Cari Kata 'Racist' di Twitter Malah Muncul Akun Donald Trump

6 Juni 2020 11:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan tanggapan tentang virus corona di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat.  Foto:  REUTERS / Jonathan Ernst
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan tanggapan tentang virus corona di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat. Foto: REUTERS / Jonathan Ernst
ADVERTISEMENT
Akun Twitter resmi Presiden Amerika Serikat Donald Trump, @realDonaldTrump, ternyata jadi hasil pencarian teratas di platform media sosial tersebut untuk kata 'racist' alias rasis.
ADVERTISEMENT
Sejak Jumat (5/6), sejumlah pengguna Twitter menunjukkan akun Twitter Trump selalu muncul di pencarian teratas dalam tab 'People' saat mencari kata 'racist'. Saat tim kumparan mencobanya, benar saja hasilnya juga serupa, muncul akun Trump saat mencari kata 'racist'.
Akun-akun selain Trump yang muncul adalah mereka yang memiliki kata 'racist' di nama atau bio Twitter-nya. Dilansir CNET, juru bicara Twitter mengatakan rekomendasi pencarian dihasilkan algoritma yang bisa terbentuk dari mention sebuah akun bersama dengan kata kunci tertentu. Ini membuat pencarian istilah itu bisa saja memunculkan akun tersebut.
Hasil pencarian kata 'racist' di Twitter selalu muncul akun Donald Trump. Foto: Screenshot Twitter
Ternyata, memang banyak pengguna Twitter yang mention akun Twitter Donald Trump dengan kata 'racist' di dalamnya. Inilah yang membuat akun Trump selalu muncul di pencarian teratas kata 'racist' di Twitter.
ADVERTISEMENT
Insiden kematian orang kulit hitam George Floyd menimbulkan gerakan massa di AS untuk melawan rasisme. Trump sering mengeluarkan pernyataan-pernyataan terkait aksi protes kematian George Floyd ini di Twitter, yang memicu berbagai respons netizen.
Bahkan, belakangan Trump juga terlihat sedang bersitegang dengan Twitter. Ini menyusul ditandainya beberapa kicauan Trump oleh Twitter terkait aksi protes tersebut yang dianggap melanggar kebijakan platform, salah satunya glorifikasi kekerasan.