Alasan OVO Kenakan Biaya Admin Top Up Saldo Rp 1.000

22 Januari 2020 13:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Visionet Internasional alias OVO mengumumkan akan memberlakukan penyesuaian biaya untuk transaksi isi ulang atau top up. Foto: Dok. Ovo
zoom-in-whitePerbesar
PT Visionet Internasional alias OVO mengumumkan akan memberlakukan penyesuaian biaya untuk transaksi isi ulang atau top up. Foto: Dok. Ovo
ADVERTISEMENT
Mulai 2 Maret 2020, OVO akan mengenakan biaya administrasi sebesar Rp 1.000 untuk setiap transaksi top up kepada pelanggannya. Meski begitu, tidak semua jalur top up saldo OVO ini dikenakan biaya tambahan tersebut.
ADVERTISEMENT
President Director OVO, Karaniya Dharmasaputra mengungkap, ada alasan tertentu yang membuat OVO harus memberlakukan biaya tambahan untuk top up saldo. Salah satunya adalah untuk mendukung sistem pembayaran digital Indonesia.
"Biaya ini sangatlah kompetitif, dan merupakan bentuk komitmen OVO untuk terus mendukung sistem pembayaran digital Indonesia yang inklusif dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, sekaligus tetap memastikan kualitas layanan yang terpercaya dan aman bagi pengguna," ungkapnya, dalam keterangan yang diterima kumparan, Rabu (22/1).
Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra. Foto: Kevin S Kurnianto/kumparan
Karaniya juga menegaskan, dengan biaya administrasi top up senilai Rp 1.000 ini, OVO tidak mengambil keuntungan dan masih harus menyerap sejumlah komponen biaya. Dalam menghadirkan layanan top up ini, OVO dikenakan biaya yang harus dibayarkan kepada mitra yang bekerja sama.
ADVERTISEMENT
Langkah ini juga menurutnya sudah sesuai dengan arahan regulator kepada semua penyelenggara fintech untuk mulai mewujudkan model bisnis yang stabil dan berkelanjutan. Dengan demikian, OVO dan para penyelenggara uang elektronik lainnya dapat terus melakukan edukasi dan mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia.
Lebih lanjut, Karaniya mengatakan bahwa biaya tambahan ini telah dilakukan oleh penyelenggara jasa sistem pembayaran lain. Misalnya seperti layanan GoPay milik Gojek yang sudah mengenakan biaya tambahan sejak Maret 2018.
Ilustrasi dompet digital OVO. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Biaya tambahan Rp 1.000 berlaku pada transaksi isi saldo melalui aplikasi OVO, ATM, mobile/internet banking, Tokopedia, dan OVO Booth. Kemudian, ada biaya tambahan untuk top up saldo melalui kartu debit di aplikasi OVO sebesar 2 persen dari dana yang akan ditambahkan.
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada 15 bank yang bakal menerapkan biaya tambahan top up saldo OVO ini, di antaranya BCA, Bank Mandiri, Nobu, BNI, BRI, BRI Syariah, CIMB Niaga, Permata Bank, Maybank, DBS, BTN, Danamon, BTPN, Bank Sinarmas, dan Bank Mega.
Namun, OVO memberikan pengecualian untuk pengisian saldo melalui mitra driver Grab. Tidak ada biaya tambahan yang dikenakan untuk top up saldo lewat driver Grab. Hal ini penting untuk meningkatkan inklusi keuangan di segmen pengguna unbanked dan underbanked.