Elon Musk Ancam Batal Beli Twitter Rp 635 Triliun, Ini Penyebabnya

7 Juni 2022 10:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk. Foto: Aaron P. Bernstein/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk. Foto: Aaron P. Bernstein/Reuters
ADVERTISEMENT
Elon Musk mengancam batal membeli Twitter senilai 44 miliar dolar AS (sekitar Rp 635 triliun). Ultimatum itu bisa saja direalisasikan Musk, jika Twitter gagal memberikan data tentang jumlah spam dan akun yang beredar di media sosial.
ADVERTISEMENT
Peringatan diberikan langsung oleh Musk kepada Twitter, tepatnya ke Vijaya Gadde selaku kepala hukum, kebijakan, dan kepercayaan perusahaan, lewat sebuah surat. Ia menuduh Twitter secara aktif menolak dan menggagalkan haknya atas informasi sebagaimana sudah digariskan oleh kesepakatan rencana pembelian perusahaan.
“Ini jelas merupakan pelanggaran material terhadap kewajiban Twitter berdasarkan perjanjian merger dan tuan Musk memiliki semua hak, termasuk haknya untuk tidak menyelesaikan transaksi dan haknya untuk mengakhiri perjanjian merger,” tulis seorang pengacara yang mewakili pihak Musk, sebagaimana dikutip CNN.
Ancaman orang terkaya di dunia untuk membatalkan kesepakatan pembelian Twitter ini datang bertepatan dengan jatuhnya nilai saham sejumlah perusahaan teknologi, termasuk Tesla yang dipimpin Musk, di tengah kekhawatiran atas perlambatan ekonomi dan suku bunga yang lebih tinggi dalam menghadapi inflasi yang mengamuk.
ADVERTISEMENT
Saham Twitter berakhir turun 1,5 persen di 39,57 dolar AS per Senin (6/6) waktu setempat. Nilai ini turun signifikan dari harga kesepakatan akuisisi Twitter oleh Musk senilai 52,20 dolar AS.
Ilustrasi Twitter. Foto: Glenn Chapman/AFP
Twitter sendiri dilaporkan sudah merespons surat Musk. Mereka berencana untuk menegakkan penyelesaian kesepakatan dengan persyaratan yang disepakati.

Musk disebut sengaja tunda beli Twitter demi nego harga lebih murah

Ini bukan pertama kalinya Musk secara terbuka menyarankan akuisisi Twitter mungkin tidak akan terjadi. Pada Mei 2022 lalu, pria berusia 50 tahun itu mengatakan kesepakatan pembelian sementara ditangguhkan sampai dia bisa mendapatkan rincian lebih lanjut mengenai detail perkiraan jumlah spam dan akun palsu yang beredar di media sosial berlogo burung biru tersebut.
ADVERTISEMENT
Sementara analisis senior CFRA, Angelo Zino, mengatakan Musk yang merupakan pemegang saham individu terbesar Twitter kemungkinan bisa mendapatkan rincian lebih lanjut tentang aktivitas bot di platform tanpa perlu secara terbuka mengangkat masalah ke publik hingga menciptakan hambatan potensial untuk kesepakatan.
“Begitu dia mengambil posisi sembilan persen di perusahaan, dia dapat dengan mudah mengangkat telepon, berbicara dengan siapa pun di manajemen dan mendapatkan kejelasan lebih lanjut tentang itu,” kata Zino kepada CBS MoneyWatch.
Dengan menunda kesepakatan secara publik, tambah Zino, kemungkinan karena orang terkaya di Bumi itu ingin mendapatkan harga akuisisi yang lebih menguntungkan.