news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

6 Startup Unicorn Indonesia Saat Ini, Ada JD.id yang Paling Baru

24 Februari 2020 12:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Drone pengirim barang dari JD.ID  Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Drone pengirim barang dari JD.ID Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
JD.id punya gelar baru, yakni unicorn. Status ini diberikan kepada startup atau perusahaan rintisan yang nilai valuasinya berhasil mencapai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14,1 triliun.
ADVERTISEMENT
JD.id menambah panjang daftar startup bergelar unicorn di Indonesia, menyusul Gojek, Tokopedia, hingga OVO. Khusus Gojek, ia bahkan telah mendapat gelar decacorn dan valuasinya sudah tembus 10 miliar dolar AS.
kumparan telah merangkum pencapaian unicorn dari enam startup Indonesia. Berikut daftarnya!

1. Gojek

Logo baru Gojek di helm mitra pengemudi ojek online. Foto: Dok. Gojek
Startup Gojek didirikan oleh Nadiem Makarim, Kevin Aluwi, dan Michaelangelo Moran pada Oktober 2010. Gojek memulai bisnisnya sebagai layanan ojek motor panggilan lewat call center dan saat berdiri hanya memiliki 20 pengemudi.
Gelar status unicorn diraih Gojek pada tahun 2017 lalu, saat itu nilai valuasinya diperkirakan mencapai 1,2 miliar dolar AS. Selang dua tahun kemudian, status Gojek meningkat menjadi decacorn.
Berdasarkan hasil riset terbaru CB Insights yang bertajuk "Global Unicorn Club: Private Companies Valued at $1B+ (as of March 14, 2019)", Gojek menjadi perusahaan teknologi pertama di Indonesia yang memiliki valuasi 10 miliar dolar AS dan berhak menyandang status decacorn, naik pangkat dari unicorn.
ADVERTISEMENT
Gojek kini telah beroperasi di 204 kota dan kabupaten di Indonesia. Tidak hanya itu, ekspansi ke luar negeri juga sudah dilakukan di beberapa negara kawasan Asia Tenggara, di antaranya Vietnam, Singapura, dan Thailand.

2. Traveloka

Ilustrasi Traveloka Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Traveloka merupakan startup yang bergerak di bidang leisure. Perusahaan awalnya menyediakan layanan pembelian tiket pesawat dan hotel secara online, namun kini mereka juga menyediakan layanan lain, seperti tiket masuk Safari hingga sewa mobil.
Albert Zhang, Derianto Kusuma, dan Ferry Unardi adalah sosok yang mendirikan Traveloka pada tahun 2012. Pertumbuhan startup ini tergolong cukup cepat.
Gelar unicorn sudah diraih Traveloka sejak Juli 2017, ketika memperoleh investasi dari Expedia sebesar 350 juta dolar AS. Kini, menurut data CB Insights, Traveloka memiliki nilai valuasi sebesar 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 27 triliun.
ADVERTISEMENT

3. Tokopedia

Logo Tokopedia. Foto: Jofie Yordan/kumparan
Tokopedia pertama kali didirikan oleh dua sekawan, William Tanuwijaya sebagai CEO dan Leontinus Alpha Edison sebagai CTO dan COO pada 6 Februari 2009. Pada 17 Agustus 2009, situs Tokopedia(dot)com resmi meluncur.
Seiring berjalannya waktu, suntikan dana dari Alibaba pada 2017 lalu membawa Tokopedia menjadi startup unicorn. Butuh waktu delapan tahun bagi Tokopedia untuk mencapai status tersebut.
Jumlah pengguna aktif bulanan Tokopedia sudah mencapai 90 juta per Agustus 2019. Sementara untuk jumlah penjual di Tokopedia kini ada 6,4 juta merchant. Nilai valuasi Tokopedia diprediksi mencapai 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 97 juta.

4. Bukalapak

Platform e-commerce Bukalapak. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
Bukalapak merupakan salah satu startup e-commerce di Indonesia yang mendapatkan gelar unicorn. Startup ini didirikan oleh Achmad Zaky bersama dua orang temannya, Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid, pada tahun 2010.
ADVERTISEMENT
Kala itu, mereka membaca peluang yang berpotensi untuk mengembangkan situs web toko online yang kini dikenal dengan e-commerce. Kejeliannya itu akhirnya membuahkan hasil dengan Bukalapak menjelma menjadi salah satu startup dengan gelar unicorn pada tahun 2018.
Hingga usianya yang ke-10 tahun ini, jumlah pengguna aktifnya sudah mencapai lebih dari 70 juta dan kunjungan aplikasi Bukalapak mencapai 42 juta kali per bulan. Nilai valuasi Bukalapak diduga sudah mencapai 2,5 miliar dolar AS atau Rp 34 triliun.

5. OVO

Ilustrasi promo cashback dari aplikasi pembayaran online Ovo. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Startup di bidang e-wallet, OVO, resmi menyandang status unicorn pada tahun 2019 lalu. OVO sendiri disebutkan sebagai aplikasi pembayaran seluler yang dibuat oleh LippoX pada 2017.
Kabar status unicorn OVO pertama kali muncul dari data perusahaan penyedia platform analisis dan machine intelligence, CB Insights, yang punya daftar kumpulan startup yang sudah meraih gelar unicorn.
ADVERTISEMENT
Dalam daftar tersebut, ada nama startup OVO. Ada tiga investor yang telah bergabung dengan OVO, yakni Grab, Tokopedia, dan Tokyo Century Corporation. Valuasi OVO disebut telah mencapai 2,9 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 40 triliun per Oktober 2019.

6. JD.id

Papan belanja virtual JD.ID di Stasiun Tebet. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
JD.id menjadi startup Indonesia keenam yang bergelar status unicorn. Valuasi startup e-commerce itu dikabarkan telah melampaui 1 miliar dolar AS.
Kabar JD.id telah bergelar unicorn datang dari laporan DailySocial. Manajemen JD.id pun membenarkan kepada kumparan, bahwa valuasi perusahaan mereka telah mencapai 1 miliar dolar AS sejak tahun 2019 lalu.
Namun, JD.id tidak menyebut rincian valuasi perusahaan saat ini. Diketahui, status unicorn JD.id didapatkan setelah menggelar joint venture dengan beberapa perusahaan lain, termasuk Gojek.
ADVERTISEMENT
JD.id pertama kali mulai beroperasi di Indonesia pada November 2015. Berdasarkan data CrunchBase, saat ini bisnis JD.id berkembang sangat pesat.
Jumlah produk yang menawarkan pertumbuhan cepat kurang dari 10 ribu pada tahun 2015, menjadi sekitar 100 ribu pada akhir 2016. JD.id juga menyediakan layanan pengiriman yang mencapai 365 kota di seluruh Indonesia dengan ribuan armada yang siap mengirimkan langsung ke pelanggan mereka.