Apa Saja Data Pengguna Facebook yang Diambil Cambridge Analytica?

5 April 2018 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Facebook (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Facebook (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
Pengguna Facebook di Indonesia pantas resah. Raksasa jejaring sosial itu baru saja mengumumkan jika ada 1 juta pengguna Facebook di Indonesia yang datanya diambil oleh perusahaan analisis Cambridge Analytica.
ADVERTISEMENT
Belum diketahui apakah data-data itu turut disalahgunakan oleh Cambridge Analytica seperti yang terjadi di AS, di mana lebih dari 50 juta pengguna Facebook datanya dipakai untuk kampanye pemenangan Donald Trump di Pilpres AS 2016.
Tapi, sebelumnya perlu dipahami terlebih dahulu apa saja data yang diambil oleh Cambridge Analytica dari para pengguna Facebook ini.
Menurut pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, data yang diambil oleh Cambridge Analytica adalah data umum, bukan data yang sifatnya rahasia seperti password.
ADVERTISEMENT
Facebook sendiri memang punya kebijakan untuk memberi data pengguna kepada aplikasi pihak ketiga. Ini hal legal dan dilakukan untuk mengembangkan ekosistem Facebook.
Cara Cambridge Analytica mengumpulkan data jutaan pengguna Facebook memang melalui aplikasi yang mereka buat sendiri. Aplikasi itu berupa kuis dan tes kepribadian psikologi yang digunakan untuk menjaring data-data dari peserta kuis juga seluruh daftar teman Facebook dari si peserta kuis.
Cambridge Analytica. (Foto: Cambridge Analytica)
zoom-in-whitePerbesar
Cambridge Analytica. (Foto: Cambridge Analytica)
Kemudian, Alfons menerangkan data-data yang diambil oleh Cambridge Analytica itu berupa data username, email, aplikasi, lalu perilaku pengguna saat membuka Facebook seperti like dan reaksi lain.
"Yang canggih itu analisisnya. Orang ini sukanya apa saja, profilnya bagaimana, nah dari profil itulah diciptakan berita-berita (konten) yang dituju kepada orang itu, seperti orang yang moderat maka disusupi dengan berita hoaks sehingga bisa mengubah pandangannya," papar Alfons, menjelaskan bagaimana Cambridge Analytica mengolah data pengguna Facebook untuk memenangkan Donald Trump di Pilpres AS 2016.
ADVERTISEMENT
Konten di sini maksudnya adalah berita, gambar, atau hal lain yang memberi kabar positif tentang Trump lalu ditujukan ke orang-orang tertentu sesuai dengan analisis dari jutaan data yang dimiliki Cambridge Analytica. Isi dari berita itu disesuaikan dengan apa yang kira-kira cocok dengan pola pikir pembaca.
Tidak bisa dikaitkan dengan Pemilu yang akan datang
Meski begitu, Alfons mengungkapkan bocornya data 1 juta pengguna Facebook di Indonesia tidak bisa dihubungkan dengan Pemilu yang akan segera diselenggarakan. Menurutnya masuknya pengguna Facebook di Indonesia ke dalam pengumpulan data di Cambridge Analytica tidak terhindarkan karena jumlahnya yang sangat banyak.
"Pengguna Facebook di Indonesia bisa diambil secara random oleh Cambridge Analytica, yang bisa saja dari orang Indonesia yang mengakses Facebook menggunakan IP address Amerika, lalu bisa juga orang Indonesia pengguna Facebook yang berada di sana," paparnya.
ADVERTISEMENT
Alfons menyarankan para pengguna Facebook di Indonesia untuk berhati-hati dalam melakukan pengaturan privasi. Meski Facebook sudah mulai memperbaiki sistem akses data dalam layanannya, tapi para pengguna diimbau tetap berhati-hati dalam menjaga keamanan data pribadinya terutama ketika menggunakan aplikasi pihak ketiga.