Elon Musk: Jika Tesla Mata-matai China, Kami Akan Tutup

22 Maret 2021 7:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pabrik Tesla. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pabrik Tesla. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Perusahaan mobil listrik milik Elon Musk, Tesla, kini sedang mendapat tekanan dari militer China karena dituduh sebagai alat mata-mata. Militer China melarang mobil Tesla memasuki markasnya, dengan alasan kekhawatiran keamanan atas kamera yang dipasang pada kendaraan.
ADVERTISEMENT
Atas tuduhan tersebut, Elon Musk menjadi berang dan melakukan pembelaan dengan membantah tuduhan tersebut. Ia sesumbar, jika mobil Tesla terbukti dijadikan alat untuk memata-matai, maka perusahaan akan ditutup.
"Ada dorongan yang sangat kuat bagi kami untuk sangat merahasiakan informasi apa pun. Jika Tesla menggunakan mobil untuk memata-matai di China atau di mana pun, (perusahaan) kami akan tutup," kata Musk.
CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk. Foto: Aaron P. Bernstein/Reuters
Musk juga menjelaskan, jika sebuah bisnis melakukan kegiatan mata-mata terhadap pemerintah asing, efek negatif akan sangat buruk. Pria terkaya nomor dua di dunia ini pun mendesak ada rasa saling percaya yang lebih besar antara China dan Amerika Serikat untuk menjalin kerja sama bisnis yang sehat.
Tesla mendapatkan persetujuan untuk membangun pabriknya di Shanghai pada tahun 2018. Hal itu menjadi produsen mobil asing pertama yang mengoperasikan pabrik yang sepenuhnya dimiliki di China.
ADVERTISEMENT
China adalah pasar mobil terbesar di dunia dan pemerintahnya gencar mempromosikan adopsi kendaraan listrik. Negeri Tirai Bambu itu pun menjadi pasar terbesar Tesla setelah AS, menyumbang sekitar seperempat dari penjualan global perusahaan pada tahun 2020 dan menghasilkan untung 721 juta dolar AS.
Elon Musk bos Tesla. Foto: dok. Businessinsider
Pemerintah Indonesia pun tertarik untuk mengundang Tesla membangun pabriknya di dalam negeri. Bahkan lobi-lobi telah dilakukan langsung Presiden Jokowi, hingga Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Sayangnya, Tesla memutuskan memilih India sebagai lokasi pengembangan mobil listrik. Kemenko Kemaritiman dan Investasi mengakui, Tesla lebih tertarik berinvestasi Energy Storage System (ESS), ketimbang kendaraan listrik atau baterai listrik.