Alasan Telkomsel Suntik Dana Lagi ke Gojek saat Krisis Pandemi

11 Mei 2021 7:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aplikasi Telkomsel dan Gojek. Foto: Dok. Telkomsel
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi Telkomsel dan Gojek. Foto: Dok. Telkomsel
Untuk kedua kalinya, PT Telekomunikasi Seluler atau Telkomsel mengumumkan investasi ke perusahaan layanan on-demand Gojek. Kali ini nilainya mencapai 300 juta dolar AS atau setara dengan Rp 4,25 triliun yang menguatkan keduanya menjadi mitra strategis.
Keputusan Telkomsel menyuntikkan dana keduanya didasarkan pada hasil positif dari investasi pertama pada November 2020, sebesar 150 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,1 triliun. Keterikatan keduanya memungkinkan kolaborasi yang intens untuk bersama-sama mengembangkan layanan dan ekosistem digital di Indonesia.
Di luar itu, ekonom memandang bahwa masa krisis pandemi COVID-19 adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi di perusahaan ekosistem digital seperti Gojek.
David Sumual, Chief Economist Bank BCA, menilai bahwa aksi Telkomsel untuk investasi pada Gojek adalah keputusan yang strategis. Melihat investasi di sektor startup sejak tahun lalu tetap meningkat serta pemulihan ekonomi dari masa pandemi yang makin terlihat, maka berinvestasi di masa ini akan menikmati hasilnya di kemudian hari.
“Kalau masa sekarang masih tahap awal pemulihan, pertumbuhan ekonomi di kuartal satu masih lemah, masih minus 0,7 persen. Kita harapkan kuartal 3 membaik. Nanti ketika ekonominya sudah full-speed, mereka yang invest sekarang bisa menikmati,” kata kata David, saat dihubungi kumparan, Senin (10/5).
Telkomsel kembali berinvestasi ke Gojek. Kali ini sebesar 300 juta dolar AS. Foto: Dok. Telkomsel
Bagi Telkomsel, investasi ke Gojek adalah upaya nyata transformasi digital menjadi digital company untuk memperkuat tiga pilar bisnis mereka; digital connectivity (broadband), digital services, dan digital platform.
Telkomsel bisa masuk lebih dalam ke ekosistem Gojek untuk memperluas sayap bisnisnya. Misal, dengan memberi paket data khusus bagi para mitra di Gojek atau mendorong digitalisasi UMKM, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan kedua perusahaan.
Di tahun 2021 ini, keduanya sudah terlihat mengembangkan layanan dalam ekosistem dengan mendorong inovasi dan produk baru bagi pelaku sektor informal yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Dari sisi sinerginya (menguntungkan). Telkomsel sebagai perusahaan IT atau telekomunikasi bersinergi dengan salah satu digital ecosystem yang terus berkembang sekarang. Jadi saya pikir akan saling complementary, akan saling melengkapi. Juga harapannya bisa terus membesar dan akan menguntungkan buat Telkomsel,” lanjutnya.
Investasi Telkomsel di Gojek diproyeksi akan berlangsung dalam jangka panjang yang ditandai dengan investasi kedua bulan ini. Tidak sedikit investor yang setia mengawal perjalanan perusahaan portofolionya dan berkomitmen terus mendukung dari sisi pendanaan.
Jika investasi itu terus dilakukan di masa depan, maka Telkomsel bisa menjadi salah satu investor besar di Gojek, dan semakin banyak sinergi strategis yang dapat dilakukan.
Robertus Hardy, Head of Research Henan Putihrai Sekuritas, mengatakan bahwa Telkomsel akan terus mengambil bagian dari pertumbuhan Gojek. Ekosistem yang dikembangkan oleh keduanya memiliki potensi mendominasi sektor ekonomi digital.
“Telkomsel masih akan tetap mempertahankan posisi investasinya pada Gojek, karena ekosistem digital yang akan dibentuk oleh grup ini berpotensi mendominasi ekonomi digital Indonesia ke depannya, dan TLKM (Telkom) sebagai BUMN perwakilan pemerintah tentu ingin mengambil bagian di dalam potensi pertumbuhan ini,” kata Robertus.