Ahli Keamanan IT Tanggapi Cuitan Fadli Zon soal Sistem Linux di KPU

7 Mei 2019 15:03 WIB
Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Foto: Widodo S Jusuf/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Foto: Widodo S Jusuf/Antara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengkritik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam rangkaian cuitan di akun Twitter resminya, Fadli Zon menyebut situs perhitungan (Situng) KPU cacat karena menggunakan sistem operasi Linux.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, KPU hanya menggunakan sistem IT yang sederhana dengan Linux gratisan yang merupakan sistem sumber terbuka alias open source. Lalu, apakah sistem operasi yang gratis seperti Linux ini menandakan keamanannya lebih lemah dari yang berbayar?
Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menegaskan pilihan sistem operasi tidak menentukan keamanan suatu sistem, baik gratis maupun berbayar. Tapi ada hal lain yang menentukan keamanannya baik atau buruk.
"Yang menentukan adalah bagaimana administrator sistem melakukan patching OS dan pihak KPU secara strategis dan cerdas sudah memisahkan server Situng dari internet," ujar Alfons, saat dihubungi kumparan.
Ilustrasi keamanan siber. Foto: TheDigitalWay via Pixabay
Alfons menjelaskan, OS berbayar seperti Windows juga bisa saja diretas jika administrator tidak cerdik dan disiplin dalam mengamankan sistem. Jadi, menurutnya tidak ada korelasi antara keamanan OS berbayar atau tidak berbayar.
ADVERTISEMENT
"OS Windows yang tidak jaga (patch) dan ditutup port yang tidak diperlukan dapat dipastikan lebih mudah diretas daripada OS Linux yang di-patch dan dibuka port yang diperlukan saja," imbuhnya.
Sementara itu, pakar teknologi informasi, Onno W. Purbo, mengatakan ada banyak hal yang bisa mempengaruhi keamanan sebuah server web atau aplikasi. Misalnya sistem operasi, web server, database server, coding-nya, petugas yang memasukkan data, hingga prosedur dalam organisasi, seperti ISO 27001, ISO 31000, dan lain-lain.
"Linux jelas lebih bagus daripada Windows. Windows lebih rewel, lebih susah buat jaganya," ujar Onno, dalam surat elektronik kepada kumparan.
Ilustrasi keamanan siber. Foto: pixelcreatures via Pixabay
Selama proses perhitungan yang berjalan, isu peretasan yang dialami Situng KPU memang yang paling santer terdengar. Meski KPU sudah membantahnya, tapi banyak orang yang masih menganggap peretasan itu benar terjadi.
ADVERTISEMENT
Terkait hal tersebut, Sigit Widodo yang merupakan juru bicara PSI bidang TI dan mantan Direktur Operasional Pengelola nama Domain Internet Indonesia (PANDI), menegaskan sistem KPU tidak bisa diretas dari jaringan publik.
"KPU menggunakan sistem closed network alias jaringan tertutup untuk Situng. Sistem ini sama sekali tidak memiliki koneksi ke internet publik. Data yang kita lihat di web KPU adalah salinan dari Situng, bukan data Situng itu sendiri," jelas Sigit.
"Jadi, kalau misalnya salinan data yang ada di web KPU diretas, tidak akan ada pengaruhnya pada data Situng," imbuhnya.
Linux merupakan keluarga dari sistem operasi open source Unix berdasarkan kernel Linux, yang pertama kali dirilis pada 17 September 1991 oleh Linus Torvalds. Awalnya, Linux hanya dikembangkan untuk PC yang berbasis arsitektur Intel x86, tapi kemudian dikembangkan untuk platform lainnya.
ADVERTISEMENT
Fadli Zon sendiri mengeluarkan kritikan ini setelah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke ruang server dan ruang operasional KPU pada Jumat (3/5). Saat itu, ia ditemani oleh Wakil Ketua Komisi II DPR Ahmad Riza Patria.