Direktur IMF: Teknologi Bakal Lahirkan Lapangan Kerja Baru

2 Maret 2018 14:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Christine Lagarde di RSPP (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Christine Lagarde di RSPP (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dalam rangkaian kunjungannya ke Indonesia, Managing Director alias Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde, singgah ke kota Yogyakarta. Ia menjadi pembicara di acara bertajuk Youth Town Hall 'The Future of Work' bersama CEO Bukalapak, Achmad Zaky, di Universitas Gadjah Mada, pada Kamis (1/3).
ADVERTISEMENT
Lagarde berbicara mengenai tantangan dunia kerja di tengah kemajuan teknologi, seperti hadirnya kecerdasaan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Teknologi satu ini memang tengah menjadi pembicaraan hangat, terutama oleh para tokoh teknologi yang memiliki pandangan berbeda mengenai masa depan kecerdasan buatan.
Menurut mantan Menteri Keuangan Prancis ini, kehadiran teknologi seperti AI akan dapat mengubah dunia. Pekerjaan-pekerjaan yang dulu tidak ada, dengan hadirnya teknologi AI bisa membuat pekerjaan baru.
Mungkin, banyak yang menganggap kalau teknologi yang semakin maju akan mempersempit lapangan pekerjaan karena kehadiran robot-robot yang bisa menggantikan manusia. Tapi, Lagarde melihat ada sisi positifnya dari hadirnya AI.
"Sebenarnya apa yang kamu sebut seperti AI, robotik, atau lainnya itu adalah buah dari kemajuan teknologi. Kita tidak bisa menghentikan itu, karena saat ini dunia berubah lebih cepat dari yang dibayangkan. Banyak pekerjaan yang dulu tidak ada kini menjadi ada. Kita harus lebih banyak belajar dan beradaptasi pada apa yang ada dan apa yang yang harus dilakukan," kata Lagarde, dalam diskusi tersebut.
Achmad Zaky dan Christine Lagarde di Yogyakarta. (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Achmad Zaky dan Christine Lagarde di Yogyakarta. (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
Lagarde menambahkan menurut sebuah jajak pendapat lembaga riset Gallup baru-baru ini, lebih dari seperempat (26 persen) pekerja di Amerika Serikat mengatakan pekerjaan mereka akan dieliminasi karena hadirnya teknologi dalam kurun waktu 20 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Tapi sebagai dampaknya, dua per tiga dari anak muda saat ini akan memiliki pekerjaan yang tidak ada sebelumnya.
Bagi lagarde, kini anak-anak muda harus bisa beradaptasi dengan perkembangan dunia yang cepat. Terlebih soal mendapatkan pekerjaan yang kini telah berubah, banyak profesi baru seiring semakin majunya teknologi.
"Isu lapangan kerja kaum muda lebih penting di kawasan Asia, dengan populasi anak muda yang sangat besar. Indonesia adalah negara muda (usia rata-rata 28 tahun), dan tingkat pengangguran kaum muda sangat tinggi (19 persen)," ucap wanita berusia 62 tahun itu.
Jokowi dan Lagarde berjabat tangan (Foto: Twitter @Lagarde)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Lagarde berjabat tangan (Foto: Twitter @Lagarde)
Di depan mahasiswa, Lagarde juga menyampaikan bahwa institusi pendidikan juga harus memperhatikan kurikulum teknologi untuk menumbuhkan para akademisi muda yang mahir dan bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.
ADVERTISEMENT
"Kita harus memasukan hal-hal itu dalam kurikulum. Ini adalah kemampuan mempelajari bahasa komputer dan bukan lagi soal mempelajari bahasa-bahasa asing yang kini tidak lagi menjadi hal utama. Saya pikir kurikulum saat ini kurang mendukung banyak hal yang harus diubah dan saya pikir itulah hal penting untuk diperhatikan," kata Lagarde.
Dalam diskusi, salah saru mahasiswa UGM menanyakan kepada Lagarde soal pengaplikasian teknologi AI dalam bidang kesehatan yang kini ada banyak sekali kemajuan teknologi seperti AI dan robot yang telah masuk ke ranah tersebut.
"Saya bukan pakar kesehatan yang mahir untuk mengomentari hal itu. Tapi saya bisa membayangkan jika penggunaan Big Data dengan teknologi AI bisa membantu para dokter untuk menyembuhkan penyakit melalui database diagnosis yang bisa digunakan. Jadi saya pikir AI dan Big Data bisa menjadi alat untuk membantu umat manusia," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Kunjungan Lagarde ke Indonesia sendiri dilakukan untuk meninjau persiapan pertemuan tahunan (Annual Meeting) IMF-World Bank Group yang akan berlangsung Oktober 2018 di Bali. Ia telah menemui Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani beberapa waktu lalu.