5 Brand HP Terlaris di RI Versi Counterpoint: Vivo dan Samsung Tempel Oppo

Smartphone Oppo A96. Foto: Dok. Oppo

Lembaga riset Counterpoint Research kembali meluncurkan laporan daftar brand handphone (HP) terlaris di Indonesia kuartalan. Oppo masih memimpin pangsa pasar smartphone Indonesia untuk periode Q1 2022, namun kompetitornya terus menempel dengan ketat.

Berdasarkan laporan Counterpoint kuartal pertama 2022, merek HP asal China itu menguasai pangsa pasar ponsel di negara kita sebanyak 22,3 persen. Meski Oppo masih menjadi yang teratas, jarak antara ia dengan pesaingnya semakin menyempit.

Vivo menyusul di posisi kedua dengan 20,6 persen pangsa pasar Indonesia, diikuti Samsung yang duduk di peringkat ketiga dengan mencatat pangsa pasar 17,7 persen. Sementara posisi keempat dan kelima ditempati Xiaomi dan Realme, masing-masing dengan 14,3 persen dan 11 persen pangsa pasar Indonesia Q1 2022.

Daftarnya bisa dilihat di bawah ini, sekaligus membandingkannya dengan pangsa pasar HP di Indonesia periode kuartal pertama tahun lalu.

Laporan Counterpoint Research Q1 2022 untuk pasar Indonesia. Foto: Dok. Counterpoint Research

Laporan Counterpoint juga menyebut pasar smartphone Indonesia tumbuh 11,5 persen dari tahun lalu. Alasan di balik peningkatan ini karena pemulihan ekonomi negara yang dimulai pada paruh kedua 2021.

Berbeda dengan negara AS dan Eropa, pasar smartphone Indonesia didominasi oleh smartphone kelas menengah di bawah 249 dolar AS (sekitar Rp 3,6 juta). Menurut Febriman Abdillah, Analis Senior di Counterpoint Research, pasar HP tersebut akan punya prospek yang menjajikan ke depannya.

“Kisaran harga 150 - 249 dolar AS bisa menjadi segmen smartphone yang tumbuh paling cepat, terhitung 35 persen dari pasar,” lanjut Febriman dalam pernyataan resmi.

Kenaikan penjualan ini turut dibantu dengan kegiatan pemasaran promosi yang telah dimulai bahkan sebelum perayaan Ramadhan pada April 2022. Banyak promosi ditawarkan secara online, meliputi diskon, cashback, hadiah, dan paket bundling.

Apalagi kini lebih banyak orang yang dapat mengunjungi toko fisik setelah relaksasi pembatasan pandemi COVID-19, membuat penetrasi saluran online hanya naik 1 persen dari 17 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.