Crowdfluencer, Jurus Baru Hadapi Krisis di Media Sosial

14 November 2019 20:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Social Media Week Jakarta 2019 di Senayan City, Rabu (13/11). Foto: Aulia Rahman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Social Media Week Jakarta 2019 di Senayan City, Rabu (13/11). Foto: Aulia Rahman/kumparan
ADVERTISEMENT
Krisis di media sosial seolah menjadi momok bagi banyak perusahaan di era digital. Ada sebuah solusi baru. Namanya Crowdfluencer.
ADVERTISEMENT
"Crowdfluencer adalah cara baru untuk melakukan crowd control pada sebuah krisis yang terjadi di media sosial," ujar Rikky Oktriandi Founder Hello RAW, perusahaan lokal yang bergerak di bidang konsultan media sosial, dalam gelaran Social Media Week Jakarta 2019 di Senayan City, Kamis (14/11).
Biasanya, perusahaan yang mengalami krisis di media sosial lebih cenderung bergerak melalui tim Public Relation. Namun di era pertumbuhan pengguna media sosial yang cukup tinggi di Indonesia butuh cara baru untuk menghadapi krisis secara cepat bahkan dalam hitungan jam.
"Coba bayangkan ketika sebuah sistem layanan publik down. Dalam hitungan jam bahkan menit bisa dipastikan puluhan ribu netizen bakal komplain membanjiri linimasa media sosial," Ujar Dimas Agil co-founder HelloRAW.
Rikky Oktriandi, Founder HelloRAW, dan Dimas Agil, co-founder HelloRAW di Social Media Week Jakarta 2019. Foto: Fajar Widi/kumparan
Dalam konteks media sosial, di sinilah dibutuhkan peran crowdfluencer untuk menjaga perbincangan linimasa agar isu tidak bertambah lebar.
ADVERTISEMENT
"Crowdfluencer hadir sebagai solusi dari kondisi tersebut, tambah Agil."
Pada prinsipnya, metode ini menggunakan psiko-analisis terhadap perbincangan yang terjadi di linimasa. Menurut Agil, sebelumnya perlu dipahami ada lima tingkatan dalam sebuah krisis di media sosial.
Ilustrasi aplikasi media sosial. Foto: Shutterstock
5 Tingkatan Krisis Media Sosial
Sebagai informasi, sebenarnya ada beberapa tahapan ketika sebuah perusahaan mengalami krisis di media sosial.
"Penggunaan crowdfluencer bagi sebuah brand pun harus diimbangi dengan strategi yang tepat dan sesuai konteks. Jika salah strategi justru bisa membuat isu melebar," pungkas Agil seraya menutup diskusi.
ADVERTISEMENT