Elon Musk Akan Pulihkan Akun Twitter yang Diblokir, Termasuk Penyebar Kebencian

27 November 2022 14:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi foto Elon Musk dengan logo Twitter. Foto: Dado Ruvic/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi foto Elon Musk dengan logo Twitter. Foto: Dado Ruvic/Reuters
ADVERTISEMENT
Elon Musk memutuskan akan mengaktfikan kembali akun Twitter yang diblokir mulai pekan depan. Keputusan itu diambil berdasarkan hasil polling atau jajak pendapat yang dibuat Musk.
ADVERTISEMENT
Musk, lewat akun Twitter-nya, bertanya mengenai “amnesti” kepada akun Twitter yang telah ditangguhkan karena melanggar aturan dan kebijakan media sosial berlogo biru tersebut, seperti menyebar kebencian atau misinformasi.
Jajak pendapat itu meledak, dengan lebih dari 3,1 juta akun ikut berpartisipasi. Hasil polling-nya, 72,4 persen responden memberikan suara “ya”.
Sebelumnya usai mengambil alih Twitter, Musk mengatakan bahwa Twitter akan mendirikan dewan moderasi konten yang bertugas menentukan konten apa yang diperbolehkan di platform-nya.
Namun ide tersebut ditinggalkan. Orang terkaya di dunia itu sepertinya lebih memilih menggunakan jajak pendapat untuk moderasi.

Daftar akun Twitter yang kembali usai diblokir

Belum jelas akun mana saja yang bakal diizinkan kembali bermain Twitter. Namun CEO Tesla itu merinci akun yang melanggar hukum atau terlibat dalam spam yang mengerikan tidak akan diberikan “amnesti”.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, ada beberapa akun yang diblokir Twitter karena telah menyebarkan kebencian maupun misinfromasi di media sosial. Namun di bawah kepemimpinan Musk, mereka malah hadir kembali.
Berikut beberapa di antaranya:

Donald Trump

Presiden AS Donald Trump berbicara dalam rapat umum untuk memperebutkan sertifikasi hasil pemilihan presiden AS 2020 oleh Kongres AS, di Washington, AS, Rabu (6/1/2021). Foto: JIM BOURG/REUTERS
Akun Twitter Donald Trump telah diblokir sejak 8 Januari 2021. Penangguhan ini buntut dari peristiwa massa pro-Trump menyerbu gedung Capitol dalam upaya untuk membatalkan hasil pemilu 2020 pada 6 Januari 2021.
Keputusan ini diambil Twitter setelah mengulas kicauan terakhir Trump di akun resminya bernama @realDonaldTrump. Perusahaan menjelaskan, tweet tersebut berisiko sebagai hasutan yang berujung pada kekerasan.
"Setelah meninjau secara cermat tweet terbaru dari akun @realDonaldTrump dan konteks di sekitarnya, kami telah secara permanen menangguhkan akun tersebut karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut," jelasnya lewat akun Twitter Safety.
ADVERTISEMENT
Meski sudah diaktifkan kembali, Trump belum memposting apa pun dan mungkin tidak melakukannya. Ia memilih untuk berkomunikasi lewat media sosial miliknya, Truth Social.

Kathy Griffin

Akun Twitter Kathy Griffin ditangguhkan awal November 2022 ini karena mengubah gambar profil dan username-nya menjadi Musk, dan memposting sejumlah tweet seolah-olah ia Musk. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes kepemilikan Musk dan kebijakan Twitter Blue.
Musk lantas dengan cepat melarang akun yang menyamar sebagai orang lain (parodi). Saat ini akun Griffin sudah kembali aktif, namun seperti Trump, ia tidak ingin kembali menggunakannya.

Jordan Peterson

Jordan Peterson merupakan seorang akademisi dan penulis yang telah diblokir dari Twitter, usai menolak menggunakan nama baru aktor transgender Elliot Page (sebelumnya bernama Ellen Page). Peterson diberi sanksi di bawah aturan kebijakan ujaran kebencian di Twitter.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak seperti Griffin dan Trump, Peterson justru memanfaatkan kembali aktifnya akun Twitter miliknya. Ia juga telah memposting secara produktif sejak ia mendapatkan kembali akunnya dan mengucapkan terima kasih kepada Musk.

The Babylon Bee

Babylon Bee sebenarnya tidak dilarang atau diblokir secara permanen dari Twitter. Akun Twitter berita satir konservatif itu hanya ditangguhkan sementara pada Maret 2022 lalu.
Akun The Babylon Bee bisa kembali, asal mereka menghapus tweet yang melanggar kebijakan konten. Namun mereka telah menolak menghapus twit tersebut, sehingga akun tersebut harus ditangguhkan.
Postingan yang dipermasalahkan adalah tweet yang salah mengidentifikasi gender asisten Menteri Kesehatan Amerika Serikat, Rachel Levine, dengan maksud sengaja menyesatkan. Musk sendiri tidak meminta The Babylon Bee menghapus twit tersebut, namun akunnya tetap kembali dipulihkan.
ADVERTISEMENT