news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Aksi Trump Blokir Akun Twitter Warga Dinilai Langgar Hak Berpendapat

8 Juni 2017 12:02 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Donald Trump. (Foto: Reuters/Kevin Lamarque)
Presiden AS, Donald Trump, kembali melancarkan aksi kontroversial di dunia maya. Kali ini, ia memblokir sejumlah pengguna Twitter karena mengkritik dan mengejeknya lewat platform media sosial tersebut. Para pengguna Twitter yang diblokir pun tidak tinggal diam. Mereka merasa hak berpendapat dan hak konstitusionalnya telah dilanggar karena akun Trump seharusnya adalah forum publik mengingat posisinya sebagai presiden. Mereka pun menyewa pengacara untuk mengembalikan aksesnya terhadap akun Trump. Dalam sebuah surat yang dikirim ke Trump pada Selasa (6/6), para pengguna Twitter itu meminta sang presiden membuka blokir mereka dan mengancam akan mengambil langkah hukum jika tidak dikabulkan. [Baca juga: Twitwar Antara Trump dan Wali Kota London Sadiq Khan] Permintaan itu pun menyinggung isu Amandemen Pertama terkait penggunaan Twitter oleh Trump untuk mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial tentang kebijakan publik. Pemblokiran itu dianggap melanggar kebebasan berbicara dan membatasi para pengguna Twitter untuk melihat kicauan Trump. "Akun Twitter ini beroperasi sebagai forum publik dengan tujuan Amandemen Pertama, dan menurut sudut pandang para pengguna yang diblokir, ini melanggar undang-undang," tulis surat tersebut.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi bermain Twitter di gadget. (Foto: Pixabay)
Grup 'terblokir' ini diwakili oleh Knight First Amandment Institute, sebuah organisasi nonprofit dari Columbia University. Direktur Eksekutif institusi tersebut, Jameel Jaffer, mengatakan undang-undang melarang presiden untuk menyingkirkan individu dari interaksi publik. "Walaupun pembuat undang-undang tidak menyebut akun Twitter presiden, tapi mereka memahami jika seorang presiden tidak bisa menghalangi publik untuk melihat ucapannya di ranah publik. Presiden tidak bisa menyingkirkan orang karena ia tidak menyukai apa yang dikatakan orang tersebut," ujar Jaffer, dilansir CNet. [Baca juga: Donald Trump, sang Berandal di Krisis Qatar-Saudi] Trump tampak tak ada hentinya memberikan sensasi di dunia maya, apalagi setelah kicauan salah ketik 'Covfefe' yang sempat membuat heboh netizen beberapa waktu lalu. Pihak Gedung Putih sendiri belum memberikan komentar terkait masalah ini.
ADVERTISEMENT