Data Rahasia AS Ungkap Ada Meteor Interstellar Meledak Dekat Indonesia

14 April 2022 2:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Meteor. Foto: Vadim Sadovski/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Meteor. Foto: Vadim Sadovski/shutterstock
ADVERTISEMENT
Data rahasia yang diungkap milik dari Angkatan Luar Angkasa AS (US Space Command) menjelaskan ada sebuah objek meteor interstellar—yaitu berasal dari luar tata surya—meledak di Papua Nugini pada 2014 lalu.
ADVERTISEMENT
Objek ini adalah batu meteor yang hanya berdiameter 0,45 meter. Batu luar angkasa ini melesat dari luar angkasa pada kecepatan 210.000 km/jam, yang mana melebihi kecepatan meteor pada umumnya.
Sebuah studi oleh peneliti Harvard pada tahun 2019 menulis bahwa dari kecepatan tak biasa tersebut, sangat mungkin meteor tersebut berasal dari sistem asing di luar tata surya kita.
“Kecepatan LSR yang tinggi menyiratkan kemungkinan asal (meteor ini) dari bagian dalam sistem planet atau bintang di piringan tebal galaksi Bima Sakti,” tulis Amir Siraj dan Abraham Loeb pada jurnal pracetak tersebut.
Studi mereka tidak lanjut ke peer-reviewed karena kekurangan data konfirmasi, yang saat itu dipegang oleh US Space Command (USSC). USSC memegang kendali dan data atas sensor meteor di banyak tempat di seluruh dunia.
Cahaya hijau diduga meteor melesat di langit malam Jogja. Foto: Instagram/Aryo Kamandanu
US Space Command akhirnya membuka data rahasia tersebut ke publik beberapa hari yang lalu, setidaknya khusus meteor di atas.
ADVERTISEMENT
Pada memo tertanggal 1 April yang diunggah di akun Twitter resmi US Space Command @US_SPaceCom pada 6 April, Letnan Jenderal John E. Shaw, wakil komandan USSC, mengkonfirmasi bahwa kalkulasi lintasan objek benar mengindikasikan meteor yang meledak di Papua Nugini awal tahun 2014 tersebut memang merupakan objek luar tata surya.
“Saya dengan senang hati menandatangani memo dengan Kepala Ilmuwan @ussfspoc, Dr. Mozer, untuk mengkonfirmasi bahwa objek interstellar yang terdeteksi sebelumnya memang merupakan objek interstellar, konfirmasi yang membantu komunitas astronomi yang lebih luas.”
Hal ini mengkonfirmasi bahwasanya meteor tersebut adalah objek interstellar atau objek luar tata surya pertama yang terdeteksi oleh manusia. Peringkat kedua ada asteroid interstellar Oumuamua yang ditemukan pada tahun 2017.
ADVERTISEMENT
Sensor yang mendeteksi meteor biasanya digunakan oleh Kementerian Pertahanan AS, yang mana datanya sulit diakses oleh publik termasuk peneliti. Amir Siraj dan Abraham Loeb kesulitan memastikan margin error dari kecepatan meteor 2014 ini.
Batu alien dari sistem bintang asing atau dari galaksi krusial untuk mengetahui dunia di luar tata surya. Oleh karena itu, penemuan objek asing ini sangat diperlukan, misal untuk meneliti komposisinya. Siraj menuturkan kepada Vice “Mengingat betapa jarangnya meteor antarbintang, meteor ekstra-galaksi akan menjadi lebih langka lagi.”
“Tapi faktanya, ke depan kita tidak akan menemukan apa-apa kecuali kita mencarinya. Kita mungkin juga sebagai ilmuwan membangun jaringan seluas jaringan sensor pemerintah AS, dan menggunakannya untuk tujuan ilmu pengetahuan dan sepenuhnya menggunakan atmosfer.”
ADVERTISEMENT