Standar Ganda di Lapangan Tenis US Open yang Menimpa Alize Cornet

6 September 2018 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alize Cornet (Foto: dok.Reuters/Toby Melville)
zoom-in-whitePerbesar
Alize Cornet (Foto: dok.Reuters/Toby Melville)
ADVERTISEMENT
Isu standar ganda mencuat dari lapangan tenis US Open. Beberapa waktu lalu, media internasional memberitakan soal petenis putri asal Prancis, Alize Cornet, yang membuka bajunya di lapangan kejuaran tenis US Open. Atas tindakannya tersebut, wasit seketika memberi peringatan terhadap Cornet karena dinilai telah melanggar aturan dalam pertandingan melawan Johanna Larsson tersebut.
ADVERTISEMENT
Dilansir CBS News, saat melakukan aksi tersebut Cornet sebelumnya baru saja kembali ke lapangan setelah kembali dari kamar mandi dan menyadari bahwa pakaian yang ia kenakan terbalik.
Dalam waktu kurang dari 15 detik, spontan ia memutar badannya dan membelakangi kamera untuk membuka kausnya dan mengenakannya kembali dengan benar. Sontak, ia langsung mendapat peringatan dari wasit karena aksinya.
Terkait insiden tersebut, Asosiasi Tenis Perempuan atau Women's Tennis Association (WTA) buka suara. Menurut mereka, peringatan dari wasit tersebut tidak seharusnya terjadi.
Keputusan oleh wasit dan panitia AS Terbuka lantas memicu kemarahan para warganet. Mereka menganggap panitia sangat seksis dengan menerapkan standar ganda pada petenis perempuan, mengingat pemain pria dapat melakukan pergantian baju di tengah lapangan tanpa menerima peringatan dari wasit.
ADVERTISEMENT
Pihak penyelenggara US Open pun turut menyesalkan adanya peringatan dari wasit. Salah satu perwakilan mengatakan seluruh pemain boleh mengganti kaos mereka ketika sedang istirahat di pinggir lapangan dan menambahkan pemain putri boleh juga mengganti di ruang ganti di dekat lapangan kapanpun dan tidak dianggap sebagai waktu "toilet break."
Penyelenggara US Open akhirnya mengklarifikasi insiden tersebut. Mereka meminta maaf kepada Cornet dan menyatakan tidak akan menghukum pemain tenis asal Prancis tersebut.
Tercatat, peraturan turnamen grandslam di 2018 menyatakan bahwa pergantian kostum bagi pemain putri hanya bisa dilakukan ketika set berakhir. Sementara ketika pertandingan masih berlangsung, pemain yang ingin ke toilet untuk urusan apapun harus meminta izin dari wasit.
Namun tetap saja, insiden tersebut menjadi hal yang disayangkan karena aturan yang diterapkan kepada pemain tenis perempuan dan laki-laki berbeda dan cenderung menyulitkan petenis perempuan.
ADVERTISEMENT
Standar ganda atau double standard memiliki arti sebagai suatu peraturan atau prinsip yang diberlakukan secara tidak adil kepada seseorang atau terhadap suatu kelompok. Sederhananya, kita dipaksa untuk mencapai suatu standar tertentu hanya untuk mendapatkan sebuah penerimaan masyarakat.
Sedangkan orang-orang yang 'mayoritas' tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan sebuah pengakuan yang setara. Kasarnya, dengan berdiri membantu saja mereka sudah mendapatkan pengakuan dari masyarakat sekitarnya, ditambah lagi jika dirinya seseorang yang memegang peran besar di masyarakat seperti pemuka agama, atau orang yang disegani di lingkungannya.
Tanpa disadari, mungkin saja Anda pernah berada dalam kondisi tersebut.
Tercatat, isu standar ganda ini pun semakin santer setelah sebelumnya Serena Williams dan petenis perempuan lainnya dilarang mengenakan catsuit saat berlaga di lapangan French Open.
Serena Williams (Foto: Dok. Serena Williams)
zoom-in-whitePerbesar
Serena Williams (Foto: Dok. Serena Williams)
Bernard Giudicelli Selaku Presiden French Tennis Federation menyebut catsuit sebagai busana yang tak pantas dikenakan di lapangan tenis.
ADVERTISEMENT
Padahal, bukan tanpa alasan Serena mengenakan catsuit hitam. Ibu dari satu putri ini mengenakan catsuit guna memperlancar sirkulasi darahnya pasca melahirkan Alexis Ohanian.
Dari dua peristiwa yang menimpa atlet tenis Alize Cornet dan Serena Williams setidaknya menunjukkan satu hal, yakni isu standar ganda bisa terjadi menimpa siapa saja, kapan pun dan di manapun.