Bill Gates Ramal Covid Akan Setara Flu Musiman di 2022

20 November 2021 13:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendiri Microsoft, Bill Gates ramal soal kondisi pandemi COVID-19 di tahun 2022. Foto: Jason Lee/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri Microsoft, Bill Gates ramal soal kondisi pandemi COVID-19 di tahun 2022. Foto: Jason Lee/Reuters
ADVERTISEMENT
Miliarder Bill Gates memprediksi tingkat kematian akibat pandemi COVID-19 akan turun pada 2022 mendatang. Bahkan, ia meramal angkanya kemungkinan bisa lebih rendah dari dampak flu musiman.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah konferensi Bloomberg News Economy Forum yang digelar Kamis (18/11), Gates berbicara dengan adanya kombinasi kekebalan atau herd immunity alami dan vaksin, serta perawatan yang semakin canggih, tingkat kematian dan infeksi COVID-19 akan turun secara dramatis pada musim panas tahun 2022.
Keadaan seperti itu seharusnya akan setara atau bahkan lebih rendah dari tingkat rata-rata infeksi dan kematian yang diakibatkan flu musiman. Namun, ia memberi catatan hal tersebut bisa terjadi apabila tidak ada virus corona varian baru yang muncul, dan gerakan vaksinasi terus dilakukan lebih agresif.
"Anda tahu, pada musim panas mendatang (tahun 2022), menjadi, katakanlah, sedikit lebih rendah dari rata-rata tingkat flu musiman, dengan asumsi tidak ada varian yang mengejutkan,” kata Gates dikutip The Straits Times.
ADVERTISEMENT
Para sukarelawan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) menguburkan seorang terduga korban virus corona di sebuah pemakaman di distrik Taungoo di wilayah Bago Myanmar. Foto: Ye Aung Thu / AFP
Perihal kemungkinan munculnya varian baru virus corona, Gates berpendapat potensi hal tersebut cukup kecil. Hal tersebut dilihat dari distribusi dan program vaksinasi yang terus berjalan dan serta pengembangan obat-obatan covid lainnya.
Tentang apakah dunia beruntung karena vaksin COVID-19 dapat dikembangkan begitu cepat, Gates mengatakan ada tiga jenis vaksin utama yang perlu diperhatikan. Pertama, vaksin mRNA yang baru dikembangkan dalam lima tahun belakangan; Kedua, vaksin vektor virus, seperti AstraZeneca yang telah dikembangkan sekitar delapan tahun lalu melalui upaya menangkal virus HIV dan Ebola.
Seorang apoteker menyiapkan sejumlah vaksin COVID-19 di Regent Pharmacy di Northampton, Inggris. Foto: Andrew Boyers/REUTERS
Ketiga adalah vaksin dengan virus non-aktif dari China yang dapat diproduksi oleh negara-negara lain. Ketiganya memiliki efektivitas untuk menangkal virus corona dengan baik.
"(Vaksin dengan virus non-aktif) tidak begitu bagus, tetapi mereka bekerja dan dapat dibuat dalam skala besar. Jadi ya, itu akan membantu jika vaksin mRNA bisa digunakan, tetapi itu bukan akhir dunia jika kita tidak melakukannya," kata mantan suami Melinda French.
ADVERTISEMENT
Tantangan ke depan, menurut Gates, adalah membuat banyak negara berinvestasi dalam kesiapsiagaan pandemi. Sebuah pemerintahan negara yang tidak melakukan itu akan membawa dampak serius yang negatif. Dunia juga harus bekerja memberantas flu untuk mengurangi ancaman dari pandemi di masa depan.