Cover Gadget Edisi 4 - Tech Life

Dampak Jangka Pendek dan Panjang Virus Corona di Industri Teknologi

27 Februari 2020 10:00 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gadget edisi 4 - Tech Life. Foto: Rangga Sanjaya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gadget edisi 4 - Tech Life. Foto: Rangga Sanjaya/kumparan
Ancaman wabah virus corona sedang menghantui masyarakat dunia. Berbagai sektor industri ikut terdampak oleh virus corona baru bernama SARS-CoV-2 ini, termasuk teknologi secara luas.
Virus corona membuat perusahaan teknologi menutup kantor, toko, hingga pabriknya di China. Berbagai hubungan bisnis dengan perusahaan teknologi di China juga jadi tersendat, apalagi dengan adanya larangan penerbangan ke dan dari China yang diterapkan sejumlah negara.
Belum meredanya penyebaran virus corona --malah semakin luas ke beberapa negara Eropa-- membuat ada kekhawatiran pertumbuhan industri teknologi akan mengalami penurunan signifikan dalam beberapa bulan ini. Ada dampak jangka pendek dan jangka panjang yang bisa ditimbulkan oleh wabah virus corona.
Begini penjelasan tentang bagaimana virus corona mempengaruhi industri teknologi sejauh ini.

Toko dan pabrik ditutup

Pada awal Februari, perusahaan teknologi besar mengumumkan penutupan kantor korporasi, pabrik manufaktur, hingga toko ritel di China. Perusahaan-perusahaan ini di antaranya Apple, Samsung, Microsoft, Tesla, dan Google. Bahkan, Google juga menutup kantornya di Hong Kong dan Taiwan.
Sejumlah kantor dan toko dari perusahaan-perusahaan ini mulai dibuka pada 10 Februari, namun tidak semua. Apple menjadi salah satu yang masih sangat hati-hati untuk mengembalikan operasionalnya menjadi seperti semula di China. Apple Store di Negeri Tirai Bambu dibuka dalam waktu yang lebih pendek dibandingkan sebelumnya.
Para pengunjung Apple Store juga diperiksa suhu tubuhnya untuk mencegah penyebaran virus corona.
Seorang pekerja menggunakan masker membersihkan jendela toko Apple di Beijing, China. Foto: AFP/GREG BAKER
Di Korea Selatan, Samsung harus menutup sementara pabrik ponselnya di Gumi hingga 24 Februari. Ini dilakukan Samsung setelah salah seorang pekerjanya positif terinfeksi virus corona penyebab penyakit COVID-19. Gumi sendiri letaknya tak jauh dari Daegu, lokasi terdampak virus corona paling parah di Korea Selatan.
Smartphone yang diproduksi pabrik Samsung di Gumi terdiri dari perangkat flagship seperti Galaxy Z Flip dan Galaxy Fold. Ini diprediksi akan berdampak pada pasokan Galaxy Z Flip yang akan dipasarkan di berbagai negara.

