CEO Twitter: Bitcoin Bakal Jadi Mata Uang Tunggal Dunia dalam 10 Tahun

23 Maret 2018 11:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jack Dorsey, CEO Twitter. (Foto: Brian Solis/Wikimedia Commons (CC 2.0))
zoom-in-whitePerbesar
Jack Dorsey, CEO Twitter. (Foto: Brian Solis/Wikimedia Commons (CC 2.0))
ADVERTISEMENT
Perkembangan mata uang kripto atau cryptocurrency saat ini tengah menjadi perbincangan banyak orang. Bahkan, para bos perusahaan teknologi kenamaan pun tak luput memperhatikan perkembangan mata uang digital seperti bitcoin misalnya.
ADVERTISEMENT
CEO Twitter dan perusahaan pembayaran mobile Square, Jack Dorsey, menjadi salah satu tokoh bos teknologi yang mengikuti sepak terjang bitcoin. Dalam wawancara terbarunya dengan The Times, ia yakin mata uang kripto bakal menjadi 'satu-satunya mata uang' di dunia dalam waktu 10 tahun lagi.
“Dunia pada akhirnya akan memiliki mata uang tunggal, internet akan memiliki mata uang tunggal. Saya pribadi percaya bahwa (mata uang) itu adalah bitcoin,” terang Dorsey seperti dikutip The Verge.
Dorsey melanjutkan bahwa dengan popularitas mata uang kripto yang meningkat belakangan ini, lalu nilainya yang terus naik dan bahkan sempat mencapai nilai tertinggi, menjadi faktor bitcoin berpotensi jadi mata uang dunia.
“Mungkin lebih dari sepuluh tahun, tetapi bisa lebih cepat,” tambahnya, mengenai kapan bitcoin bisa menjadi mata uang tunggal di dunia.
Jack Dorsey (Foto: Rebecca Cook/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Jack Dorsey (Foto: Rebecca Cook/Reuters)
Pernyataan Dorsey soal masa depan bitcoin bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Pasalnya, ia merupakan penggemar bitcoin, walaupun jumlah mata uang kripto yang ia miliki belum diketahui nilainya.
ADVERTISEMENT
Perusahaan layanan finansial Square yang ia pimpin juga baru-baru ini menambahkan opsi untuk membeli dan menjual bitcoin secara langsung dari aplikasi Square Cash.
Menariknya, dalam wawancara yang dilakukan di London itu, Dorsey menolak untuk menjawab pertanyaan tentang Twitter. Saat itu ia sedang dalam rangkaian tur promosi perusahaannya yang satu lagi, yaitu Square.
Rupanya, kritik soal budaya yang buruk, pelecehan, dan ujaran kebencian terhadap Twitter kurang menarik dibandingkan membicarakan masa depan sistem keuangan dunia yang baru.