan adalah tes A1C (HbA1c) untuk memantau kadar gula atau glukosa dalam darah kamu. Ini dilakukan karena otak dan sumsum tulang belakang bayi terbentuk langsung setelah terjadinya pembuahan dalam rahim. Dan jika kamu memiliki gula darah yang tinggi, ini akan meningkatkan risiko bayi lahir cacat.
ADVERTISEMENT
Dokter juga akan menjalankan tes darah untuk mengetahui apakah ada komplikasi dengan ginjal, hati, jantung, dan organ dalam tubuh lainnya.
Selain itu, jika kamu merupakan penderita diabetes tipe 1, dokter akan mengecek kadar kolesterol dan lemak darah yang lebih dikenal dengan trigliserida. Dokter juga akan merekomendasikan kamu untuk melakukan konseling mengenai perencanaan kehamilan. Apa manfaat konseling tersebut?
Kamu akan diedukasi dan dipersiapkan secara fisik dan mental oleh dokter agar dapat menghadapi kehamilan dengan baik.
Berat badan akan menjadi fokus awal. Kamu akan dibantu agar dapat mencapai berat badan ideal sebelum memasuki masa kehamilan. Ini berguna untuk menghindari komplikasi yang mungkin saja terjadi jika kamu memiliki berat badan berlebih selama masa kehamilan. Sedangkan jika berat badan kamu berada di bawah normal, hal ini berguna untuk menghindari bayi lahir dengan ukuran kecil.
Kontrol dan konsultasi rutin saat hamil (Foto: www.thinkstockphotos.com)
Gaya hidup kamu juga akan diperbaiki. Jika kamu seorang perokok dan sering mengonsumsi alkohol, saatnya menghentikan kebiasaan buruk tersebut. Merokok berdampak buruk pada kesehatan kamu dan sang bayi. Tak hanya selama masa kehamilan saja, namun juga pada masa setelah melahirkan. Karbonmonoksida dan racun lainnya pada rokok bisa menghambat penyaluran oksigen untuk kamu dan bayi, menyebabkan bayi lahir prematur dengan berat badan minim, dan melemahkan paru-paru dan saluran pernapasan bayi.
ADVERTISEMENT
Sebulan sebelum kamu mulai berencana untuk hamil, kamu akan diberikan vitamin prenatal. Kandungan asam folat dalam vitamin berfungsi untuk mengurangi risiko bayi lahir dengan penyakit spina bifida. Spina bifida adalah kondisi dimana terjadinya kecacatan pada otak dan tulang belakang bayi dikarenakan tak terbentuk dengan sempurna.
Dokter juga akan memberikan suntikan insulin pada tiga bulan terakhir masa kehamilan. Pola makan merupakan hal yang penting untuk kamu jaga, karena kamu pasti akan membutuhkan kalori lebih untuk diberikan pada si buah hati dalam kandungan.
Kegiatan fisik seperti berolahraga juga amat penting dilakukan guna mengontrol gula darah. Aktivitas seperti aerobik atau berenang sangat disarankan.
Intinya, konsultasikan semuanya pada dokter! Segala hal harus terencana dengan baik sebelum kamu memutuskan untuk hamil, guna mengindari hal yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT