Power Woman: Naomi Osaka, Petenis Asia Pertama di Puncak Dunia

29 Januari 2019 13:03 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Naomi Osaka juara tunggal putri Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
zoom-in-whitePerbesar
Naomi Osaka juara tunggal putri Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
ADVERTISEMENT
26 Januari 2019 menjadi hari bersejarah yang mengubah hidup Naomi Osaka. Perempuan berkewarganegaraan Jepang dan Amerika Serikat ini berhasil menjadi kampiun di nomor tunggal putri Australia Terbuka 2019. Kemenangan dramatis ini diraih Osaka setelah mengalahkan petenis Republik Ceko, Petra Kvitova, dengan skor 7-6 (7-2), 5-7, 6-4.
ADVERTISEMENT
Australia Terbuka 2019 tidak menjadi satu-satunya gelar Grand Slam yang direngkuh oleh petenis berusia 21 tahun ini. Sebelumnya, Osaka menjadi juara di nomor tunggal putri Amerika Serikat (AS) Terbuka 2018. Hebatnya, gelar juara Grand Slam pertamanya itu disegel usai mengalahkan petenis sekelas Serena Williams yang juga menjadi idola dan pahlawan masa kecilnya.
Rapor brilian Osaka tak berhenti di hitung-hitungan gelar juara Grand Slam. Keberhasilannya itu menjadikannya sebagai petenis Jepang pertama yang meraih gelar Grand Slam di kategori senior, baik nomor tunggal putri maupun putra.
Reaksi kemenangan Naomi Osaka di semifinal Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
zoom-in-whitePerbesar
Reaksi kemenangan Naomi Osaka di semifinal Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Bila menilik rekam jejak petenis-petenis Jepang di kompetisi paling prestisius di jagat tenis ini, sudah ada Mie Yaosa yang menjadi juara di Australia Terbuka 2005 di nomor tunggal putri kategori kursi roda (wheelchair). Namun demikian, ucapan selamat dan ungkapan kebanggaan tetap diberikan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe.
ADVERTISEMENT
“Naomi Osaka, selamat untuk keberhasilanmu menjuarai AS Terbuka. Kamu menjadi petenis Jepang pertama yang meraih gelar Grand Slam (di kategori senior -red). Terima kasih karena kamu telah memberikan kekuatan dan kegembiraan di tengah situasi sulit seperti ini,” tulis Abe lewat akun media sosialnya.
Osaka merupakan petenis berdarah campuran Jepang-Haiti. Ibunya bernama Tamaki Osaka, sedangkan ayahnya yang asli Haiti bernama Leonard Francois. Oleh karena itu, Osaka berstatus kewarganegaraan ganda. Meski memiliki darah Amerika, Naomi memilih untuk mewakili Jepang dalam karier tenisnya.
Lahir di Chūō-ku, Osaka, Jepang, pada 16 Oktober 1997, Osaka pindah ke Amerika Serikat saat masih berusia tiga tahun. Ia menyelesaikan pendidikan formal di Elmont Alden Terrace Primary School dan Broward Virtual Middle High School yang berada di Florida.
ADVERTISEMENT
Talenta dan kecintaan Osaka terhadap tenis tumbuh sejak remaja. Leonard dan Tamaki memperkenalkan tenis kepada putrinya karena terinspirasi oleh kakak beradik Venus dan Serena Williams yang bermain cemerlang pada Prancis Terbuka 1999.
Dengan penuh harapan, Leonard meminta Richard Williams, pelatih yang juga merupakan ayah kandung Venus dan Serena, untuk mengasah bakat Osaka.
Naomi Osaka juara tunggal putri Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Adnan Abidi)
zoom-in-whitePerbesar
Naomi Osaka juara tunggal putri Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Adnan Abidi)
Permintaan Leonard untuk menjadikan Osaka sebagai petenis terbaik dunia terwujud belasan tahun kemudian. Osaka berhasil mengalahkan Serena di laga puncak tunggal putri AS Terbuka 2018.
Karier Osaka sebagai petenis sendiri dimulai pada 2012. Ia sempat berlatih di banyak tempat seperti ISP Academy, Harold Solomon Tennis Academy, hingga ProWorld Tennis Academy.
Perjalanan Osaka di ranah tenis sempat terlihat suram karena ia tak berhasil memenangi titel apa pun di tahun-tahun awal kariernya. Baru pada 2016, ia berhasil mencapai babak ketiga Australia, Prancis, dan AS Terbuka.
ADVERTISEMENT
Ia juga berhasil berlaga di partai puncak Toray Pan Pacific 2016, meski kalah dari Caroline Wozniacki. Service dan forehand yang keras jadi kekuatan utama Osaka. Julukan ‘Newcomer of the Year 2016’ pun disematkan padanya.
Hidup Osaka berbalik 180 derajat saat ia berhasil menyabet trofi BNP Paribas Open dan AS Terbuka pada 2018. Tak cuma Serena, ia berhasil mengungguli petenis-petenis papan atas seperti Simona Halep, Maria Sharapova, Agnieszka Radwanska, Karolina Pliskova, dan Daria Ksatkina.
Saat ia kembali mengharumkan nama Jepang di Melbourne Park pada 2019 ini, Osaka mengaku terharu dan tak menyangka bahwa ia berhasil menorehkan catatan emas ini.
"Rasanya pada dua tahun terakhir, yang saya inginkan hanyalah masuk Top 10 karena itu adalah cara memperoleh nama untuk diri sendiri. Bisa berada di posisi (juara dunia) saat ini terasa bagai mimpi," ujarnya seperti dilansir WTA Tennis.
ADVERTISEMENT
"Saya sungguh tak berpikir akan berada di posisi ini lagi dalam waktu dekat. Perasaan saya campur aduk saat ini," ujarnya seraya tertawa.
Osaka sendiri dikenal sebagai pribadi yang pemalu dan pendiam. Kehidupan personalnya pun tak banyak diketahui publik. Ketimbang banyak bicara, pemilik tinggi badan 180 sentimeter ini lebih memilih membangun kesuksesan dalam diam.
Pada momentum kemenangannya pun, petenis berzodiak Libra ini enggan menunjukkan ekspresi bahagia berlebihan. Alasannya, Osaka ingin menjaga perasaan lawan yang baru saja ia kalahkan di lapangan--termasuk di partai puncak melawan Kvitova itu.
Serena Williams menghibur Naomi Osaka di panggung penyerahan trofi AS Terbuka. (Foto: USA Today/Reuters/Robert Deutsch)
zoom-in-whitePerbesar
Serena Williams menghibur Naomi Osaka di panggung penyerahan trofi AS Terbuka. (Foto: USA Today/Reuters/Robert Deutsch)
"Saya sangat senang, tapi juga sedikit menyesal karena saya tahu kalian (fans) ingin dia menang," tutur Osaka kalem saat itu.
Osaka meluapkan perasaannya lewat unggahan Instagram terbarunya. "Saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang ada di sekeliling saya karena saat seremoni saya merasa sangat gugup dan tak ingin bicara terlalu panjang. Percayalah, omongan saya waktu itu saja sudah cukup panjang," tulisnya pada akun @naomiosakatennis.
ADVERTISEMENT
Ungkapan 'diam-diam menghanyutkan' cukup pas menggambarkan perjalanan karier Osaka. Bermodalkan tekad sekuat baja dan kerja keras, ia tak hanya menggondol dua gelar juara Grand Slam berturut-turut di nomor tunggal putri, tapi juga menjadi petenis Asia pertama yang menduduki peringkat satu dunia.
Keberhasilannya menjadi peringkat satu dunia dalam usia 21 tahun 104 hari ini pun mengantarkannya sebagai petenis putri termuda kedua yang duduk di puncak peringkat WTA setelah Wozniacki merengkuh predikat ini pada 2010 dalam usia 20 tahun 92 hari.
Selamat untuk Naomi Osaka!
Simak cerita perempuan inspiratif lainnya di topik sheinspiresme.