news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

CEO Tokopedia Angkat Bicara Soal Rumor Jual Perusahaan

18 Agustus 2017 11:38 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Tokopedia, William Tanuwijaya. (Foto: William Tanuwijaya/Twitter)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Tokopedia, William Tanuwijaya. (Foto: William Tanuwijaya/Twitter)
ADVERTISEMENT
Tokopedia sudah berjalan delapan tahun lamanya. Saat merayakan hari jadinya ke-8 pada Kamis, 17 Agustus 2017, mereka mengumumkan telah menandatangi kesepakatan investasi babak baru sebesar 1,1 miliar dolar AS (Rp 14,6 triliun) dari Alibaba Group asal China dan partisipasi dari sejumlah investor yang sudah ada sebelumnya. Sarat makna, ini seakan hendak membantah dan meluruskan berbagai rumor yang beredar. Beberapa waktu lalu kita mendengar rumor soal langkah Tokopedia yang konon katanya akan diakuisisi atau dibeli saham mayoritasnya oleh JD.com. Ini adalah kabar yang belum terkonfirmasi. Kebenaran pastinya cuma diketahui oleh para petinggi JD.com dan Tokopedia yang terlibat tawar-menawar. Bisa jadi tawaran investasi atau akuisisi dari JD.com itu memang ada, tapi tak diambil oleh William dan kawan-kawan. Bisa jadi pula, ini adalah sebuah strategi dari Tokopedia untuk meningkatkan nilai tawar mereka terhadap Alibaba yang terus-menerus mendekati karena terlanjur sayang. Perusahaan China mana yang tidak mau menancapkan cakarnya ke pasar Asia Tenggara? Siapa yang tidak ingin berbisnis di Indonesia? Pendiri sekaligus CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, mengakui belakangan ini sangat kencang terhembus kabar bahwa Tokopedia tinggal menunggu waktu untuk diakuisisi oleh perusahaan tertentu. Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, sampai menanyakan langsung kepada William soal kabar akuisisi ini, saking kuatnya kabar berhembus. Tawaran dari perusahaan raksasa untuk mengakuisisi Tokopedia selalu ada. Dalam sebuah kesempatan yang disaksikan ratusan pengunjung 8th Tokopedia Anniversary, dia menegaskan bahwa itu bukan bagian dari misinya. Dia percaya e-commerce "marketplace adalah model bisnis paling indah di dunia." "Beberapa tahun terakhir memang ada beberapa tawaran kepada saya, kepada kami, kepada Tokopedia. Namun di setiap tawaran tersebut, di setiap kesempatan itulah kami yakin, tidak pernah sedikit pun terbesit dalam pikiran kami bahwa misi kami adalah membangun perusahaan untuk dijual," kata William. "Jadi, pada kesempatan ini, saya ingin menekankan dan menegaskan, bahwa semua rumor dan berita tersebut adalah tidak benar."
ADVERTISEMENT
Investasi Rp 14,6 T yang Dipimpin Alibaba Investasi yang baru didapatkan Tokopedia dari sejumlah investor existing dan Alibaba ini, disebut William tidak serta merta membuat Alibaba menjadi pemegang saham mayoritas. Alibaba masih jadi pemilik saham minoritas dan Tokopedia bisa bergerak secara independen. William sendiri adalah orang yang sejak dulu mengidolakan Alibaba dan sang pendiri, Jack Ma. Keduanya dipandang sebagai guru dan role model. Ketika Alibaba memutuskan mengakuisisi sebagian besar saham Lazada di Asia Tenggara, William sempat berkata dia sangat bangga karena akhirnya perusahaan yang dia idolakan akhirnya bisa menjadi lawannya.
CEO Tokopedia, William Tanuwijaya. (Foto: Tokopedia)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Tokopedia, William Tanuwijaya. (Foto: Tokopedia)
Waktu itu William masih sangat yakin, jikalau Alibaba atau Lazada menggeber bisnis mereka di Indonesia, Tokopedia akan melayani peperangan dan yakin memenangkan pasar Indonesia. Seketika posisi itu berubah hari ini, Alibaba telah berbalik menjadi mitra kerja Tokopedia (baca: investor).
ADVERTISEMENT
William berkata dia sangat selektif dalam menentukan kehadiran investor baru, karena pandangan sang investor itu harus sejalan dengan visi dan misi Tokopedia. William telah menancapkan fokus kerja Tokopedia untuk mendorong pemerataan ekonomi Indonesia secara digital. Dengan menjadikan Alibaba sebagai mitra, sang murid bisa belajar lebih dekat dari sang guru tentang bagaimana membangun marketplace kelas dunia. "Idola, jadi lawan, jadi mitra," kata William kepada kumparan (kumparan.com). Sekelumit dinamika William dan Tokopedia ini adalah refleksi atas situasi dan kondisi yang selalu berubah. Ada saja yang memicunya. Amazon yang menggurita dengan model e-ritelnya kini semakin dekat. Ia sudah sampai Singapura, dan mungkin tinggal menghitung waktu untuk tiba di sini. Tokopedia dan William tetap percaya "marketplace adalah model bisnis paling indah di dunia" dan oleh karenanya akan bergerak agresif merangkul usaha kecil menengah (UKM) untuk sadar digital. Berkat UKM, negeri ini tidak rontok-rontok amat ketika krisis melanda. Dia menjadi tulang punggung ekonomi kita. Siapa pun yang berambisi jadi pemenang harus berpacu dengan waktu jika tak ingin digilas zaman.
ADVERTISEMENT