Facebook: Lebih Mudah Sensor Foto Puting Payudara daripada Kabar Hoaks

29 April 2018 19:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Facebook (Foto: AFP PHOTO /  Martin Bernetti)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Facebook (Foto: AFP PHOTO / Martin Bernetti)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berita hoaks atau palsu dan ujaran kebencian telah lama jadi musuh Mark Zuckerberg. Tak heran ia berusaha keras agar platform media sosial Facebook bebas dari konten negatif itu.
ADVERTISEMENT
Berbagai cara ia lakukan, termasuk memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mendeteksi kabar palsu yang berbahaya tidak berkeliaran di Facebook.
Walau terkesan canggih, namun teknologi AI Facebook diakui Zuckerberg belum begitu tangguh. Dalam sebuah rapat pengumuman pendapatan kuartal pertama 2018, ia berkata kepada para dewan direksi Facebook lain bahwa teknologi AI-nya masih kesulitan menyensor secara otomatis berita palsu atau ujaran kebencian.
Lalu apa yang hebat dari AI Facebook? Mendeteksi puting payudara.
"Lebih mudah untuk membangun sistem AI untuk mendeteksi puting daripada apa yang dimaksud dengan perkataan yang mendorong kebencian," kata Zuckerberg seperti dikutip South China Morning.
Facebook semakin bergantung pada teknologi AI untuk mengawasi layanannya dan mengidentifikasi konten yang melanggar kebijakan dan pedoman komunitasnya. Tetapi kemampuan AI memiliki tingkat kesuksesan yang bervariasi.
ADVERTISEMENT
Postingan terkait terorisme dan ketelanjangan, seperti foto puting payudara, dapat terdeteksi dengan oleh sistem AI Facebook.
CEO dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg. (Foto: Aaron P. Bernstein/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
CEO dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg. (Foto: Aaron P. Bernstein/Reuters)
Zuckerberg mengatakan dengan menggunakan AI, Facebook mampu mengidentifikasi dan menghapus sekitar 99 persen konten yang terkait dengan terorisme tanpa pengguna harus memberi tahu perusahaan terlebih dahulu.
Sebaliknya, butuh waktu bertahun-tahun bagi AI untuk secara akurat mengenali perkataan yang mendorong kebencian atau berita palsu. Perbedaan selisih waktu penanganan itu membuat Zuckerberg dan tim pengembang sedikit frustrasi.
Komentar Zuckerberg selama pemeriksaan skandal Cambridge Analytica di hadapan anggota kongres AS awal bulan ini juga menyatakan butuh waktu lima hingga 10 tahun bagi teknologi AI untuk cukup matang sehingga dapat membedakan dengan jelas ujaran kebencian.
Produksi Hoaks di Media Sosial (Foto: Lidwina Win Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Produksi Hoaks di Media Sosial (Foto: Lidwina Win Hadi/kumparan)
Terkait sensor foto puting payudara, Facebook punya sejarah tersendiri. Beberapa waktu lalu Facebook pernah terlibat kontroversi dengan melarang pengguna posting foto ibu menyusui bayi.
ADVERTISEMENT
Setelah banyak yang protes karena gambar ibu menyusui bayi dinilai bukan pornografi, perusahaan kemudian merombak kebijakan layanannya dengan memperbolehkan foto tersebut diunggah dengan catatan puting tidak boleh terlihat.