China Bikin Aplikasi Virus Corona, Bisa Deteksi Risiko Tertular COVID-19

18 Februari 2020 7:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wujud asli virus corona COVID-19 yang terlihat melalui mikroskop. Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases via flickr (CC BY 2.0)
zoom-in-whitePerbesar
Wujud asli virus corona COVID-19 yang terlihat melalui mikroskop. Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases via flickr (CC BY 2.0)
ADVERTISEMENT
Pemerintah China baru-baru ini meluncurkan sebuah aplikasi untuk menghambat penyebaran virus corona. Aplikasi ini diberi nama 'close contact detector', dan dirancang untuk memberi tahu pengguna jika mereka berisiko tertular penyakit COVID-19 berdasarkan seberapa dekat mereka dengan seseorang yang diduga telah terinfeksi.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Xinhua, kantor berita pemerintah China, close contact detector pertama kali dirilis pada 8 Februari 2020. Aplikasi mobile ini dikembangkan oleh Kantor Umum Dewan Negara, Komisi Kesehatan Nasional, dan Perusahaan Kelompok Teknologi Elektronik China (China Electronics Technology Group Corporations/CETC).
Untuk download aplikasi ini, pengguna perlu memindai (scan) QR code dengan smartphone mereka melalui aplikasi mobile, seperti WeChat, Alipay, atau QQ. Nantinya, pengguna mendaftar aplikasi ini dengan menggunakan nomor ponsel mereka.
com-Scan QR Code Foto: Shutterstock
Setelah mendaftar, pengguna perlu memasukkan nama dan nomor ID untuk mengetahui apakah mereka berhubungan dekat dengan seseorang yang terinfeksi. Mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi virus corona bakal disarankan untuk tinggal di rumah dan menghubungi otoritas kesehatan setempat.
ADVERTISEMENT
Tidak dijelaskan bagaimana aplikasi tersebut menentukan apakah seseorang telah terpapar atau tidak.
Namun, menurut Komisi Kesehatan China, kontak dekat didefinisikan seperti ketika seseorang yang tidak memiliki perlindungan cukup melakukan hubungan dalam jarak dekat dengan seseorang yang memiliki tanda-tanda gejala virus coronavirus.
Barista Starbucks memeriksa suhu badan pengunjung akibat virus corona di Beijing, China. Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Definisi tersebut mencakup orang-orang yang bekerja sama, berbagi ruang kelas, atau tinggal di rumah yang sama, serta tenaga medis yang pernah bersama pasien coronavirus. Definisi 'kontak dekat' juga termasuk para penumpang dalam transportasi publik, yang seorang pengidap virus corona mungkin telah hadir.
Keberadaan aplikasi tersebut bisa jadi memperkuat kecurigaan publik terkait pengawasan pemerintah China terhadap warganya. Meski demikian, menurut seorang analis hukum yang diwawancarai BBC, pengawasan tersebut dibutuhkan saat ini untuk menanggulangi wabah coronavirus jenis baru, dan tampaknya tak akan ada orang yang mempermasalahkan pengawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
Virus corona sendiri sudah merenggut nyawa 1.770 orang per Senin (17/2), dengan mayoritas korban berada di China. Sementara jumlah penderita telah mencapai lebih dari 66 ribu orang.