Dampak Corona dan Rupiah Anjlok: iPhone Langka, Harga HP Naik

28 Maret 2020 12:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah smartphone second dipajang di sebuah gerai handphone di ITC Roxy Mas, Jakarta Barat. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah smartphone second dipajang di sebuah gerai handphone di ITC Roxy Mas, Jakarta Barat. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona dan pelemahan nilai tukar rupiah merupakan kabar buruk bagi industri smartphone di Indonesia. Firma riset International Data Corporation (IDC) memprediksi, ada kemungkinan kita bakal melihat kenaikan harga ponsel dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
Menurut analis IDC, Risky Febrian, gangguan virus corona dan COVID-19 bagi industri smartphone di Indonesia memang lebih lambat terasa ketimbang di China. Ketika industri ponsel di China sudah terpukul sejak Januari 2020, gangguan serupa baru akan terasa di Indonesia sejak Maret 2020.
"Hal ini dikarenakan sebagian besar vendor smartphone sudah menerapkan skema produksi secara lokal, dan sebagian vendor tersebut juga memiliki stok komponen untuk produksi hingga bulan Maret," jelas Risky, ketika dihubungi kumparan, Jumat (27/3).
Sebelumnya, Risky memang menganggap bahwa industri ponsel Indonesia tertolong dengan regulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Dengan regulasi tersebut, vendor yang mau jualan smartphone 4G di Indonesia mesti merakit produknya di Indonesia.
Penjualan Ponsel di Mal ITC Kuningan, Senin (8/7). Foto: Abdul Latif/kumparan
Oleh karena itu, industri smartphone Indonesia sebenarnya tak terlalu bergantung pada pasokan ponsel pintar luar negeri. Menurut Risky, sejauh ini baru iPhone yang mengalami kelangkaan pasokan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kelangkaan produk lebih awal dialami oleh Apple dikarenakan mereka tidak menerapkan produksi lokal untuk memenuhi regulasi TKDN," kata Risky.
Meski berhasil menjaga rantai pasokan, industri smartphone Indonesia tetap bakal kesulitan di tengah pandemi virus corona. Menurut Risky, pokok masalahnya berada pada pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Mata uang rupiah sendiri tengah melemah akhir-akhir ini. Pelemahan nilai tukar tersebut dipengaruhi oleh bayang-bayang sentimen negatif atas ketidakpastian ekonomi di tengah pandemi virus corona.
Pedagang ponsel di ITC Roxy Mas, Jakarta. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
"Dampak lebih besar terasa dalam beberapa minggu terakhir, yang dikarenakan oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US dollar," ungkap Risky. "Jika kondisi nilai tukar ini terus memburuk, maka para vendor akan kesulitan untuk melakukan pemesanan komponen untuk produksi, dikarenakan harganya yang akan melonjak tinggi akibat lemahnya nilai tukar rupiah."
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, produsen ponsel Oppo telah menaikkan harga produk Oppo Reno 3 versi RAM 8 GM dan memori 128 GB. Kini produk tersebut dijual Rp 5.499.000 dari banderol sebelumnya Rp 5.199.000 ketika dirilis 17 Maret 2020.
Sementara itu, Erajaya Group juga telah menaikan harga trio iPhone 11. Kenaikan harga bervariasi tergantung tipe dari trio iPhone 11, mulai dari Rp 5oo ribu hingga Rp 2,5 juta. Kenaikan harga sudah mulai diberlakukan sejak 18 Maret 2020, hingga waktu yang belum ditentukan.
Risky menambahkan, ongkos produksi smartphone yang meningkat bakal membuat vendor smartphone menaikkan harga jual produknya di pasar. Alhasil, permintaan konsumen akan turun.
"Kondisi ini mengakibatkan adanya potensi penurunan shipment yang lebih jauh pada kuartal kedua 2020," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!