Akhir 2017, SpaceX akan Luncurkan Roket Pembawa Manusia ke Bulan

10 Juni 2017 9:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran Roket SpaceX (Foto: SpaceX Imagery/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran Roket SpaceX (Foto: SpaceX Imagery/Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Teka-teki soal kapan diluncurkannya roket pembawa manusia ke bulan milik SpaceX, Falcon Heavy, akhirnya terjawab. Falcon Heavy dipastikan akan melakukan peluncuran perdananya dalam waktu empat bulan ke depan atau sekitar bulan Oktober 2017.
ADVERTISEMENT
Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh Elon Musk, pendiri sekaligus CEO SpaceX, setelah ia menjawab pertanyaan dari seorang pengguna Twitter bernama Johnny Grinter terkait kapan perusahaan layanan transportasi luar angkasa itu merealisasikan proyeknya tersebut.
"Semua inti Falcon Heavy seharusnya sudah tiba di Cape dalam waktu dua hingga tiga bulan, jadi peluncuran seharusnya dilakukan sebulan sesudahnya," kata Elon Musk melalui akun Twitter pada Jumat, (9/6).
Falcon Heavy akan menjadi roket paling kuat di dunia, yang sanggup mengangkut kargo dan kru pesawat ke luar angkasa dengan total berat mencapai 54 metrik ton. Roket akan digunakan untuk melakukan perjalanan wisata ke bulan yang akan berlangsung pada 2018 mendatang.
ADVERTISEMENT
Misi membawa wisatawan ke bulan itu akan memakan waktu satu pekan, dengan terbang sejauh 480.000 km hingga 640.000 km dari Bumi dan menggunakan jalur lintasan yang sama dengan Apollo 8 NASA di tahun 1968.
Kemungkinan Falcon Heavy juga bakal memainkan peran dalam misi SpaceX yang membawa manusia ke planet Mars, yang baru akan terjadi pada tahun 2025 mendatang.
SpaceX bukan perusahaan satu-satunya yang menyajikan layanan perjalanan komersial luar angkasa. Perusahaan lain yang juga melakukan hal serupa antara lain Virgin Galactic, Blue Origin, sampai Boeing.
Virgin Galactic, yang berbasis di London, Inggris, tengah menguji pesawat antariksa berpilot dua yang mampu membawa enam penumpang untuk terbang dengan ketinggian sekitar 100 kilometer di atas Bumi, cukup tinggi untuk merasakan pengalaman mikrogravitasi dan melihat lengkungan Bumi.
ADVERTISEMENT