Bikin Hoaks Pakai ChatGPT, Pria China Ditangkap

16 Mei 2023 8:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ChatGPT. Foto: CHUAN CHUAN/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ChatGPT. Foto: CHUAN CHUAN/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang warga China kedapatan menggunakan ChatGPT bukan untuk menciptakan tulisan esai atau rencana liburan, melainkan membuat berita bohong atau hoaks. Akibatnya, kini dia diringkus polisi.
ADVERTISEMENT
ChatGPT memang bisa membantu penggunanya membuat tulisan artikel apa pun. Sayangnya, teknologi buatan OpenAI juga dapat menciptakan berita palsu yang berpotensi melanggar hukum.
Pria yang teridentifikasi dengan nama keluarga Hong ini ditangkap polisi gara-gara memanfaatkan ChatGPT untuk membuat berita bohong tentang kecelakaan kereta. Ini menjadi pelanggaran pertama undang-undang baru di China terkait penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) dalam pembuatan cerita, gambar, hingga video palsu alias deepfake.
Aturan yang mulai berlaku per 10 Januari 2023 itu melarang pemanfaatan teknologi AI atau kecerdasan buatan, machine learning dan virtual reality, untuk memproduksi, menerbitkan, atau mengirimkan deepfake. Konten palsu ini disebut bisa membahayakan keamanan nasional, merusak citra negara atau kepentingan publik, atau mengganggu tatanan ekonomi atau sosial.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi hoaks. Foto: Shutter Stock
Menurut laporan kepolisian lokal Provinsi Gansu, China, seperti dikutip AP, Hong memakai ChatGPT untuk membuat berita palsu yang menceritakan peristiwa kecelakaan kereta di Gansu. Artikel turut memberitakan tewasnya sembilan pekerja konstruksi dalam kecelakaan tersebut.
Konten hoaks itu disebar di media sosial China pada 25 April 2023 lalu, dan sudah dikunjungi lebih dari 15.000 kali. Ironisnya, 21 akun populer di media sosial yang semuanya dimiliki oleh perusahaan media berbasis di China selatan turut menyebarkan berita palsu tersebut dalam waktu singkat.
Polisi menggerebek kediaman Hong untuk mengumpulkan bukti dan kemudian menahan Hong.
China sendiri punya 'Great Firewall' yang membuat kebanyakan situs web dan aplikasi asing, termasuk ChatGPT, tidak bisa diakses di negaranya. Namun warga masih bisa mengakalinya dengan memakai software virtual private network (VPN).
ADVERTISEMENT
Untuk kasus Hong, laporan polisi tidak menjelaskan bagaimana dia bisa menggunakan ChatGPT.