BPPT Produksi Alat Rapid Test dan PCR Lokal untuk Deteksi Corona di Indonesia

6 Mei 2020 8:03 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan mengambil sampel darah warga saat Rapid Test COVID-19 di Taman Balai Kota Bandung, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan mengambil sampel darah warga saat Rapid Test COVID-19 di Taman Balai Kota Bandung, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
ADVERTISEMENT
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam waktu dekat sudah bisa memproduksi alat uji cepat atau rapid test dan PCR (polymerase chain reaction) untuk mendiagnosis penyakit COVID-19 di Indonesia, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus corona.
ADVERTISEMENT
Kepala BPPT, Hammam Riza, menjelaskan BPPT akan memproduksi sekitar 10 ribu alat rapid test antibodi pada pekan depan atau pekan ketiga Mei 2020. Saat ini rapid test tersebut sedang menunggu beberapa komponen yang dibutuhkan untuk pembuatan alat dan uji klinis.
Nantinya, setelah 10 ribu rapid test sudah tersedia, BPPT akan memperbanyak produksi sebanyak 50 ribu rapid test antibodi per bulan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tes masif yang dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Pekan ini uji validasi. Pekan depan itu 10 ribu rapid test di-deploy ke beberapa daerah, sebagian besar untuk uji klinis. Kita ingin juga uji validasi dipakai, semakin banyak orang yang melakukan pengujian dengan 10 ribu itu, semakin besar juga kita expand menjadi 50 ribu per bulan," jelasnya saat dihubungi kumparan, Selasa (5/5).
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Republik Indonesia, Hammam Riza. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
Sementara alat PCR telah memasuki tahap uji coba dan siap untuk diproduksi. Rencananya, alat tes PCR ini akan diproduksi sebanyak 100 ribu unit. Alat tes PCR yang dikembangkan ini memanfaatkan strain atau varian genetik virus corona yang menginfeksi orang Indonesia dengan status transmisi lokal.
ADVERTISEMENT
"Paling cepat 10 Mei 2020 sudah bisa didistribusikan ke rumah sakit serta laboratorium yang menguji spesimen COVID-19. Proses produksi secara massal akan memanfaatkan fasilitas produksi Bio Farma," ungkapnya.
Hammam mengakui dalam memproduksi alat tes PCR masih terkendala oleh ketersediaan alat reagen yang saat ini masih harus impor. Untuk itu saat ini BPPT juga mengembangkan tes alternatif lain, selain rapid test dan PCR.
Salah satu yang dikembangkan adalah dengan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (artificial intellegence/AI). Hammam menyebutkan dengan tes ini bisa mendapatkan hasil lebih cepat sampai dua menit.
"Saat ini kan ada rapid test atau uji cepat namun probabilitasnya masih rendah. Kemudian, ada PCR yang merupakan alat pengujian yang tepat, namun sangat bergantung pada ketersediaan reagan dan butuh waktu yang lama juga hingga berjam-jam. Sistem Ai ini bisa menjadi alternatif yang bisa menampilkan hasil dalam dua menit," terangnya.
ADVERTISEMENT
Hammam mengatakan teknologi AI yang dikembangkan menggunakan data CT-scan dan X-Ray dari pasien negatif dan positif COVID-19 yang nantinya akan dipelajari oleh sistem machine learning dan deep Learning.
Uji coba sistem tersebut masih menggunakan data-data yang dikumpulkan dari pasien COVID-19 di luar negeri, di antaranya dari Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE), Cornell University, dan beberapa rumah sakit di Italia.
Pendekatan machine learning yang diterapkan untuk deteksi COVID-19 menggunakan algoritma berbasis pada Convolutional Neural Networks. Algotirma akan mempelajari dan melatih diri dari data citra X-ray dan CT-scan.
Hasilnya dari algoritma akan diklasifikasikan tampakan radiologis lapang paru disertai dengan nilai probabilitas yang menyatakan tingkat keyakinan bahwa pasien positif atau negatif COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalo kamu itu datang ke rumah sakit, tetapi tidak memiliki gejala COVID-19 bisa melakukan tes thorax. Kemudian petugas radiolog atau dokter akan memasukkan data CT-scan dan X-ray-nya ke cloud kami. Nanti AI akan membaca dan menganalisa dari data-data yang masuk sebelumnya. Hasil bisa keluar dalam dua menit," pungkasnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.