Terjebak Dalam Hubungan Tak Sehat, Ini yang Harus Kamu Lakukan

26 Maret 2018 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Surat Untuk Masa Lalu  (Foto: Dok. kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Surat Untuk Masa Lalu (Foto: Dok. kumparan)
ADVERTISEMENT
Zaman sekarang, cinta butuh logika. Sudah bukan masanya lagi kamu merasa tersiksa akibat terjebak dalam hubungan asmara yang merusak.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, tak sedikit orang yang bertahan dalam hubungan pacaran tak sehat dengan alasan sudah kepalang cinta. Banyak pula yang memilih tutup mata dan mengabaikan sinyal negatif dalam hubungan akibat sudah terlalu lama bersama.
Apakah kamu termasuk salah satu yang merasa sedang 'dibutakan' oleh cinta?
Jika tak yakin, psikolog Klinis dan Hipnoterapis Liza M. Djaprie punya sederet tips yang bisa kamu gunakan sebagai bahan untuk kroscek diri. Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah sadar lebih dulu bahwa hubungan tersebut memang tak sehat dan merusak kebahagiaan kamu.
“Harus jujur, karena kita kadang-kadang enggak mau mengaku, denial, dan menyangkal,” jelas Liza saat dihubungi kumparanSTYLE (kumparan.com) beberapa waktu lalu. “Kita harus benar-benar mau melihat, mengakui, dan menyadari bahwa hubungan tersebut beracun. Pengakuan itu harus ada dulu,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Setelah sadar, coba kumpulkan keberanian untuk bertindak dan keluar dari hubungan tersebut. “Harus benar-benar melakukan tindakan nyata. Dalam arti, putus kontak untuk sementara waktu, minta bantuan teman-teman yang lain untuk menahan agar diri kita enggak kontak (dia) lagi,” papar Liza.
Pasangan yang bertengkar (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan yang bertengkar (Foto: Thinkstock)
Terakhir, kamu harus sadar bahwa perpisahan memang selalu menyedihkan dan menyisakan rasa hampa. Dalam tahap ini, kamu bisa saja merasa galau, menangis setiap hari, dan merasa rindu dengan si dia. Menurut Liza, hal ini merupakan proses yang harus kamu jalani.
“Jalani saja, jangan stop untuk melawan itu. Seperti orang naik gunung, susah berat, tapi saat sudah di puncaknya, akan lega dan nanti turun lagi kok,” tutup psikolog lulusan Universitas Indonesia ini.
ADVERTISEMENT
Yuk, peduli terhadap kebahagiaan diri!
-----
Punya sesuatu yang ingin kamu katakan untuk dirimu di masa lalu? Yuk, ikuti lomba penulisan 'Surat untuk Masa Lalu' dari kumparan bersama Tiga Generasi. Empat cerita terbaik berkesempatan untuk memenangkan Voucher MAP senilai @Rp 500 ribu dan dua jam sesi grup konseling gratis bersama psikolog Tiga Generasi.
Syarat dan ketentuannya bisa kamu lihat di sini.