Axiata Mau Akuisisi Operator Seluler Indonesia, Siapa?

26 Mei 2020 15:43 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan telekomunikasi Axiata. Foto: Bazuki Muhammad/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan telekomunikasi Axiata. Foto: Bazuki Muhammad/Reuters
ADVERTISEMENT
Perusahaan telekomunikasi asal Malaysia, Axiata Group, dilaporkan sedang dalam pembicaraan untuk melakukan akuisisi salah satu operator seluler di Indonesia. Kabarnya, perusahaan induk XL Axiata itu akan membeli operator saingan mereka yang lebih kecil dari segi bisnis dan jumlah pelanggan.
ADVERTISEMENT
CEO Axiata Group, Jamaludin Ibrahim, belum bisa membocorkan nama dari operator seluler yang menjadi incarannya. Namun, ia memastikan bahwa saat ini sedang dalam tahap pembicaraan dengan operator tersebut.
"Kecuali untuk pemain terbesar, saya dapat memberitahu Anda saat ini kami sedang berbicara dengan semua orang untuk semacam pengaturan. Saya tidak bisa membayangkan membeli dua, dan Anda tidak perlu melakukannya," jelasnya, seperti dikutip Reuters.
Jamaludin menjelaskan, rencana akusisi ini adalah salah satu upaya untuk memangkas biaya di tengah persaingan bisnis telekomunikasi yang ketat. Proses akuisisi juga dipercepat dalam situasi pandemi virus corona.
Petugas teknis sedang memperbaiki BTS XL Axiata di Jakarta. Foto: XL Axiata
Menurut Jamaludin, saat ini Axiata Group memiliki kapitalisasi pasar sekitar 8 miliar dolar AS dan telah melakukan uji tuntas tahun lalu. Modal tersebut akan berguna, jika kesepakatan akusisi bisa terwujud tahun ini.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, XL Axiata dan Axis Telekom Indonesia telah melakukan merger pada 2014 lalu. Nilai transaksi merger tersebut mencapai 865 juta dolar AS yang dikeluarkan XL Axiata untuk mengakuisisi Axis.
Dalam bisnis telekomunikasi di Indonesia, operator seluler Telkomsel dan anak usaha Axiata, yakni XL Axiata, adalah dua pemain terbesar berdasarkan jumlah pelanggan. Sementara di bawah keduanya ada Indosat Ooredoo, Hutchison Tri (3) Indonesia, dan Smartfren.
Berdasarkan laporan Reuters, Indosat memiliki kapitalisasi pasar Rp 10,68 triliun, Smartfren bernilai Rp 21 triliun, sementara Tri tidak mengungkap berapa besaran kapitalisasi pasarnya.
Menurut laporan Bloomberg, beredar kabar yang mengatakan Tri dan XL bakal konsolidasi menyusul aksi CK Hutchison Holdings yang mendekati Axiata Group pada 2019 lalu. Namun, hingga kini kabar tersebut belum ada perkembangan.
ADVERTISEMENT
Selain Indonesia, Axiata juga sedang mencari kesepakatan di Malaysia dan Sri Lanka. Perusahaan ini juga beroperasi di Bangladesh, Kamboja, Nepal, Pakistan, Myanmar, Thailand, Laos, dan Filipina.
“Saya berharap sebelum pensiun, setidaknya satu negara terjadi. Entah Malaysia, Indonesia atau Sri Lanka,” katanya.
Persiapan XL Axiata jelang Natal dan Tahun Baru 2020. Foto: XL Axiata
"COVID-19 menjadikannya suatu keharusan untuk berkonsolidasi, bahkan lebih dari sebelumnya, dan karenanya untuk berdiskusi dengan semua pihak menjadi sangat penting," tambahnya.
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, pernah berkata konsolidasi operator seluler dapat menyehatkan industri telekomunikasi. Jumlah operator seluler yang ideal di Indonesia, menurut Chief RA, adalah tiga atau empat perusahaan.
"Jumlah operator yang banyak, industri telekomunikasi malah menjadi tidak efisien. Perang tarif data antar operator justru membuat mereka merugi karena harga jual yang jauh lebih rendah ketimbang biaya produksi," katanya beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.