3 Juta Data Pengguna Facebook Bocor Akibat Aplikasi Kuis

16 Mei 2018 8:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Facebook. (Foto: Dado Ruvic/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Facebook. (Foto: Dado Ruvic/Reuters)
ADVERTISEMENT
Facebook belum terbebas dari isu penyalahgunaan data atau kebocoran data.
ADVERTISEMENT
Kali ini, ditemukan kebocoran 3 juta pengguna Facebook yang bocor akibat kuis tes kepribadian. Kebocoran data ini ditemukan oleh New Scientist yang melaporkan bahwa jutaan data itu dipublikasikan di sebuah situs web yang pengamanannya sangat buruk dan bisa bebas diakses oleh orang yang tidak berwenang.
Data-data ini adalah milik pengguna yang mengikuti dan memberi jawaban dalam aplikasi tes kepribadian bernama 'myPersonality'.
Data yang diambil tidak termasuk nama pengguna, melainkan hanya usia, jenis kelamin, dan status hubungan mereka. Untuk 150 ribu orang, data ini berisi pembaruan status mereka.
Dilansir The Verge, semua data itu seharusnya hanya dapat diakses oleh peneliti melalui situs web kolaboratif. Namun, New Scientist menemukan bahwa nama pengguna dan kata sandi untuk mengakses ke data tersebut dapat ditemukan "dalam waktu kurang dari satu menit" di mesin pencari internet. Itu berarti ada keteledoran yang memungkinkan siapa saja untuk mengakses 3 juta data itu.
ADVERTISEMENT
Menurut New Scientist, secara total ada 6 juta pengguna Facebook yang menyelesaikan tes kepribadian pada kuis myPersonality. Hampir setengah dari jumlah tersebut telah mengizinkan informasinya dibagikan kepada peneliti.
Aplikasi myPersonality membiarkan peneliti untuk menggunakan data yang telah dikumpulkan. Akses itu juga diberikan kepada 280 orang termasuk karyawan Facebook dan perusahaan teknologi besar lainnya.
Hingga kini belum diketahui apakah data tersebut sudah disalahgunakan berkat nama pengguna dan kata sandi yang tersedia secara umum.
Ilustrasi Facebook. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Facebook. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)
Kesamaan dengan Skandal Cambridge Analytica
Insiden ini tentu mengingatkan kita pada skandal Cambridge Analytica yang berhasil memanen lebih dari 87 juta pengguna Facebook melalui kuis tes kepribadian aplikasi 'This Is Your Digital Life'.
Ada kesamaan menarik antara aplikasi myPersonality dengan This Is Your Digital Life, yang ternyata pembuatnya adalah Aleksandr Kogan.
ADVERTISEMENT
Kogan sendiri adalah peneliti dari Universitas Cambridge, Inggris, yang mengumpulkan data pengguna Facebook dari aplikasi kuis This Is Your Digital Life, lalu menjualnya kepada Cambridge Analytica untuk memenangkan Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat tahun 2016.
Kogan pernah terdaftar sebagai bagian dari proyek myPersonality hingga pertengahan 2014. Universitas Cambridge mengatakan kepada New Scientist bahwa proyek myPersonality dimulai sebelum penciptanya bergabung dengan universitas dan tidak melalui proses peninjauan etiknya.
Cambridge Analytica. (Foto: Twitter @CamAnalytica)
zoom-in-whitePerbesar
Cambridge Analytica. (Foto: Twitter @CamAnalytica)
Seorang juru bicara Facebook mengatakan kepada New Scientist bahwa aplikasi tersebut sedang diselidiki dan akan dilarang jika "menolak untuk bekerja sama atau gagal melalui proses audit." Sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap penyalahgunaan data pengguna, Facebook menulis dalam situs blognya bahwa sejauh ini telah menangguhkan 200 aplikasi pihak ketiga termasuk myPersonality.
ADVERTISEMENT
"Kami menangguhkan aplikasi myPersonality hampir sebulan yang lalu karena kami percaya bahwa itu mungkin melanggar kebijakan Facebook," kata Ime Archibong, wakil presiden Facebook untuk kemitraan produk, dalam sebuah pernyataan yang dilansir CNET. "Kami sedang menyelidiki aplikasi ini, dan jika myPersonality menolak untuk bekerja sama atau gagal dalam audit kami, kami akan memblokirnya."
"Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menemukan semua aplikasi yang mungkin telah menyalahgunakan data Facebook orang - dan itu akan memakan waktu," kata Archibong. "Kami melakukan investasi besar-besaran untuk memastikan penyelidikan ini selengkap dan sesegera mungkin. Kami akan terus memberikan informasi terbaru tentang kemajuan kami."