Efek jangka panjang: Produksi terhambat, peluncuran tertunda

Mengingat banyaknya produk yang dirakit di China, atau setidaknya menggunakan komponen dari China, para analis memperingatkan konsumen bahwa bakal ada penurunan pasokan unit perangkat smartphone, headset VR, mobil, dan aksesori teknologi lainnya.
Penutupan sementara Foxconn dan Pegatron di China, misalnya, diprediksi akan menunda produksi iPhone dan AirPods. Pada 8 Februari lalu, Nikkei Asian Review melaporkan China melarang Foxconn untuk membuka pabriknya di Shenzhen. Sementara itu, pabrik Foxconn di Zhengzhou juga ditutup, yang merupakan lokasi produksi terbesar perangkat iPhone di seluruh dunia.
Foxconn. Foto: REUTERS/Eason Lam
Facebook juga menyetop sementara produksi headset Oculus Quest VR, akibat wabah virus corona. Awalnya, Quest VR dijadwalkan untuk tersedia pada awal Februari, tapi tertunda hingga 10 Maret.
"(Seperti) perusahaan lain kami telah memprediksi adanya dampak terhadap produksi hardware kami akibat coronavirus. Kami telah mengambil tindakan untuk memastikan keamanan pegawai kami, mitra manufaktur, dan konsumen, serta memantau terus situasi terkini. Kami akan kembali beroperasi seperti biasa segera mungkin," ujar Facebook, dilansir Android Central.
Bagi penggemar smartphone gaming ROG Phone 2, Asus telah memperingatkan para konsumen bahwa perangkat itu tidak akan tersedia lagi sampai waktu yang tidak ditentukan. Adanya gangguan dalam produksi dan jaringan distribusi membuat Asus ROG Phone 2 belum akan tersedia dalam waktu dekat.
Sementara itu, brand-brand China seperti Oppo, Xiaomi, dan Huawei, juga terkena dampaknya dalam sektor produksi perangkat akibat virus corona.
Menurut Nicole Peng, analis perangkat mobile dari lembaga riset Canalys, perusahaan yang bergantung pada komponen dari Hubei (daerah yang menjadi awal penyebaran virus corona) akan terkena dampak paling besar.
"Untuk perusahaan seperti Huawei, yang beroperasi di Guangdong, dampaknya tidak parah, tapi tetap saja semua perusahaan belum bisa melanjutkan operasional pabrik dalam kapasitas 100 persen seperti semula," ujar Peng, kepada South China Morning Post.
Ilustrasi gerai Samsung. Foto: REUTERS/Adnan Abidi
Di Indonesia, Samsung mengaku virus corona tidak mengganggu produksi smartphone mereka. Menurut Product Marketing Samsung Electronics Indonesia, Taufiq Furqan, hal tersebut disebabkan oleh produksi lokal yang telah diterapkan oleh Samsung. Komponen Samsung disebut tak bergantung dari China.
"Kami 'kan kalau smartphone non-foldable itu memang produksinya di Cikarang dan sourcing-nya dari Vietnam, karena pabrik besar kami di Vietnam," jelas Taufiq, saat ditemui di Jakarta, Kamis (20/2).
"So far impact-nya antara kecil sampai hampir enggak ada. Kami tetap jualan, produksinya tetap lancar, karena bikinnya lokal di sini dan sourcing-nya mostly dari Vietnam," sambungnya.
Sebelumnya, analis dari lembaga riset IDC Indonesia, Risky Febrian, juga mengungkapkan kepada kumparanTECH bahwa produksi smartphone di Indonesia tak terlalu terganggu oleh virus corona. Sebabnya, produsen telah menerapkan produksi lokal mengikuti aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang diterapkan sejak 2016 lalu.
"Jika kondisinya tidak membaik hingga akhir bulan ini, dapat dipastikan akan memberikan dampak yang jauh lebih besar ke rantai pasokan industri smartphone dan komponen secara global," sambung Risky.
Para pekerja sedang menyelesaikan produksi smartphone Oppo F1s di pabrik Oppo yang berlokasi di Tangerang. Foto: Beawiharta/Reuters
Selain IDC, firma riset pasar TrendForce juga menyebut virus corona akan mengganggu rantai produksi smartphone. Bahkan, TrendForce memprediksi bahwa produksi smartphone global akan turun sebesar 12 persen.
"TrendForce menurunkan perkiraan produksi smartphone Q120 (kuartal pertama 2020) menjadi 12 persen dari tahun ke tahun, dengan 275 juta unit yang diproduksi, yang merupakan level terendah dalam lima tahun terakhir," ungkap TrendForce, dalam pernyataan resmi mereka pada 10 Februari lalu.
Prediksi yang dibuat oleh TrendForce berdasarkan investigasi mereka terhadap tiga faktor. Pertama, sifat padat karya dari industri smartphone; kedua, keterlambatan China dalam melanjutkan produksi hingga 10 Februari dan kontrol perpindahan penduduk; dan terakhir, berkurangnya minat publik untuk membeli perangkat baru.
Menurut perhitungan TrendForce, perusahaan smartphone asal China akan mengalami dampak negatif yang terbesar.
Perusahaan teknologi Huawei. Foto: Toby Melville/Reuters
Huawei, misalnya, akan mengalami penurunan produksi 15 persen menjadi 42,5 juta unit. Tren penurunan produksi mereka diikuti oleh Vivo yang juga turun 15 persen menjadi 1,5 juta unit, Oppo dengan penurunan 14 persen menjadi 2,4 juta unit, dan Xiaomi yang turun 10 persen ke angka 2,47 juta unit.
Sementara itu, Samsung disebut menjadi produsen smartphone global yang paling sedikit mengalami gangguan produksi terkait virus corona. Sedangkan saingan mereka, Apple, telah mengingatkan bahwa pendapatan perusahaan akan lebih rendah dari prediksi karena pasokan iPhone yang berkurang dan toko-toko yang ditutup di China.
Tak hanya smartphone, produk-produk lain seperti gaming juga ikut terdampak oleh wabah virus corona. Beberapa perangkat dipastikan tertunda pengirimannya, seperti konsol Nintendo Switch, termasuk game dan aksesorinya.

Acara dibatalkan, batal pamer inovasi

Pembatalan ajang pameran teknologi terbesar Mobile World Congress (MWC) 2020 di Barcelona menjadi berita utama dampak virus corona terhadap industri teknologi. GSM Association (GSMA), selaku penyelenggara MWC, akhirnya membatalkan acara tahunan yang sedianya digelar pada akhir Februari tersebut.
Keputusan ini diambil GSMA menyusul adanya ancaman virus corona yang membuat MWC jadi berisiko. Sebelumnya, deretan perusahaan menarik diri untuk berpartisipasi dalam MWC 2020, di antaranya Sony, Vivo, Amazon, Nvidia, LG, ZTE, dan Ericsson.
Di dunia gaming, beberapa perusahaan juga membatasi partisipasi acara mereka di luar negeri sehingga mereka kesulitan pamer inovasi produk yang selama ini selalu jadi prioritas utama perusahaan teknologi dan digital.
PlayStation, Oculus, dan Facebook Gaming, telah menarik diri dari Game Developers Conference (GDC), bahkan Sony juga batal mengikuti acara Pax East yang digelar di Boston, AS.
Ini membuat para penggemar bertanya-tanya tentang kapan Sony akan memperkenalkan wujud konsol teranyar mereka, PlayStation 5. Sebelumnya, beredar rumor bahwa Sony akan mengungkap PlayStation 5 pada Februari atau Maret 2020.
Sejumlah turnamen e-sports juga akhirnya ditunda akibat ancaman wabah virus corona. Misal, Overwatch League yang membatalkan pertandingan pada Februari dan Maret, lalu kualifikasi turnamen PUBG global di Berlin yang ditunda sampai pemberitahuan selanjutnya.
Melihat belum redanya penyebaran virus corona di dunia, maka industri teknologi masih belum akan kembali seperti semula dalam waktu dekat. Menurut laporan WHO pada 26 Februari 2020, jumlah kematian yang ditimbulkan oleh virus corona telah mencapai angka 2.762 jiwa. Sementara itu, jumlah kasusnya ada sebanyak 80.980 dengan 38 negara yang telah terjangkit.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten