Channel Penyebar Hoaks Bisa Raup Adsense Rp 2 Miliar, Ini Kata YouTube

22 Oktober 2021 15:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi YouTube. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi YouTube. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
ADVERTISEMENT
Polisi mengungkap pengelola channel YouTube, Aktual TV yang mengincar keuntungan berupa adsense dengan menyebarkan konten video hoaks. Menariknya, menurut keterangan polisi, channel YouTube tersebut bisa meraup keuntungan adsense hingga Rp 2 miliar.
ADVERTISEMENT
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Hengki Haryadi, mengatakan konten-konten Aktual TV berisi fitnah, provokasi, adu domba antara TNI-Polri dan SARA. Total terdapat 765 konten video yang sudah diunggah di akun Youtube tersebut.
Hengki menjelaskan, tidak mudah melacak para tersangka. Mereka sengaja membeli sejumlah akun Youtube. Dari situ, mereka lalu membuat akun baru dengan nama Aktual TV yang sebenarnya tidak terkait dengan dunia pers.
Konpers Penangkapan Direktur TV terkait penyebaran Hoaks lewat Youtube Aktual TV. Foto: Jonathan Devin/kumparan
Sementara itu, Cristos Goodrow, VP of Engineering YouTube menjelaskan bahwa video dengan konten berisiko seperti hoaks, adu domba, dan SARA sangat dibatasi peredarannya di YouTube. Konten-konten tersebut juga dilarang melakukan monetisasi.
Goodrow menjelaskan rekomendasi video YouTube difungsikan untuk membantu menghentikan tersebarnya misinformasi berbahaya bagi masyarakat secara keseluruhan. Dalam survei yang dilakukan sebagian besar penonton tidak ingin menerima rekomendasi konten berisiko.
ADVERTISEMENT
"Konten berisiko hanya memuaskan sebagian kecil penonton di YouTube. Kami telah mencurahkan waktu dan biaya yang signifikan untuk memastikan bahwa konten berisiko tidak sampai pada audiens yang lebih luas melalui sistem rekomendasi kami. Saat ini, konten berisiko mendapatkan sebagian besar penayangannya dari platform lain yang ditautkan ke YouTube," kata Goodrow dalam keterangannya di acara Press Roundtable YouTube Recommendations, Selasa (19/10).
Ilustrasi menonton Youtube. Foto: Shutter Stock
Soal adsense, Goodrow menegaskan konten video yang berisiko tidak bisa melakukan monetisasi, karena melanggar pedoman komunitas yang dibuat oleh YouTube. Menurutnya, para pengiklan juga tidak ingin produk mereka ditempatkan pada konten-konten berisiko.

Mengapa YouTube tidak langsung hapus konten berisiko?

Menurut Goodrow, misinformasi atau hoaks cenderung berubah dan berkembang dengan pesat. Selain itu, konten tersebut sering tidak memiliki konsensus yang jelas dan bervariasi sesuai dengan perspektif dan latar belakang pribadi.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut menjadi alasan YouTube dengan terpaksa membiarkan konten yang kontroversial atau bahkan menyinggung seperti konten dari penganut aliran Bumi datar. Meskipun jumlah video yang mengatakan Bumi datar jauh lebih banyak dibanding video yang mengatakan Bumi bulat, video Bumi datar rata-rata mendapatkan penayangan jauh lebih sedikit.
"kami terus berfokus untuk membangun rekomendasi yang bertanggung jawab dan mengambil langkah bermakna untuk mencegah sistem kami merekomendasikan konten jenis ini (hoaks) beredar secara luas," jelas Goodrow.
Goodrow menambahkan, YouTube terus berinvestasi dan mempertajam sistem rekomendasi video, agar makin meningkat kualitasnya. Target mereka adalah penayangan konten berisiko dari rekomendasi berada di bawah 0,5 persen dari keseluruhan penayangan di YouTube.
* * *
Ikuti survei kumparan Tekno & Sains dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveiteknosains
ADVERTISEMENT