Data Pengguna Facebook Bocor, Mark Zuckerberg Minta Maaf dan Menyesal

22 Maret 2018 9:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg. (Foto: Stephen Lam/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg. (Foto: Stephen Lam/Reuters)
ADVERTISEMENT
Raksasa media sosial Facebook mendapatkan kritik keras belakangan ini. Perusahaan yang dipimpin oleh pendiri sekaligus CEO Mark Zuckerberg itu lalai dalam menjaga keamanan platform-nya, yang membuat sekitar 50 juta data penggunanya dicuri untuk kampanye pemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2016.
ADVERTISEMENT
Setelah bungkam selama beberapa hari sejak terungkapnya kasus tersebut, Zuckerberg akhirnya buka suara pada Kamis (22/3). Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Zuckerberg menyatakan permintaan maafnya atas kebocoran data yang telah terjadi.
"Ini sangat merusak kepercayaan pengguna terhadap Facebook dan saya benar-benar meminta maaf atas terjadinya hal ini," ujar Zuckerberg.
"Tugas kami sekarang adalah untuk memastikan hal ini tak terjadi lagi."
Mark Zuckerberg. (Foto: AFP/Josh Edelson)
zoom-in-whitePerbesar
Mark Zuckerberg. (Foto: AFP/Josh Edelson)
Komentar Zuckerberg terkait masalah itu diawali dengan bagaimana kebijakan Facebook yang mengizinkan developer atau pengembang pihak ketiga untuk mengakses data pengguna. Ia mengakui ada kesalahan dalam kebijakannya tersebut.
Sang miliarder muda itu mengaku menyesal telah membangun API (application programming interface) yang rentan terhadap pencurian data seperti yang dilakukan Cambridge Analytica.
ADVERTISEMENT
"Ada ketegangan dalam nilai portabilitas data ini, yang bisa mengambil data Anda dan sejumlah data sosial, lalu punya kemampuan untuk menciptakan pengalaman baru, lalu privasi di sisi lain," ujar Zuckerberg, kepada Recode.
"Mungkin saya terlalu idealis dalam hal portabilitas data, yang dapat menciptakan pengalaman yang lebih baik. Tapi, saya pikir tanggapan dari komunitas kami yang jelas adalah nilai privasi adalah yang paling penting," lanjutnya.
Langkah pencegahan Facebook
Sebelum melakukan wawancara dengan CNN dan Recode, Zuckerberg lebih dahulu menjelaskan masalah ini melalui akun Facebook miliknya. Ia memaparkan ada tiga langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya hal serupa.
Pertama, Facebook akan menginvestigasi semua aplikasi yang mengakses informasi dalam jumlah besar dan akan melakukan audit penuh pada setiap aplikasi dengan aktivitas mencurigakan.
ADVERTISEMENT
"Kami akan memblokir setiap developer dari platform kami yang tidak setuju untuk diaudit. Dan jika kami menemukan pengembang yang menyalahgunakan informasi identitas, kami akan memblokir mereka dan memberitahukan semua orang yang terdampak," tulis Zuckerberg.
Kedua, Facebook akan melarang akses data developer yang lebih jauh untuk mencegah penyalahgunaan. Misalnya, Facebook akan mencabut akses developer terhadap data pengguna jika si pengguna itu tidak membuka aplikasinya selama 3 bulan.
Data yang diberikan terhadap suatu aplikasi saat login juga akan dikurangi, seperti hanya nama, foto profil, dan alamat email. Nantinya developer harus mendapat persetujuan terlebih dahulu untuk mendapatkan akses data pengguna yang lebih jauh, termasuk ada kontrak yang harus ditandatangan.
Ketiga, Facebook ingin memastikan para pengguna memahami aplikasi mana saja yang dapat mengakses data mereka. Platform jejaring sosial ini akan membuatkan alat baru di bagian atas linimasa yang berfungsi untuk memudahkan pengguna dalam mencabut izin aplikasi pihak ketiga ke dalam data mereka di Facebook.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah membuat alat ini dalam pengaturan privasi Anda, dan sekarang kami akan menambahkannya di bagian atas News Feed agar semua orang bisa melihatnya," jelas Zuckerberg.
Masalah keamanan dalam platform-nya memang membuat Facebook menjadi sorotan belakangan ini. Cambridge Analytica, sebuah perusahaan data yang terlibat dengan kampanye pemenangan Presiden Donald Trump, dilaporkan mengakses informasi dari sekitar 50 juta pengguna Facebook tanpa sepengetahuan mereka.