news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Begini Cara Google Maps Deteksi Kemacetan Lalu Lintas

6 Februari 2020 7:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ikon aplikasi Google Maps di smartphone. Foto: REUTERS Dado Ruvic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ikon aplikasi Google Maps di smartphone. Foto: REUTERS Dado Ruvic
ADVERTISEMENT
Sejak seorang seniman Jerman, Simon Weckert, melakukan aksi prank dengan menimbulkan kemacetan palsu di Google Maps. Banyak netizen penasaran dengan cara kerja aplikasi peta milik Google tersebut.
ADVERTISEMENT
Memang aksi Weckert membuka mata banyak orang, tentang bagaimana Google Maps dapat mendeteksi kemacetan yang tidak selamanya akurat. Weckert 'hanya' mengisi gerobak kecil dengan 99 smartphone yang menjalankan Google Maps. Setiap jalan yang ia lalui kemudian selalu terlihat merah di Google Maps, yang tandanya macet.
Aksi Weckert mengilhami netizen untuk membuat pertanyaan, apakah situasi di mana banyak para pengemudi ojek online berada di jalan yang sama, kemudian menjalankan aplikasi Google Maps secara bersamaan, juga menimbulkan kemacetan di platform peta tersebut?
Jawabannya, tidak semudah itu ferguso.

Bagaimana kemacetan muncul di Google Maps

Perwakilan Google sudah memberikan penjelasan tentang aksi prank Weckert yang bisa mengelabui Google Maps dengan membuat kemacetan palsu. Google menentukan kondisi lalu lintas dengan menarik data lokasi anonim dari ponsel yang menjalankan aplikasi Google Maps.
ADVERTISEMENT
Jadi, Google Maps terus menyegarkan situasi terkini pada lokasi tertentu, berdasarkan data pengguna yang dilacak secara anonim, sensor lalu lintas, dan data satelit untuk memastikan aplikasi menampilkan kondisi lalu lintas yang paling akurat.
Jika kamu pernah menggunakan Google Maps, berarti pernah melihat jalanan berwarna hijau, oranye, atau merah. Jalan hijau artinya lalu lintas bergerak normal, tetapi kalau oranye dan merah menunjukkan perlambatan.
Kondisi jalan yang hijau, oranye, dan merah muncul berdasarkan data yang diterima Google dari pengguna. Di sini yang perlu ditekankan adalah, data yang diambil adalah data aplikasi yang menjalankan mode navigasi.
Ketika pengguna menjalankan mode navigasi untuk pergi ke suatu tujuan, maka ia akan memberikan data kecepatan dan lokasi yang dianonimkan oleh Google untuk menjaga privasi. Saat kendaraan bergerak lambat, Google akan mendeteksi terjadi perlambatan atau kemacetan.
ADVERTISEMENT
Namun, begitu ada pengguna lain yang menjalankan Google Maps dapat melewati jalan tersebut dengan kecepatan normal, maka Google akan menghapus status perlambatan untuk jalan itu, bahkan jika kamu dan pengguna lain masih mengemudi lebih lambat.
Google Maps Foto: Shutterstock
Tidak jelas berapa banyak pengguna yang harus berjalan lebih lambat untuk membuat Google Maps mendeteksi sebagai kemacetan, tetapi berdasarkan percobaan Weckert, hanya diperlukan satu mobil mengemudi dengan kecepatan normal dan melewatinya, untuk membatalkan kemacetan palsu.
Gerobak Weckert harus bergerak, agar Google Maps dapat melihatnya sebagai kemacetan lalu lintas, meskipun 99 ponsel berada dalam mode navigasi dan tidak bergerak.
Jadi perkumpulan pengemudi ojek online di pinggir jalan, tidak membuat secara langsung jalan tersebut di Google Maps menjadi merah ya.
ADVERTISEMENT

Google membedakan data mobil dan motor

Google tidak memberlakukan data yang sama dari semua jenis kendaraan. Google Maps dapat mengetahui perbedaan antara mobil, sepeda motor, dan kendaraan lain setidaknya di negara dan wilayah tertentu.
Jadi, meskipun dalam suatu kondisi sepeda motor pada berjalan lebih cepat di suatu kemacetan, namun mobil berhenti, maka tidak membuat jalan tersebut terdeteksi tidak macet oleh Google Maps. Artinya, pergerakan kendaraan yang lebih kecil, tidak selalu membuktikan bahwa jalan itu tidak macet.
Peluncuran fitur rute khusus motor Google Maps. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan

Google tandai kecelakaan atau penutupan jalan

Google Maps juga memperbarui laporan lalu lintas berdasarkan input dari pengguna, di samping pelacakan pasif dan lokasi yang diberikan secara tidak langsung.
Kecelakaan dan penutupan jalan dapat dilaporkan di Google Maps, dan semakin banyak pengguna yang melaporkan, maka peringatan akan muncul lebih cepat di peta untuk orang lain dan berpotensi membantu mereka.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Google akan membantu mencari rute yang lebih baik jika perlu. Berikut ini cara melaporkan insiden lalu lintas dan perlambatan di Google Maps.
- Saat berada dalam mode navigasi Google Maps, ketuk ikon "+" (ikon ketiga di menu sisi kanan).
- Ketuk ikon untuk jenis insiden yang ingin kamu laporkan. Ikuti petunjuk di layar untuk menyelesaikan pengajuan. Maka, aplikasi akan mulai menambahkan laporan ke data peta.
Memakai Google Maps di ponsel Foto: Foto: Ingo Joseph via Pexels (CC0 Public Domain)

Rute ulang dan perhitungan estimasi perjalanan

Google membandingkan kecepatan penggunanya dengan informasi batas kecepatan setiap area untuk menghitung perkiraan waktu tiba. Kemudian, untuk menentukan rute, Google Maps akan melakukan cross check kondisi yang dilaporkan pengguna dan data lalu lintas lainnya.
Setelah aplikasi menentukan tingkat keparahan dan lama kemacetan, Google akan memberi tahu pengguna, semua rute yang ada, mulai yang terjadi perlambatan hingga menyarankan alternatif yang lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Saran pengalihan rute Google Maps tidak selalu sempurna. Algoritma Google hanya dapat menanggapi data terbaru dan membuat tebakan yang belum tentu akurat.